Assalamu'alaikum
Wr. Wb.
Ibu Pengasuh Rubrik
Konsultasi Keluarga yang saya hormati. Dalam pergaulan sehari-hari tentu kita
akan selalu dapati silih bergantinya orang-orang yang hadir dalam kehidupan
kita. Hari ini mungkin kita sangat dekat dan bersaudara dengan seseorang dan di
hari berikutnya bisa jadi ada kondisi tertentu kita harus berpisah dengan
seseorang yang sudah sangat dekat dengan kita. Entah karena salah satu dari
kita harus pindah rumah misalnya, masing-masing punya aktivitas baru yang
menyibukan, dan sebagainya. Adakalanya, untuk sebagian orang sangat sulit
menerima perpisahan itu, bahkan mungkin akhirnya ada kecenderungan untuk
posesif. Bagaimana mengatasi teman atau sahabat yang posesif? Terima kasih atas
jawabannya.
Wassalaamu'alaikum
Wr. Wb.
DW-Bogor
Wa'alaikumsalam
Wr. Wb.
Ibu DW yang baik,
Dalam kehidupan
sehari-hari kita memerlukan teman atau sahabat. Teman dekat atau sahabat adalah
orang yang sangat berarti dalam kehidupan kita masing-masing. Sahabat akan
membantu kita menyelesaikan masalah, mengingatkan kalau berbuat salah atau
hanya sekedar tempat menumpahkan uneg-uneg,
dan saling bertukar pengalaman. Kita bisa bayangkan kalau tidak pernah punya
teman (sahabat), karena sekuat apapun seseorang akan membutuhkan orang lain.
Seorang sahabat memang seringkali menjadi orang yang kita percaya, dan menjadi
sandaran saat kita dirundung masalah. Akan tetapi, seorang sahabat yang baik
juga akan menghargai pendapat kita dalam mengambil keputusan jika memang baik
untuk diri kita sendiri. Tidak sebaliknya, mengungkung kita untuk selalu
mengikuti keinginannya, bahkan cenderung memiliki sifat posesif. Bentuk
persahabatan yang semacam ini tentu membuat kita tidak nyaman.
Ibu DW yang baik,
Sikap posesif biasanya
dipicu karena adanya perasaan tidak aman. Bisa jadi karena baginya, Anda adalah
sosok sahabat yang sempurna. Atau, dia pernah mengalami trauma soal
persahabatan di masa lampau. Sebagai seorang sahabat, bukan berarti Anda tidak
berhak memiliki teman-teman lain. Saat Anda memiliki lingkungan baru,
teman-teman baru, ceritakan kepada sahabat Anda bahwa Anda senang dengan
lingkungan dan teman-teman baru Anda. Jika ada kesempatan, ajak sahabat Anda
untuk berkenalan dengan teman-teman baru Anda. Dengan begitu, Anda dan sahabat
Anda dapat memiliki kenalan-kenalan baru dan pergaulan yang semakin luas. Jika
sahabat iri akan kehadiran teman-teman baru Anda, tunjukkan bahwa ia tetap
sahabat Anda.
Ibu DW yang baik,
Bersahabat bukan
berarti tidak memiliki privasi. Batasi privasi Anda dengan cara Anda juga
membatasi privasinya. Sahabat yang posesif biasanya ingin pendapatnya selalu
didengar. Dalam beberapa masalah, dia sering mendominasi percakapan dan ingin
Anda selalu mengikuti sarannya. Memberi saran dan nasihat adalah hal yang baik,
karena menandakan bahwa dia peduli dengan Anda. Di sisi lain, dia juga harus
tahu bahwa Anda juga berhak mengambil keputusan untuk diri Anda sendiri. Jika
ia sahabat yang mengerti Anda, akan dengan senang hati memberikan Anda ruang
untuk berpikir.
Orang yang posesif
cenderung selalu merasa tergantung, sehingga tidak bisa jauh-jauh dari Anda.
Sampaikan pada sahabat Anda, bahwa tidak selamanya Anda akan berada di
dekatnya, dan ketergantungan justru akan menyusahkan diri sendiri. Jika sahabat
Anda marah saat tidak diikuti kemauannya, katakan bahwa Anda menghargai
pendapatnya, namun Anda berpikir tindakan Anda juga tidak ada salahnya. Dalam
bersahabat, adalah hal yang baik jika Anda dapat mengutarakan pendapat Anda
dengan baik, tidak saling mendominasi tapi saling menghargai dan mencintai.
”Sesungguhnya kelak di
Hari Kiamat Allah akan berfirman, ”Di mana orang-orang yang saling mencintai
karena keagungan-Ku? Pada hari ini Aku akan memberikan naungan kepadanya dalam
naungan-Ku di saat tidak ada naungan kecuali naungan-Ku.” (HR.Muslim) []
Sumber: Tabloid Media
Umat edisi 143, Januari-Pebruari 2015
---