Muslim Youth Movement
(MYM) 2015. Event remaja kolosal yang diadakan oleh Lembaga Dakwah Sekolah
Hizbut Tahrir Indonesia ini, alhamdulillah
terlaksana dengan sukses Februari lalu. Live report dan video streaming secara
serempak membanjiri sosmed demi menayangkan event megah yang dihadiri total
peserta puluhan ribu remaja di 43 titik kota dan kabupaten di seluruh
lndonesia.
Beberapa daerah bahkan
diliput oleh media cetak dan dapat slot relay di saluran TV lokal. Event ini
patut menjadi bagian dalam sejarah, karena jarang bahkan belum pernah ada event
yang khusus menghadirkan remaja Muslim dalam jumlah masif dan bukan dalam rangka
hura-hura atau kemaksiatan, melainkan membahas secara gamblang permasalahan
remaja dan bagaimana mereka bisa menjadi bagian dari solusinya.
Merinding ngeliat para remaja en remaji Nusantara saat
ikut MYM 2015. Semangatnya menggebu-gebu kaya gunung berapi mau meletus. Sayang
banget kalo semangat perubahan ini cuman mentok dalam arena MYM 2015
se-Indonesia. Idealnya, gelora perubahan remaja tetap terjaga meski sudah
berada di luar arena. Karena MYM 2015 bukan mengejar euforia remaja, tapi semangat perubahan yang terus menyala
hingga dunia memisakan kita. Ciee.
Dongkrak
Semangat Ngajimu!
Seumur hidup, kita
nggak bisa lepas dari proses belajar. Keterbatasan sebagai manusia menuntut
kita untuk terus-menerus ngaji agar bisa bedain mana yang bener dan mana yang
salah untuk kebaikan diri kita. Nggak heran kalo Khalifah Umar ra. pernah
bilang, ”Tuntutlah ilmu agama sebelum kalian semua menjadi pemimpin.
Sesungguhnya para sahabat Nabi SAW belajar sedangkan mereka usia lanjut."
(Shahih Bukhari,jilid I, h.16)
Biar semangat ngaji
tak pernah mati, sering-seringlah berbagi. Air yang menggenang bisa jadi sarang
penyakit, tapi air yang mengalir akan ngasih banyak manfaat. Begitu juga dengan
ilmu. Kalo cuman untuk konsumsi pribadi, sayang banget. Karena kita bakal kehilangan
kesempatan untuk nambah ilmu dan pahala. Rasul SAW ngingetin, ”Barangsiapa yang
mencari suatu ilmu, kemudian ia menyembunyikannya, maka Allah mengikatnya
dengan suatu kendali dari api neraka.” (HR. Abu Dawud).
Kalo ilmu kita
disampaikan, pastinya kita siap mempertanggungjawabkannya. Kalo ada umpan balik
dari orang lain berupa kritikan, saran, atau usul kita berani ngasih respon
sesuai kemampuan. Kalo belum mampu, masukan itu ibarat mesiu yang bisa memicu
semangat ngaji kita agar tetep nyala. Semakin banyak ilmu yang kita sampaikan,
semakin banyak pula tambahan ilmu dan pahala yang kita raih. Rasul SAW besabda,
“Allah akan menyinari (wajah) orang yang mendengarkan sesuatu (yakni ilmu)
dariku kemudian ia menyampaikannya…” (HR.Tirmidzi).
Sahabat, kalo
semangatnya masih memble, jadikan ilmu
bagian dari diri kita. Rasul SAW bersabda, “Jadilah kamu orang yang alim atau
orang yang menuntut ilmu, atau sebagai orang yang mendengarkan (ilmu), atau
orang yang cinta (terhadap ilmu), akan tetapi janganlah kalian menjadi
orang-orang kelima (orang yang bodoh) nanti kalian akan binasa."
(Al-Fathul Kabir, Jilid I, h.204)
Investasi
Dunia Akhirat Lho!
Keliatannya emang
menjemukan, tapi sebenernya kegiatan ngaji penting banget buat hidup kita.
Karena setiap hari hidup kita mengalami perubahan. Mulai dari sarana dan
prasarana yang menunjang kebutuhan hidup kita hingga kondisi lingkungan dan
budaya. Kebayang kalo kita males ngaji, hidup kita bakal nubruk sana-sini. Rugi
banget tuh!
Makanya Allah ngasih
penghargaan lebih bagi orang-orang yang doyan ngaji dan getol menuntut ilmu.
Seperti ditegaskan Allah SWT dalam firman-Nya: ”Niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (TQS.
Al-Mujadalah [58]: 11)
Selain untuk kehidupan
dunia, kita juga mesti mengenal Islam lebih dalam sebagai persiapan bekal untuk
kehidupan akhirat nanti. Rasul SAW bersabda, “Perumpamaan petunjuk dan ilmu
yang aku diutus Allah untuk membawanya laksana air hujan yang sangat lebat menyirami
bumi. Di antara tanah (bumi) itu terdapat tanah yang layak menerima air,
kemudian menumbuhkan pepohonan, dan rerumputan yang banyak. Ada pula tanah yang
keras, sehingga dapat menampung air. Tanah semacam ini memberi manfaat kepada
manusia. Mereka dapat minum, mandi, atau mengairi serta menggembala di atasnya.
Hujan itu meyirami pula bagian bumi lain yang berupa tanah berpasir yang tak
dapat menampung air dan menumbukan rerumputan. Itulah perumpamaan orang belajar
dienullah. (HR. Bukhari)
Sahabat, kayanya nggak
ada alasan dong buat kita untuk berhenti mengaji. Meski event MYM 2015 sudah
berakhir, jangan sampe semangat ngaji kita juga buyar. Kejar deh perwakilan
Lembaga Dakwah Sekolah terdekat. Ikutin kegiatannya yang inspiratif. Dekati para
pembinanya yang shalih. Jalin persahabatan dengan siapa saja yang sama-sama
ngaji. Biar bisa saling mengingatkan dan menguatkan dan sama-sama masuk surga.
So, tunggu apalagi? #YukNgaji!
Bacaan: Tabloid Media
Umat edisi 146, Maret 2015
---