Oleh: Fahmi Shadry,
Anggota DPP Lajnah Khusus Pengusaha HTI, Pebisnis di bidang Digital
Communication Technology
Abu Bakar As Shiddiq
adalah sahabat Nabi SAW yang merupakan orang ketiga yang menerima dakwah Nabi
Muhammad SAW. Ketika Rasulullah SAW menyampaikan dakwah kepada Abu Bakar, ia
menyimak dengan cermat apa yang diucapkan Nabi Muhammad SAW. Tak sedikitpun keraguan
ada di dalam dirinya. Ia yakin, perkataan itu benar karena Rasulullah SAW tidak
pernah berbohong. Tanpa banyak cakap, Abu Bakar langsung bersyahadat.
Rasulullah SAW terlihat gembira menyambut keIslaman Abu Bakar, sosok pengusaha
sukses yang sangat dihormati di Makkah.
Ia telah dikenal oleh
kaumnya sebagai orang mulia, berbudi luhur, dan selalu menolong orang lain.
Sehingga banyak orang yang selalu mendatanginya baik untuk minta tolong maupun
untuk keperluan bisnis. Dalam kesempatan baik seperti ini ia selalu mengajak teman
akrabnya untuk masuk Islam. Sungguh luar biasa setelah satu minggu Abu Bakar
masuk Islam, ada enam sahabat karibnya dari kalangan pengusaha yang juga masuk
Islam, dengan sebab dakwahnya. Mereka juga termasuk enam dari 10 orang yang
dijanjikan oleh Allah masuk Surga, yaitu 'Utsman bin Affan, Thalhah bin
'Ubaidillah, Zubair bin 'Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa'ad bin Abi Waqqash dan
Abu 'Ubaidah bin Jarrah.
Abu Bakar sangat
memperhatikan nasib orang lemah, kaum miskin dan para budak. Seperti
diceritakan oleh Ibnu Katsir, berkaitan dengan firman Allah SWT, "Dan
kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka, yaitu orang yang
mengeluarkan hartanya (di jalan Allah), untuk menyucikan jiwanya. Dan ia tidak
mengharapkan balasan untuk kebaikannya, selain menghendaki wajah Tuhannya yang
Mahatinggi. Dan pasti ia kelak mendapat Keridhaan” (TQS. al-Lail [92]: 17-21).
Telah disebut oleh beberapa mufassir bahwa ayat tersebut menjelaskan tentang
sikap Abu Bakar yang sangat spektakuler dalam memanivestasikan keimanan dan
ketakwaannya melalui harta yang dimilikinya. Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari
Urwah bahwa Abu Bakar ra. telah memerdekakan tujuh orang budak yang disiksa
oleh pemiliknya karena beriman kepada Allah SWT, termasuk di antaranya Bilal
bin Rabah. Al-Hakim meriwayatkan dari Amir bin Abdullah bin Al Zubar dari
bapaknya, bahwa Abu Quhafah, ayah Abu Bakar, berkata kepada Abu Bakar,
"Aku lihat engkau memerdekakan budak-budak yang lemah. Anakku, sekiranya
kau memerdekakan budak-budak yang kuat, pasti mereka akan membela dan
mempertahankanmu.” Mendengar ucapan ayahnya, Abu bakar berkata, ”Ayah, aku
hanya mengharapkan apa yang ada di sisi Allah.” Maka, turunlah ayat di atas
yang membenarkan sikap Abu Bakar.
Abu Bakar merupakan
sahabat Nabi yang turut menemani Rasulullah ketika berhijrah. Ia berkorban jiwa
dan raga untuk melindungi Rasulullah selama perjalanan hijrah. Selain itu ia
membawa hartanya sebanyak 6000 dirham perak (setara Rp420 juta) sebagai bekal
berhijrah.
Pada suatu waktu ia
pernah menginfakkan seluruh hartanya untuk dakwah Islam. Ketika Rasulullah SAW
bertanya, ”Wahai Abu Bakar apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu”, ia
menjawab singkat, ”Allah dan Rasulnya". Sikap ini yang membuat Umar bin Khattab
tercengang ketika itu dirinya hanya sanggup menginfakkan separuh hartanya.
Ia adalah khalifah
pertama setelah Rasulullah SAW wafat. Kecintaan Rasulullah SAW kepadanya
dilukiskan dalam sabdanya, ”Andai kuambil kekasih di antara manusia pasti
kujadikan Abu Bakar sebagai khalilku.”
Semoga kita bisa
meneladani Abu Bakar As Shiddiq ra., seorang pengusaha Muslim generasi awal
yang tunduk pada kebenaran Islam, bersedia berjuang jiwa raga dan hartanya demi
tegaknya Islam di muka bumi. Semoga Allah memudahkan segala urusan kita dan
memberikan keistiqamahan untuk terus berjuang menegakkan syariah dalam naungan
khilafah. Aamiin. []
Sumber: Tabloid Media
Umat edisi 186
---