Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Orang Buta Ikut Aksi Bela Tauhid 212



AKU TAK MELIHAT AKSI 212,
TAPI ENERGINYA DAHSYAT TERASA.


Itu kata teman saya Lek Kamno. Orang yg diuji Allah dengan kehilangan fungsi indera matanya itu ketika sepulang dari Aksi 212 di Monas Jakarta.

Bliau tinggal di Jogja, bahkan sehari2 utk azan di masjid saja masih sering menabrak tiang, berulang kali jidatnya berdarah...

Tapi begitu mendengar acara 212 Bliau semangat... "Asal ada yg mau saya pegang tangannya utk jalan, saya siap berangkat".

Maka dengan segala keterbatasannya bliau ikut rombongan naik kereta ekonomi PP, jalan kaki dari Stasiun Senen ke Monas. Tak henti2nya takbir bliau teriakkan sambil terus mengibarkan Panji hitam Rosululloh.

Ketika ditanya apa motifnya??
"Aku ingin ummat ini bersatu di bawah panji Rosul, aku ingin mati di bawah kalimat Laa ilaaha Illalloh".

Allohu Akbar! Semoga Allah ridho padamu Lek, juga orang2 di sekitarmu yg menuntunmu utk selalu ikut berjuang di jalan Allah.

#Spirit 212
#AksiBelaTauhid212

#BelaTauhid212 
By Haris






Pengklaiman Ajaran Islam Oleh Kelompok Tertentu



 
Copas:

PENGKLAIMAN AJARAN ISLAM OLEH KELOMPOK TERTENTU.

Islam adalah Agama yg diturunkan Allah SWT Kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengatur Hubungan Manusia dg Allah SWT, untuk mengatur Hubungan Manusia dg dirinya Sendiri, untuk mengatur Hubungan Manusia dg Manusia yg lainnya.

Islam Jelas diturunkan tidak untuk Golongan tertentu, untuk bangsa tertentu ataupun untuk suku tertentu. Islam diturunkan oleh Allah SWT kpd Nabi Muhammad  saw untuk seluruh Alam semesta (Manusia, Hewan, bahkan Tumbuh2an Dll).

Kehadiran islam Khusus nya Bagi Manusia untuk memberikan petunjuk dari mana manusia berasal? untuk apa manusia diciptakan? dan Mau kemana Manusia setelah alam dunia ini??

Didalam Al-Quran juga sudah jelas bahwa Manusia yg paling mulia tidak dilihat Golongan, Suku dan Bangsa nya tetapi dilihat dari ketaqwaannya.

Setelah Memahami ini maka tidak ada orang Kelompok, bangsa manapun yg berhak mengaku paling berhak menjadi satu satunya yg akan masuk surga, yang berhak mengklaim yg memiliki islam, dan yg berhak paling ahlussunnah.

Pengklaiman tersebut Karena tidak faham atau Memang sdh mati mata hatinya yg lama telah dibutakan dunia.

Ajaran2 islam dan syiar syiar islam merupakan milik bersama umat islam dari Golongan, suku, bangsa manapun tanpa terkecuali, Maka sungguh tepat langkah dakwah Hizbut Tahrir yang tidak pernah mengklaim bahwa Ajaran KHILAFAH, Bendera Tauhid itu milik Hizbut Tahrir, Bahkan dalam setiap dakwah menyampaikan bahwa Syariah, KHILAFAH dan BENDERA Tauhid adalah Ajaran islam Milik Umat Islam, maka dari itu menjadi kewajiban Seluruh kaum Muslim untuk menegakkan dan menjaganya.

Pengklaiman Ajaran Islam hanya akan menjadi sekat sekat ashobiyah yang menimbulkan perpecahan, misalnya siapa Ahlussunnah? Banyak Kelompok 2 yg mengklaim bahwa mereka ahlussunnah dan diluar Kelompok mereka bukan Ahlussunnah, padahal yg namanya Ahlussunnah adalah Kelompok yg senantiasa berpegang teguh dg Sunnah Nabi SAW, Kelompok manapun dari manapun yg memegang Sunnah Nabi SAW dialah Ahlussunnah. Maka tidak layak sebuah Kelompok mengklaim Kelompok nya satu satunya Ahlussunnah.

Kalau ada Kelompok yg memaksakan bahwa bendera Tauhid yg biasa dibawa oleh HT itu adalah benderanya HT, mungkin selama ni sdh menjadi kebiasaan mereka mengklaim Bahwa islam merekalah yg paling benar, sehingga mereka membuat buat istilah islam, misal islam NUSANTARA, ISLAM Indonesia,  Aswaja dll,

Maka menjadi tidak heran ketika Hizbut Tahrir merasa bahwa BENDERA Tauhid bukanlah semata2 milik mereka, ada Kelompok yang memaksa bahwa Bendera Tauhid harus milik Hizbut Tahrir, entah apa latar belakang mereka memaksa BENDERA Tauhid harus milik Hizbut Tahrir.

Bagi umat islam yg senantiasa ingin Menjaga ukhuwah Islamiyah, menengesampingkan kepentingan Kelompok mereka dan mereka menginginkan adanya simbol pemersatu umat, maka ketika didakwahkan oleh Hizbut Tahrir selama puluhan tahun, pelan dan pasti mereka menerima simbol pemersatu yaitu bendera Tauhid yg Memang berasal dari dalil2 As-Sunnah Sabdah Nabi SAW. Maka sungguh mengherankan bila ada Kelompok yang mengklaim sebagai Kelompok Ahlussunnah tetapi malah justru menolak syiar syiar islam yg berasal dari As-Sunnah.

