Oleh: Rismayanti
Sobat, kita
tebak-tebakan sebentar yuuk.… Apa yang keluar dari sela-sela rambut kita? Apa
yang keluar dari kedua bola mata kita, yang keluar dari kedua telinga kita,
yang keluar dari kedua hidung kita, yang keluar dari mulut kita, yang keluar
dari sela-sela pori-pori kulit kita, yang keluar dari pusar kita, dan maaf, apa
yang keluar dari qubul dan dubur kita? Hmmm,
kalo kita amati semuanya adalah hal yang kotor, jijik alias buruk, oleh
karenanya setiap hari kita selalu berusaha untuk membersihkannya.
Hmmm baru nyadar ya? So...tapi semua itu merupakan sunatullah
alias sudah ketetapan-Nya. Namun masih ada pada diri kita hal yang berpotensi
tidak mengeluarkan hal yang kotor, tapi bisa mengeluarkan kebaikan. Hmm apa ya? Jreeenggg
hal tersebut adalah perkataan dan perbuatan kita.
Sobat, so kita harus
hati-hati, coz bila perkataan dan
perbuatan kita juga mengeluarkan atau melakukan perkara yang buruk, lalu apalah
artinya kita? Sempurna...hanya keburukan yang keluar dari diri kita alias tak
ada kebaikan sedikitpun yang tersisa pada diri kita. Hati-hati jangan sampai
kita termasuk golongan yang oleh Allah SWT di dalam Al-Qur’an disebut tak
ubahnya seperti binatang ternak bahkan lebih sesat lagi. Nah lho...
Karena itu Sobat,
sebelum kita menghadap Allah SWT Sang Pemilik Jiwa, saatnya kita selalu menjaga
perkataan dan perbuatan. Terkait pentingnya menjaga lisan atau perkataan,
Rasulullah SAW telah bersabda ”Siapa saja yang beriman kepada Allah dan Hari
Akhir, maka berkatalah yang baik, atau diam saja..." (HR Bukhori dan
Muslim). Setiap diri kita punya mulut, dan sudah tak terhitung berapa kata,
kalimat, atau percakapan yang sudah kita ucapkan dengan mulut kita itu.
Coba mampukah Sobat
mengingat, berapa banyak kata-kata kasar yang sudah diucapkan? Berapa banyak
makian yang sudah dilontarkan? Berapa banyak hinaan yang sudah dilayangkan? Dan
berapa banyak kata-kata penyeru maksiat yang kerap disampaikan baik disadari atau
tidak? Karenanya, marilah menjaga lisan kita untuk hanya berkata yang baik-baik
saja.
Apa perkataan yang
baik itu?
Perkataan yang baik
tidak lain dan tidak bukan adalah dakwah. Allah SWT sudah ngasih kabar pada kita akan hal ini di dalam
firman-Nya yang berbunyi:
”Siapakah yang lebih
baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal
yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang
berserah diri?" (TQS. Fushilat: 33)
Jadi perkataan yang
terbaik itu sesungguhnya berisi nasihat dan seruan agar kita berbuat kebajikan
dan seruan agar kita menjauhi kemungkaran. Ketika ada orang yang menyampaikan amar ma'ruf dan nahi
munkar pada kita, maka hakikatnya mereka sedang berkasih sayang pada
kita, mereka peduli, dan mereka sedang menyampaikan kata-kata kebaikan pada
kita, meski kadang terdengar menyakitkan di telinga dan hati kita.
Adapun perbuatan, maka
Allah dan Rasul-Nya telah memberi peringatan pada kita bahwa kita harus terikat
dengan hukum syara'. Belum disebut
beriman kita hingga (menerima untuk) terikat pada syariat Islam, sebagaimana
firman-Nya:
"Maka demi
Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu
hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa
dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan
mereka menerima dengan sepenuhnya.” (TQS. An-Nisa: 65)
Jadi perbuatan yang
terikat dengan hukum syara' adalah
perbuatan yang akan mengantarkan kita pada jalan takwa dan dengannya kemuliaan
bisa kita raih.
Sobat, pada akhirnya
semua berpulang pada kita di dalam menentukan dua sisa terakhir yang ada pada
diri kita yakni perkataan dan perbuatan. Apakah dengan dua sisa itu kita akan
menjadi orang yang hina-dina dengan mengeluarkan berbagai keburukan darinya? Atau
justru kita menjadi insan-insan mulia dengan mengeluarkan berbagai kebaikan
darinya? Semoga kita senantiasa menjadi insan-insan yang selalu mengeluarkan
kebaikan dari perkataan dan perbuatan kita. (aamiin). Wallahu'alam. []
Bacaan: Tabloid Media
Umat edisi 138, Nopember 2014
---