Laporan
dari London
Kompas
Museum-museum di
London terkenal mempunyai koleksi terlengkap terhadap peradaban-peradaban di
dunia, termasuk, kejayaan peradaban Islam. Museum-museum yang menyimpan
peninggalan peradaban Islam di Inggris antara lain British Museum dan Science
Museum di kota London. Selain di London, juga terdapat Museum lain yang juga
menyimpan berbagai peninggalan bersejarah Islam di kota Oxford, yaitu Museum of
the History of Science. Terdapat ratusan mungkin ribuan peninggalan bersejarah
dari peradaban Islam di berbagai museum-museum tersebut. Berikut lanjutan
laporannya Rahma Sari M dan Ardi Muluk kontributor Media Umat dari Inggris.
Sebagaimana astrolabe,
Kompas sebenarnya tercatat sudah ada sejak abad 206 SM dari dinasti Han di
dataran Cina, hanya saja ketika itu kompas dipakai sebagai alat meramal. Ketika
itu kompas dibuat dari batuan yang mengandung magnet alami (iodestone) yang diikat
dengan benang.
Pada abad 11M Cina
mulai menggunakan kompas untuk alat navigasi kapal, dengan menggunakan
lempengan besi yang sudah digosok dengan batu magnet (iodestone) dan diletakkan
di bejanaair.
Kompas kering (mirip
dengan kompas yang kita kenal sekarang, tetapi jauh lebih besar dan sederhana)
mulai dikenal sejak tahun 1300 M. Akan tetapi ada perdebatan di kalangan para
ahli sejarah dari mana asal muasal kompas kering tersebut. Ada yang mengatakan
pencipta kompas kering awalnya berasal dari Eropa abad pertengahan, dan ada
yang mengatakan dari Daulah Islam karena catatan mengenai pembuatan kompas
kering ini di dunia Islam sudah ada sejak tahun 1300 M.
Tetapi konsensus para
ahli sejarah sekarang ini mengklaim kompas kering diperkenalkan pertama kali di
zaman pertengahan Eropa sekitar tahun 1300-an, dengan alasan Eropalah yang
pertama kali mengenal kompas (yang tentu saja diperkenalkan oleh Cina) dibandingkan
Daulah Islam yang baru belakangan mengenal kompas.
Catatan tertulis resmi
yang membahas awal penggunaan kompas air sebagai alat navigasi di Eropa adalah
tahun 1190 M, sedangkan catatan tertulis resmi paling awal yang diakui para
ahli sejarah tentang penggunaan kompas dari dunia Islam adalah pada tahun 1232
M.
Akan tetapi tidak
terbantahkan yang menyempurnakan kompas sehingga menjadi kompas yang kita kenal
diabad modern ini adalah ilmuwan dan navigator di era Khilafah Islamiyah. Oleh
ilmuwan Islam, kompas disempurnakan dengan arah mata angin. Di dunia navigasi
dikenal dengan julukan 'compass rose' yang mempergunakan 32 arah mata angin.
Referensi paling awal
untuk kompas di dunia Islam yang diketemukan tercantum pada sebuah buku dari
Persia yang terbit pada tahun 1232 M. Kompasnya adalah kompas sederhana yang
jarum kompasnya berbentuk sendok yang mirip ikan. Bentuk ini berasal dari desain
khas Cina di awal abad pertengahan.
Referensi dunia Islam
yang selanjutnya tentang kompas ini -dalam bentuk jarum magnet yang diletakkan
dalam mangkuk air- berasal dari Sultan Yaman dan astronom Al-Ashraf di tahun
1282 M. Dia juga dikenal menjadi orang pertama pertama yang menggunakan kompas
dalam ilmu astronomi.
Al-Ashraf menjelaskan
dalam bukunya ia menyaksikan secara langsung penggunaan kompas dalam perjalanan
kapal empat puluh tahun sebelumnya dan kemudian mulai meneliti kemungkinan
bentuk dan penggunaan lain dari kompas tersebut. Beberapa ahli sejarah cenderung
mengambil pendapat bahwa dunia Arab (Daulah Islam) lah yang terlebih dahulu
memunculkan kompas ini.
Pada tahun 1300 M,
risalah Arab lain yang ditulis oleh astronom Mesir dan muazin Ibn Sim'un
menjelaskan tentang kompas kering yang digunakan sebagai 'kiblat (Kabba)
indikator' untuk menemukan arah kiblat. Pada abad ke-14, astronom Suriah dan
pencatat waktu ibn al-Shatir (1304-1375) menemukan sebuah perangkat ketepatan
waktu yang menggabungkan jam matahari yang universal dan kompas magnetik.
Tujuannya menciptakan alat tersebut adalah untuk mempermudah para musafir
shalat di perjalanan. Kompas ini unik karena bisa menunjukkan arah Ka'bah
sekaligus waktu shalatnya. Navigator Arab jugalah yang di sekitar tahun yang
sama mulai menciptakan, mempergunakan dan memperkenalkan 32-titik kompas
(compass rose) ke seluruh penjuru dunia. [] rahmah sari - m ardi muluk
kontributor media umat dari inggris
Sumber: Tabloid Media
Umat edisi 138, Nopember 2014
---