Yuk kita biasakan bahwa ajaran islam, syiar islam adalah milik semua umat islam diseluruh dunia bukan milik Golongan, suku dan bangsa tertentu.

Wallahu a'lam bisshowab..

(Hamba Allah SWT, tinggal diBumi Allah SWT,)

PERNYATAAN SIKAP ULAMA YOGYAKARTA #BelaBenderaTauhid



PERNYATAAN SIKAP ULAMA YOGYAKARTA #BelaBenderaTauhid
24 Oktober 2018

YOGYAKARTA – Mudzakarah Ulama’ Ahlussunnah Wal Jama'ah yang bertajuk Pernyataan sikap #BelaBenderaTauhid di Joss Room Pesantren At-tasniim Yogyakarta pada pukul 20.00 pada Rabu (24/10).

“Setiap kaum itu punya semboyan kebanggaan. Dan semboyan yang paling agung untuk kaum muslimin adalah kalimat tauhid,” ujar Ustadz Iful Fitrah Al Kandari pembina pesantren At Tasniim Yogyakarta. Mudzakarah ulama ini dihadiri puluhan ulama seluruh provinsi DIY.
Pembicara lain dalam acara tersebut adalah Ustadz Abu Hanif, dan Ustadz Abah Narko A Fikri. Ustadz Abu Hanif sebagai pembicara pertama memaparkan tentang keprihatinannya terkait masalah pembakaran bendera tauhid.

Terdapat 3 perkara syubhat dari argumentasi mereka.
Pertama adalah membakar bendera/ panji bertuliskan kalimat Allah diqiyaskan dengan Al Qur'an. Illat-nya ngawur dan mengada-ada. Dulu al fakir banyak membakar mushaf di pesantren karena banyak mushaf yang rusak, namun (sekarang malah) diqiyaskan bendera, bukan dalam kondisi tercecer, namun dikibarkan.
Kedua, mereka tuduhkan bendera ormas tertentu, padahal jelas itu adalah bendera yang sesuai hadist Rasul. Bahkan, Jika kita lihat videonya malah bendera merah putih yang tercecer.
Ketiga, membakar bendera tauhid sama kayak Rasul membakar masjid dhirar, masjid orang munafik, lalu rasul membakarnya, dan rasul sudah menjadi kepala negara. Bukankah sekarang, belum ada kepala negara Islam?

Pernyataan tersebut dikuatkan dengan pemaparan Ustadz Iful Fitrah Al Kandari tentang posisi liwa rayah dalam pandangan islam.

Kebodohan berlapis bagi mereka yang membakar bendera tauhid.
Kebodohan pertama, mereka tidak tahu jika itu bendera Rasul.
Kebodohan kedua, mereka tidak tahu kalau Hizbut Tahrir  tidak pernah mengklaim bendera tersebut sebagai bendera organisasi.
"Bendera dan panji rasul menunjukkan bendera dan panji kaum muslim, karena apa yang menjadi seruan bagi rasul sama seperti seruan bagi kaum muslimin," tutup Ustadz Iful Fitrah Al kandari.

Acara tersebut diakhiri dengan pernyataan sikap dari Abah Narko A Fikri bahwa ulama menghimbau pelaku harus dihukum berdasarkan hukum Islam. Abah narko juga mengajak untuk umat islam bersatu dan tidak terpecah-belah seperti saat ini.[L]

Stigma Negatif Atas Khilafah, Blunder?



Isu Khilafah: Pisau Bermata Dua

Beggy Rizkiyansyah

Salah satu efek daBeggy Rizkiyansyahri pembakaran bendera berkalimat tauhid adalah isu khilafah itu sendiri yang terus digoreng media.

Sebenarnya bukan isu khilafah itu sendiri yang krusial ditangani pemerintah, tetapi isu seberapa relevan konsep negara bangsa itu dalam serbuan globalisasi.

Pemerintah mungkin saja memanfaatkan isu khilafah sebagai pretext, tetapi di sisi lain, orang pun akan mulai mempertanyakan relevansi negara bangsa, terutama ketika konsep negara bangsa mulai terlihat tak berdaya di hadapan globalisasi dan ekonomi pasar yang menjamah dan menjarah ke mana-mana.

Tak perlu bertensi tinggi untuk mengakui bahwa korporasi multinasional sudah sejak lama mengangkangi yang namanya batas-batas negara bangsa. Kenichi Ohmae dalam The End of Nation State sudah mengingatkan hal ini sejak lama.

Di Uni Eropa, negara bangsa semakin dianggap tak relevan oleh warganya. Di Yunani meski warganya sengsara oleh politik ekonomi Jerman sebagai dedengkot Uni Eropa, nyatanya mereka tetap ingin menjadi bagian dari Uni Eropa namun menolak sistem ekonomi yang sama dengan EU. Hal ini dibahas secara tajam oleh Joseph Stiglitz. Seberapa relevan EU dengan mata uangnya?

Meski sekarang terjadi pasang naik sayap kanan ultranasionalis, tetapi kalau mau ditelusuri, isu ekonomi yang sebenarnya jadi persoalan.

Nah, saya mau ketawa-ketawa lihat bagaimana reaksi pemerintah terhadap isu khilafah. Apa susahnya menjawab secara cerdas wacana khilafah? Apalagi ada segudang akademisi intelektual di belakang pemerintah, yang anehnya bukan memakai intelektualitas mereka, tetapi mendadak para akademisi itu menjadi preman pasar. Mendukung main gebuk, berangus.

