Anda pengusaha?
Bersyukurlah Allah memberikan kedudukan yang luar biasa pada diri Anda, tapi
tidak sedikit juga umat Muslim yang memiliki usaha [baca: jadi pengusaha] takut
menjadi pengusaha karena proses hisab
yang luar biasa di Yaumil Akhir nanti.
Nah Anda termasuk yang mana? Anda adalah Muslim yang kebetulan memiliki profesi
sebagai seorang pengusaha? Atau seorang pengusaha yang kebetulan jadi Muslim?
Jawaban atas pertanyaan ini menentukan apakah Anda menjadikan Islam sebagai
sesuatu yang biasa atau jadi poros utama hidup Anda.
Dalam rentang lebih
dari 13 abad Islam menaungi 2/3 dunia lama. Peradaban Islam telah banyak
melahirkan pribadi-pribadi pejuang Islam. Salah satunya adalah sahabat Rasul
SAW, yaitu Abdurrahman bin Auf. Dari dulu hingga sekarang, Ia dikenal sebagai
ikon pengusaha Muslim yang sangat sukses. Ia adalah sebaik-baiknya pengusaha
Muslim. Ia telah mengguncang dunia melalui keteladanannya sebagai Muslim
sejati, termasuk dalam berbisnis yang dilakukannya pada abad 1 Hijriah.
Abdurrahman bin Auf
hanya berbisnis dengan barang yang halal dan menjauhkan diri dari barang yang
haram bahkan yang syubhat sekalipun.
Keseluruhan hartanya adalah harta yang halal, sehingga sahabat lainnya, Utsman
bin Affan ra. yang juga pengusaha sukses dan sudah sangat kaya pun bersedia
menerima wasiat Abdurahman ketika membagikan 400 dinar bagi setiap veteran
perang Badar. Ustman bin Affan berkata, ”Harta Abdurahman bin Auf halal lagi
bersih, dan memakan harta itu membawa selamat dan berkah.”
Keuntungan bisnis yang
didapat dinikmati dengan menunaikan hak keluarga dan hak Allah. Ia
berkontribusi untuk berjuang di jalan Allah, baik secara perjuangan fisik
maupun materi. Ketika Rasullullah SAW membutuhkan dana untuk perang Tabuk yang
mahal dan sulit, Abdurrahman bin Auf menjadi penyandang dana pertama dengan
menyumbang dua ratus uqiyah emas (1 uqiyah setara dengan 50 dinar). Sampai-sampai
Umar bin Khattab berbisik kepada Rasulullah SAW, ”Sepertinya Abdurrahman
berdosa kepada keluarganya karena tidak meninggali uang belanja sedikitpun
untuk keluarganya.” Mendengar ini, Rasulullah SAW bertanya pada Abdurrahman bin
Auf, ”Apakah kamu meninggalkan uang belanja untuk istrimu?" "Ya!”
Jawab Abdurrahman, ”Mereka saya tinggali lebih banyak dan lebih baik dari yang
saya sumbangkan.” ”Berapa?" Tanya Rasulullah. "Sebanyak rizki,
kebaikan, dan pahala yang dijanjikan Allah,” jawabnya. Subhanallah.
Suatu saat ketika
Rasullullah SAW berpidato menyemangati kaum Muslimin untuk berinfak di jalan
Allah, Abdurrahman bin Auf menyumbang separuh hartanya senilai 2.000 dinar.
Atas infak ini ia didoakan khusus oleh Rasulullah SAW: ”Semoga Allah
melimpahkan berkah-Nya kepadamu, terhadap harta yang kamu berikan. Dan Semoga
Allah memberkati juga harta yang kamu tinggalkan untuk keluarga kamu.”
Abdurrahman bin Auf
pernah menyumbangkan seluruh barang yang dibawa oleh kafilah perdagangannya
kepada penduduk Madinah, padahal seluruh kafilah ini membawa barang dagangan
yang diangkut oleh 700 unta yang memenuhi jalan-jalan kota Madinah. Selain itu
juga tercatat ia telah menyumbangkan antara lain 40.000 dirham, 40.000 dinar,
200 uqiyah emas, 500 kuda, dan 1500 unta.
Banyak dan sering
sekali, ia infaqkan hartanya. Sampai-sampai ada penduduk Madinah yang berkata,
”Seluruh penduduk Madinah berserikat dengan Abdurrahman bin Auf pada hartanya.
Sepertiga dipinjamkannya pada mereka, sepertiga untuk membayari utang-utang mereka,
dan sepertiga sisanya dibagi-bagikan kepada mereka.”
Mari kisah sahabat
tersebut kita refleksikan pada diri kita. Apa yang sedang Anda perjuangkan dari
bisnis Anda? Apa sesungguhnya yang Anda bela dari bisnis Anda?
Ketika Islam dihujat,
dimanakah posisi Anda? Ketika Ayat Allah dinistakan apa yang Anda lakukan untuk
membelaNya? Ketika syariah dan khilafah sebagai pemersatu umat dijauhkan dari
umat Muslim, apa yang bisa Anda perjuangkan?
Bacaan: Tabloid Media
Umat edisi 190
---