Lha ini repot, wacana seperti itu kalau dibungkam tak akan membuat orang menjauhi. Bisa jadi malah semakin tertarik.

Tetapi memang dilematis. Ketka pemerintah mencoba membantah isu khilafah dan menekankan relevansi konsep negara bangsa, di saat yang sama mereka membuka air bah liberalisasi ekonomi yang menghancurkan batas-batas negara bangsa.

Disinilah kita bisa melihat adegan Ria Jenaka di depan mata kita. Tetapi ya memang lebih mudah merespon dengan teriak-teriak "harga mati" meski sebenarnya yang terjadi harga pasar, he, he.

#BENDERA ITU BUKAN SEMBARANG BENDERA


 
KH. Hafidz Abdurrahman

Hari Santri, 22 Oktober 2019, telah dinodai oleh insiden pembakaran bendera. Yang dibakar bukan bendera biasa, meski sekuat tenaga para pembakar, termasuk Ketua Ansor, bahkan PBNU, sebagaimana yang dilansir media, menyatakan itu adalah bendera HTI. Padahal, bendera itu adalah bendera Rasulullah, bendera Tauhid, bendera Islam, bendera kaum Muslim di seluruh dunia. Bukan bendera kelompok, suku dan  bangsa tertentu

Karena dengan jelas dinyatakan dalam nas hadits, sebagaimana riwayat dari Ibn 'Abbas berkata, "Rayah [panji] Rasulullah saw. berwarna hitam, dan Liwa' [bendera]-nya berwarna putih." Dalam riwayat lain, "Bertuliskan La ilaha Illa-Llah Muhammad Rasulullah" Hadits di atas selain diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, Nasa’i dari Jabir, juga diriwayatkan oleh Abu Dawud, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Baihaqi, Thabarani, Ibnu Abi Syaibah, dan Abu Ya’la. Hadits ini shahih. Secara jelas dikatakan bahwa warna rayah adalah hitam dan liwa adalah putih

Para ulama sudah membahas hal ini ketika mereka semua menjelaskan hadits-hadits di atas dalam kitab syarah dan takhrijnya. Sebut saja seperti shahib Kanz al-Ummal, Majma’ al-Zawa’id, Fath al-Bari li Ibni Hajar, Tuhfah al-Ahwadzi, Umdah al-Qari, Faidh al-Qadir, dll. Hadits ini  diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, tentu saja dengan status shahih. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Ibnu Hiban, Baihaqi, Abu Dawud Thayalisi, Abu Ya’la, Nasa’i, Thabarani, dll

Semuanya ini menjadi dalil, bahwa ini adalah bendera Rasulullah. Bukan bendera organisasi tertentu, tetapi bendera Islam dan umat Islam. Karena itu pembakaran ini mendapat reaksi dari seluruh Indonesia, bahkan meluas hingga ke luar negeri. Karena ini bukan bendera biasa, tapi kalimat Tauhid, bendera Rasulullah, bendera Islam dan umatnya

Saat Perang Mu'tah, Sayyidina Ja'far bin Abi Thalib sanggup mempertahankan bendera ini hingga kedua tangannya hilang, dan jantungnya ditembus tombak, hingga syahid. Begitu pun dengan Zaid bin Haritsah, dan 'Abdullah bin Rawwahah, sanggup mengorbankan jiwanya untuk mempertahankan kemuliaan bendera ini. Karena ia lambang perjanjian kita dengan Allah. Ia simbol eksistensi Islam, dan umatnya.[]

-----

 Zakariya al-Bantany:

Rajin tahlilan tapi koq yo aneh bin ajaib mereka justru sangat benci bendera tahlil atau bendera tauhid bahkan mereka sudah melampaui batas dengan bangganya membakar bendera tahlil tersebut..?!

Ini yang namanya "jahil murakkab jiddan" sekaligus bukti bentuk pelecehan dan penghinaan terhadap kalimat tahlil dan pelecehan terhadap Islam dan umat Islam. Sebab bendera tahlil tersebut adalah bendera Rasul sekaligus bendera Islam dan bendera umat Islam yang notabene simbol Islam.

Terbukti demokrasi hanya kian bikin pemuja dan penikmatnya kehilangan akal sehat, hati nurani dan imannya serta rasa malunya hingga mereka makin democrazy alias hanya menjadi tontonan dungu nan gila.

Demokrasi biang pelecehan terhadap tauhid dan seluruh ajaran Islam serta umat Islam.

Masih percaya demokrasi..?!

Udah tumbangkan aja demokrasi sistem kufur. Segera tegakkan kembali sistem Islam Khilafah sang pelaksana Syariah dan pemersatu umat serta penjaga tauhid beserta seluruh ajaran Islam dan umat Islam.

Mau..?!

Tindak Maksiat Hakikatnya Celakakan Ummat



Oleh : Afi Wida

Sahabatku... Masih terlintas dalam ingatan kita, duka cita telah meninggalnya lebih dari 2.000 orang pasca gempa, tsunami dan liquifaksi di Palu, Sulawesi Tengah.

Sebelumnya Lombok NTB juga luluh lantak dengan gempa bumi. Akhirnya lebih dari 70.000 orang mengungsi keluar dari rumah tinggalnya.

Kemudian musibah banjir bandang menerjang Sumatera Utara, hingga banjir juga landa Sumatera Barat hingga lebih dari 14.000 warga mengungsi.

Sahabatku... Sebagai Mukmin tentu kita meyakini bahwa Alloh Maha Kuasa untuk memberi peringatan atau teguran bagi hamba-hambaNya supaya mau mentafakkuri fenomena alam di mana mereka berada kini. Maraknya kemaksiatan yang tersistem semakin menguatkan arti dari hadirnya peringatan dari Alloh secara bertubi-tubi.

Fenomena maraknya LGBT di Palu, hingga ribuan anggotanya. Penanaman kepala kerbau di proyek2 besar merupakan dua di antara 'tiket yang dipesan' yang dipersiapkan datangnya bencana yang sebagai teguran dari Alloh Ta'aala.

Berikutnya sahabatku... Gejala maraknya 'tiket yang dipesan', juga terindikasi marak diadakan. Sebuah pesta pasangan gay dan lesbi di sebuah mall di Magelang, diadakan tanpa izin. Namun atas kesadaran dari FPI Magelang raya dan kepolisian akhirnya acara maksiat tersebut bisa dibubarkan.

Sahabat ku, setelah sekian banyak amal maksiat yang dilakukan. Pada akhirnya timbulkan nestapa yang luar biasa. Masihkah hal ini dibiarkan sahabat-2 ku?

Mari menjadi pioner dalam amal shalih demi kebaikan dan kemuliaan ummat. Juga mari turut andil dalam upaya mulia yakni dakwah membina ummat. Sehingga insyaAlloh bisa mencegah dari bencana di dunia terlebih di akhirat.

Semoga hidayah dari Alloh Ta'aala tercurah bagi kita dan ummat. Sehingga ke depan tampil kembali Sistem dan pemimpin yang sesuai dengan Islam. Aamiin.

'Afwu minkum wallohu a'lam.

Hei, Tuhanmu Bukan BPJS



Siang kemarin. Jumat, 12 Oktober 2018. Saya membesuk anak seorang ustadz. Beliau adalah salah satu jamaah Majlis Darul Ma'arif. Putra beliau mengalami kecelakaan tunggal usai melaksanakan sholat subuh berjamaah di salah satu masjid besar. Kecelakaan tersebut menyebabkan memar di bagian wajah, mata bengkak dan sedikit pendarahan di otak. Semoga Allah jaga dia, segera sembuhkan dan normal seperti sedia kala. Aamiin

Ustadz ini lalu bercerita bahwa beliau sudah mencoba mengurus biaya perawatannya puteranya di BPJS. Ternyata pihak BPJS mensyaratkan surat keterangan dari pihak kepolisian. Beliau lalu menuju Polres Banjarmasin. Pihak kepolisian menerangkan "Pak kalau cuma surat keterangan kecelakaan itu mudah. Bapak tunggu sbentar juga jadi. Tapi bapak bakal kembali lagi kesini. Yang dimaksud BPJS adalah surat laporan dari kepolisian. Untuk mendapatkan laporan itu harus ada olah TKP, saksi-saksi dihadirkan. Termasuk nanti jika anak bapak sudah sembuh akan dimintai keterangan." Maa syaa Allah, ribet sekali. Sekedar mendapatkan hak seorang ASN yang tiap bulan dipotong gajinya, sesulit inikah?. Inikah Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dijanjikan pemerintah?.

Ustadz yang juga imam tetap di salah satu masjid di Banjarmasin ini melanjutkan ceritanya. Di malam hari usai sholat tahajud, beliau mengalami pengalaman batin. Ada suara yang jelas beliau dengar berkata: "Hei, apakah tuhanmu BPJS?. Apakah tanpa BPJS anakmu tidak akan sembuh?". Beliau menceritakan pengalamannya dengan suara berat dan menahan tangis. Meski tetap terlihat mata beliau berkaca-kaca. Saat ini seluruh biaya perawatan putera beliau di tanggung sendiri.

Setelah hening sesaat, saya menanggapi. "Ustadz dulu ada jamaah bertanya tentang hukum asuransi. Saya jawab hukum asal asuransi adalah haram karena akadnya batil. Mengapa batil?. Karena objek akadnya tidak ada. Janji menanggung resiko bukanlah objek akad. Karena resikonya tidak jelas (gharar) dan memang tidak ada. Objek akad dalam mu'amalah hanya berkisar pada barang atau jasa. Sementara janji jelas tidak termasuk dalam jasa, apalagi barang." Jama'ah lalu bertanya: Lantas apa solusinya?. Saya jawab (1). Tawakkal 'alaLlah. Dia yang Maha Menyembuhkan, Ia yang Maha menyelesaikan masalah, termasuk Maha melapangkan rizki hamba-Nya yang bertakwa. (2). Kesehatan semestinya menjadi tanggung jawab negara. Setiap warga tanpa memandang agama dan kondisi ekonominya mendapat layanan kesehatan secara cuma-cuma dengan layanan yang prima. Itulah yang dicontohkan baginda Nabi saw dan diikuti para khalifah sesudahnya. Jama'ah itu kemudian menyela: "Itu masalahnya, kita tidak punya negara yang seperti itu". Saya jawab kita memang belum punya karena ditentang dan dihalangi oleh negara-negara penjajah. Dan anehnya sebagian umat Islam ikut menghalangi. Ini kan aneh. Aneh ora son?

Tapi saatnya tetap akan tiba. Sebagaimana terbitnya matahari yang tak dapat dihadang oleh siapa pun. Wallahu a'lam

MDM, 13 Oktober 2018
Wahyudi Ibnu Yusuf

IMF, Laissez-Faire, Dan Kejahiliyyahan Ekonomi



Oleh: Muhammad Alauddin Azzam (Pegiat Literasi)

Yaumun minal ayyam. Adam Smith (1732 - 1790) telah menjadi seorang "nabi" baru di tengah kemelut abad pertengahan keenam belas hingga kedepalan belas di Eropa waktu itu. Kitab suci yang bernama Wealth of Nation (1776) yang menjadi kiblat para pengikutnya dengan kokohnya memberikan anggapan bahwa kegiatan para kapitalis tersebut berharga dan tidak pernah dihalangi oleh aturan pemerintah. Azimat ajaib, doktrin laissez-faire -biarkan pasar berjalan dengan caranya sendiri- yang merupakan inti dari studi ekonomi besar-besaran Smith mengenai asal-usul kemakmuran bangsa-bangsa telah merajai dunia. Luar biasa.

Laissez-faire, sebuah doktrin yang sejatinya bukan untuk memakmurkan bangsa-bangsa, akan tetapi justru mematikan. Kita bisa saksikan bagaimana International Monetery Fund (IMF) yang plesiran ke negeri-negeri di dunia, apa yang mereka tawarkan ? Tentu saja mereka menawarkan materialisme. Apa yang dimaksud materialisme ? Sebuah paham yang ada di dalam kebijakan bahkan doktrin yang merusak kehidupan manusia. Investasi modal asing, hutang, dan doktrin kemanusiaan yang merusak kemandirian negeri hingga peribadatan kita kepada Allah SWT. Inilah bahaya materialisme yang ditawarkan IMF kepada kita manusia bangsa Indonesia.

Masih soal Laissez-Faire, bukan hanya soal materialisme yang ditawarkan IMF, akan tetapi juga soal naiknya harga BBM. Naik-turunnya harga BBM tidak lepas dari doktrin Laissez-Faire. Dokrin ini telah membuat harga BBM kita diserahkan ke pasar. Pasar dengan seenaknya, bisa memutar-mutar harga minyak internasional. Akhirnya, harga BBM nasional kita menjadi ikut naik. Inilah salah satu bentuk dari kebodohan. Kebodohan apa itu ? Tidak lain adalah berupa kebodohan luar biasa yakni kejahiliyyahan ekonomi.

Kejahiliyyahan ekonomi yang dihasilkan dari refleksi pemikiran-pemikiran romawi dan yunani kuno yang kemudian menghasilkan renaisans, kelahiran kembali sejatinya adalah omong kosong. Kita diajak untuk menjadi jahiliyyah dengan ide-ide barat. Kita dihinakan dengan ide-ide ekonomi ala barat. Kita diombang-ambingkan hingga ringkih tak berdaya akibat ide-ide barat. Akumulasi ide yang sejatinya berbentuk kejahiliyyahan ekonomi yang menghantui kita akhir-akhir ini.

Tidak hanya soal ignorance-nya penguasa saja, tapi ini juga menyangkut kejahiliyyahan ekonomi. Patut dipertanyakan secara tajam dan mendalam soal kejahiliyyahan kita hari ini.

Apakah kita masih belum peka dan sadar soal dampak dari keberadaan IMF, Laissez-Faire, dan Kejahiliyyahan Ekonomi ?

11/10/18

ANTARA REZIM 'ALPATEKAH' DAN KIYAI 'PANITIA'



Oleh: Nasrudin Joha

Miris, melihat kerusakan demi kerusakan ditampakkan di negeri ini. Dari bencana alam sampai bencana akidah. Dari soal ekonomi hingga soal politik, hukum dan soal sosial masyarakat.

Setelah heboh ujaran 'lakalawalakatailabila' kini publik dikejutkan dengan ungkapan 'alpatekah'. Belum lekang heboh alpatekah, kini umat Islam semakin miris dengan fatwa ulama yang tunduk pada panitia, bukan pada Al quran dan AS sunnah.

Seorang atlet muslimah berhijab, menolak menanggalkan hijab karena terikat dengan syariat. Seraya memilih didiskualifikasi panitia ketimbang didiskualifikasi sebagai hamba yang taat.

Seorang Muslimah yang memilih pilihan kemuliaan dengan tetap mempertahankan mahkota kesucian, ketimbang menanggalkannya demi sebuah ilusi medali yang tak memberi derajat diri berupa tambahan kebajikan dihadapan Illahi rabbi. Seorang Mukminah sejati, yang tak takut celaan orang yang suka mencela, dan tak berharap pujian karena menggendong piala. Seorang Muslimah yang telah mengambil pilihan kampung akhirat, ketimbang dunia yang serba fana.

Celakanya, sikap mulia ini bukannya di bela malah disayangkan. Bukannya mendakwa panitia, justru sang muslimah yang diminta taat pada aturan panitia. Seorang Kiyai, yang perlahan sehasta demi sehasta meninggalkan kehangatan kaumnya. Merapat pada pencela dan para penista agama.

Bagaimana mungkin ketaatan seorang muslimah justru yang dipersoalkan ? bagaimana bisa seorang ulama justru tunduk pada fatwa panitia ? Bukankah ulama itu pewaris para Nabi ? Bukankah nabi mewariskan Al Quran dan menyeru taat terhadapnya ? Apakah ada seruan ketaatan pada panitia ?

Perlahan, Allah SWT buka aib setiap hamba secara terbuka. Jika Allah hendak membuka aib, Kemana hamba akan mempertontonkan kemuliaan ? Jika Allah SWT berkehendak menghinakan manusia, akankah berguna berlindung dibalik kekuatan manusia ?

Sungguh tahun-tahun pemurnian ini benar-benar memisahkan mana ulama sejati dan mana ulama imitasi. Umat dapat mengindera secara jelas, Kemana akan melabuhkan pilihan dan kepercayaan.

Wahai diri, berhati-hatilah atas fitnah dunia, yang bisa datang dari harta, benda, kedudukan, wanita bahkan label ulama. Tidak ada yang bisa menjamin keselamatan diri, kecuali ketaatan penuh pada ilahi rabbi. Tegarlah menapaki jalan, luruslah dalam menghadapi tentangan, tetaplah berjalan diatas titian yang telah dipilih para Rasul dan Ambiya.

Rezim represif anti Islam ini, semakin lama semakin tegas mengumumkan diri sebagai entitas yang menyelisihi Islam. Tetaplah sabar dan terus Istiqomah dalam perjuangan, InsyaAllah dengan satu pukulan telak, rezim ini pasti jatuh dan tersungkur.

Bersiaplah, untuk mengumandangkan takbir kemenangan. Menyambut kejatuhan tirani, mengubur setiap kesombongan dan membuang sejarah kelam penindasan.

Saling berwasiatlah, kalian tidak akan pernah rehat sebelum rezim ini menyerah atau dengan terpaksa mengumumkan kekalahan. Tidak ada pilihan, rezim ini kalah atau kalian yang mengibarkan bendera kemenangan. []..

Kembalikan Peran Ulama Sebagai Penjaga Warisan Nabi



Ahad, 7 Oktober 2018

YOGYAKARTA – Mengembalikan Peran Ulama sebagai Penjaga Warisan Nabi menjadi topik hangat Mudzakarah Ulama pada Ahad (7/10).



“Jika peran ulama tidak berjalan, pasti tidak ada muhasabah kepada para penguasa, Tidak ada dukungan terhadap syariah, semangat jihad dalam generasi muda menjadi melempem, tidak diperolehnya pemahaman Islam yang benar, Sehingga umat menolak Khilafah” ujar Habib Nahl Al ‘Athas dalam Majelis yang dihadiri oleh puluhan masyarakat dari Ulama dan Asatid Yogyakarta.
Ustadz Abdurrahim, salah satu Mubaligh muda Yogyakarta. memaparkan bahwa Rasul telah memberikan 3 buah warisan yang wajib dijaga umat islam. Warisan tersebut adalah Islam, Ulama, dan Khilafah.

Faktanya, 3 warisan itu ada yang masih ada dan ada yang sirna. Islam dan Ulama adalah warisan yang masih ada saat ini, namun Khilafah adalah perkara yang telah ditinggalkan saat ini. Padahal, Ketika umat ini jauh dari tatanan Islam pasti akan menghadapi penderitaan dan kemunduran.

Setelah runtuhnya Kekhilafahan Turki Ustmani, pada 3 Maret 1924, umat Islam belum memiliki pemimpin yang menyatukan mereka, akibatnya mereka mengalami penindasan dan pembantaian dimana-mana.

Dalam akhir sesinya, Ustadz Abdurrahim mengajak bahwa “Tanggung jawab bagi kita kalau ada ulama yang melenceng dari warisatul ambiya, maka harus dirubah dan diluruskan.

Pernyataan tersebut dikuatkan oleh Habib Nahl Al ‘Athas dalam khatimahnya, "Ulama adalah garda terdepan dalam melanjutkan warisan Rasul. Mereka harus menjadi bagian dari Kelompok yang istiqomah mengajak kepada penerapan syariah dalam Khilafah."[]






HATI-HATI ! BUKAN HANYA POROS MEKAH-BEIJING, ADA POROS AMERIKA YANG BISA AMBIL ALIH KENDALI DI BABAK AKHIR PERTARUNGAN



Oleh: Nasrudin Joha

Amerika, berhasil meruntuhkan Uni Soviet, mengambil alih kendali negeri pecahan Soviet dan menancapkan hegemoni politik di timur tengah -menggeser posisi ingris dan Perancis- dengan menggunakan perang proxy.

Sentimen Islam yang anti komunisme digerakkan Amerika untuk membuat perlawanan sengit kaum muslimin terhadap eksistensi Uni Republik Soviet Sosialis. Di jantung Moskow, Amerika menginjeksi virus demokrasi untuk menggantikan kediktatoran sosialisme.

Cara ini, mampu merontokkan Uni Soviet dan bubar menjadi negara-negara kecil. Praktis, hanya Rusia saja artefak sejarah peninggalan Soviet yang masih lestari hingga saat ini.

KeKhilafahan Turki Utsmani, runtuh disebabkan sentimen nasionalisme Arab yang dihembuskan Inggris. Negeri-negeri kaum muslimin, dicekoki  racun musuh bersama kediktatoran rezim Utsmani. Tidak sadar musuh sesungguhnya, akhirnya Inggris menangguk kemenangan gemilang atas runtuhnya Khilafah Turki Utsmani, tanpa mengerahkan bala tentara dan senjata.

Bedanya, jika Soviet masih meninggalkan artefak sejarah berupa negara Rusia yang masih eksis hingga saat ini. Sementara Khilafah Turki Utsmani benar-benar hapus dari pentas sejarah. Tidak ada satupun negeri di dunia ini yang masih merepresentasikan negara Khilafah, negara kaum muslimin.

Pertarungan politik di negeri ini, tidak boleh sekedar dibaca sebagai pertarungan politik Islam di bawah kendali HRS di Mekah melawan rezim bengis berhaluan sosialis komunis yang dikendalikan Beijing. Energi kaum muslimin, tidak boleh hanya diarahkan untuk meluluhlantakkan kebengisan sosialisme komunisme China, tetapi juga harus tetap waspada atas eksistensi kapitalisme Amerika, yang telah, sedang dan akan terus menjajah negeri ini.

Jika energi umat Islam diarahkan pada poros Beijing saja, poros New York bisa ongkang-ongkang kaki memetik hasil akhirnya. Amerika, bisa mengompori poros Beijing dan poros Mekah untuk bertarung menggunakan seluruh energi, dan tinggal menunggu babak akhir untuk mengambil alih kendali.

Amerika, akan melakukan hal yang sama sebagaimana dilakukannya saat menundukkan Uni Soviet. Amerika, akan menaruh telur di keranjang poros Beijing maupun si poros Mekah. Karenanya, berhati-hatilah terhadap kaum munafik di antara kalian.

Ciri-ciri pengkhianat perjuangan itu mudah dikenali, dia akan mengajak goal perjuangan pada orientasi dunia, mengabaikan petunjuk Qur'an dan Sunnah, serta tega menelantarkan urusan Islam dan kaum muslimin.

Periksa dan amatilah, hubungan-hubungan Amerika baik yang terbuka maupun tertutup, dengan ormas atau partai politik yang berkepentingan dengannya. Amerika, tidak mungkin diam membiarkan pergolakan politik ini mengalir di ujung hidungnya. Amerika, pasti akan dan senantiasa mengerahkan segenap daya dan upaya untuk mempertahankan penjajahan di negeri ini.

Karenanya, umat wajib memiliki kesadaran politik tingkat tinggi, tidak cepat merasa lemah dan menyerah, terus paksa musuh-musuh Islam agar tidak bisa tidur siang dan malam, karena tidak tahu akan dimulai dari mana kebangkitan umat Islam.

Saat ini, umat di negeri ini maupun di belahan bumi yang lain, telah dan terus bekerja serius untuk menggarap proyek daulah Khilafah. Negara kaum muslimin sedunia.

Negara, yang akan mengambil alih dunia, yang akan menundukan sosialisme Beijing maupun Rusia, serta  menghinakan kapitalisme Amerika. Daulah Khilafah, akan membebaskan negeri-negeri kaum muslimin, mengembalikannya ke pangkuan Islam, dan memberikan ketaatan paripurna kepada Allah SWT.

Wahai kaum muslimin, bersiaplah ! Waspadalah ! Tingkatkan kepekaan politik, amati seluruh dinamika yang ada, dan ingat ! Jangan terkecoh dengan manuver politik musuh. []..

 #IslamSelamatkanNegeri
 #KomunismeMengancamNegeri #waspadaiKomunismeKapitalisme
#KhilafahSolusiTuntas
#bahagiaDalamNaunganIslam

Pujian Dan Kesaksian Al-'Allamah Mahmud Sa'id Mamduh Asy-Syafi'i Terhadap Al-'Allamah Al-Mujtahid Taqiyuddin An-Nabhani



Oleh Abdulbarr

Saat iseng-iseng FB-an, saya melihat status lama dari FB milik Syaikh Mahmud Sa'id Mamduh tanpa sengaja. Dalam status FB nya, beliau memberikan pujian kepada banyak para ulama termasuk Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani di dalamnya. Dan yang menarik perhatianku adalah orang yang selama ini salah paham kepada Hizbut Tahrir, dan karena kesalahpahamannya itulah beliau jadi tidak suka dengan Hizbut Tahrir datang mengomentari status Syaikh Mahmud dengan mengatakan:

الشيخ تقي الدين النبهاني جرى على مذهب المعتزلة في بعض كتبه. واتباعه حزب التحرير اصبحوا مصدر فتنة وتطرف وبلاء في البلاد مثل ما وقع في بلادنا اندونيسيا. ولكن فضيلة الشيخ يعده من العلماء الافذاذ المعتبرين.

"Asy-Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani berada di atas madzhab Mu'tazilah dalam beberapa kitabnya. Dan para pengikutnya adalah Hizbut Tahrir, mereka menjadi sumber fitnah dan bencana di berbagai negeri seperti yang terjadi di negeri kami, Indonesia. Namun tuan syaikh yang mulia malah menjadikannya sebagai bagian dari ulama istimewa yang mu'tabar."

Kemudian Syaikh Mahmud menjawab komentar beliau dengan menyatakan:

العلامة المجتهد تقي الدين النبهاني كان مجتهدا في الأصول والفروع وكتبه القيمة جدا بين أيدينا ، وهي رائعة وتدل عليه كالشخصية الاسلامية في ثلاثة مجلدات ـ والمجلد الثالث خاص بأصول الفقه الخاص به ، ونظام الحكم ، والدولة الاسلامية ، والخلافة ، والنظام الاقتصادي في الاسلام ، والنظام الاجتماعي في السلام ، والدستور ، وشرح مقدمة الدستور ، ونظام الاسلام ، والتفكير ، وسرعة البديهة ، وغير ذلك ، رضي الله عنه ، هو حالة خاصة ، ولكن تعاديه كل الانظمة والاخوان المسلمون .

"Al-'Allamah al-Mujtahid Taqiyuddin an-Nabhani adalah seorang mujtahid dalam perkara ushul & furu'. Dan kitab-kitab beliau amat berharga sekali dan merupakan karya agung, buktinya seperti kitab asy-Syakhshiyah al-Islamiyah 3 jilid, dan jilid 3 khusus tentang Ushul Fiqh, kitab Nidzamul Hukmi, kitab Daulah Islamiyyah, kitab al-Khilafah, kitab an-Nidzam al-Iqtishadi fil Islam, kitab an-Nidzam al-Ijtima'iy fil Islam, kitab ad-Dustur, Kitab Syarh Muqaddimah ad-Dustur, kitab Nidzam al-Islam, kitab at-Tafkir, kitab Sur'ah al-Badihah, dan lain sebagainya, semoga Allah meridlainya. Beliau merupakan pribadi yang memiliki karakter istimewa. Namun, semua rezim dan juga al-Ikhwanul Muslimun (malah) memusuhinya."

Setelah diselidiki, ternyata beliau merupakan pengagum Syaikh Mahmud. Namun, orang itu tetap dengan pendiriannya, meskipun yang dikaguminya tetap juga dalam pendiriannya. Adapun saya sendiri, lebih mempercayai penilaian Syaikh yang dikaguminya, daripada orang yang mengagumi syaikh. Karena itulah saya masih jadi syabab Hizbit Tahrir. Hehe

Dan satu lagi, saya turut berterima kasih pada orang tersebut, karena akibat dari komentarnya itulah, saya bisa mendapat informasi lebih dari Syaikh Mahmud. Alhamdulillah.

Istimewa Itu Menolong Agama Allah


 
LENTERA KEBANGKITAN

Istimewa Itu Menolong Agama Allah

Allah SWT berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ

"Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian menolong agama Allah maka Allah akan menolong kalian dan meneguhkan kedudukan kalian." (QS. Muhammad: 07)

Sesuatu yang paling istimewa di dalam hidup kita saat ini, yakni manakala kita sebagai seorang hamba Allah -atas dorongan akidah Islam- sangat serius dengan struggle-nya membela dan memperjuangkan atau menolong Islam yang merupakan agama Allah ini agar tegak kembali secara kaffah di bumi Allah ini.

Manakala Islam benar-benar tegak kembali secara kaffah dalam segala aspek kehidupan kita. Maka, sebuah keniscayaan seluruh penjuru bumi ini akan diselimuti rahmah dan berkah Allah SWT.

Allah SWT berfirman:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." (QS. Al-A'raf: 96)

Menolong agama Allah ada banyak macam caranya. Barangsiapa yang menolong agama Allah niscaya Allah akan menolong dirinya, tidak hanya perkara akhirat yang Allah tolong, namun juga perkara dunia baik masalah jodoh, rezeki, materi, keluarga maupun pekerjaan ataupun berbagai macam persoalan kehidupan yang mendera kita.

Saudaraku, tahukah anda, sebaik-baik menolong agama Allah yang istimewa saat ini adalah turut mendukung dan membela, serta turut pula bergabung dan berjuang bersama dalam barisan dakwah menegakkan kembali Syariah dan Khilafah yang telah dijanjikan oleh Allah SWT (baca: QS.an-Nuur: 55) dan yang telah dinubuwwahkan oleh Rasul-Nya.

Rasulullah Saw. bersabda:

...ثم تكون خلافة علي منهاج النبوة...

"...Kemudian akan kembali datang Khilafah 'alaa Minhaaj an-Nubuwwah (Khilafah yang mengikuti metode Kenabian atau Khilafah Rasyidah)..." (HR. Ahmad)

Karena, dengan tegaknya kembali Khilafah Islam, maka niscaya kehidupan Islam akan berlanjut kembali dan hukum-hukum Allah akan bisa diterapkan secara kaffah dalam segala aspek kehidupan, dan Islam akan kembali bisa disebarluaskan ke segala penjuru dunia dengan dakwah dan jihad. Sebab, Khilafah adalah mahkota kewajiban.

Dengan tegaknya kembali Khilafah mahkota kewajiban, maka sebuah keniscayaan pula Islam pun akan benar-benar kembali menjadi rahmatan lil 'alamin, dan umat Islam pun akan kembali menjadi khairu ummah (umat yang terbaik) yang menebar rahmah dan berkah bagi dunia dan alam semesta.

Ketahuilah saudaraku, tegaknya Syariah dan Khilafah adalah puncak keimanan dan ketakwaan kita dan puncak kemuliaan kita sebagai hamba Allah dan sebagai umat Islam yang satu.

Dan tegaknya Khilafah Rasyidah yang sangat kita rindukan ini adalah puncak keagungan dan kemuliaan, serta kejayaan Islam agama kita, dan puncak peradaban agung kita yakni peradaban Islam yang penuh rahmah dan penuh berkah.

Tentunya dengan tegaknya kembali Syariah dan Khilafah di muka bumi ini akan pula mendatangkan pahala investasi yang sangat besar bagi para pejuangnya dan pahala investasi itu pun akan terus mengalir tiada kesudahan sekalipun pejuangnya sudah tiada di dunia.

Wallahu a'lam bish shawab. []

#2019TumbangkanDemokrasi
#2019TegakkanKhilafah
#KhilafahAjaranIslam
#ReturnTheKhilafah
#KhilafahAdalahSolusi []

@Zakariya al-Bantany

HARAPAN BODOH YANG TERULANG



Oleh : Nazril Firaz Al-Farizi

Teringat kembali pada tahun kemarin tepatnya pada tanggal 8 Mei 2017 ada PKB, Ansor dan PBB yang siap untuk menampung kader "eks" HTI saat menjelang pencabutan BHP HTI. Lalu kemudian pada tanggal 12 Mei 2017 disusul oleh PKS siap menampung kader "eks" HTI, disusul lagi pada tanggal 21 Juli 2017 PPP pun menyatakan siap menampung kader "eks" HTI.

Kemudian pada tanggal 12 September 2018 baru-baru ini tim koalisi pemenangan Jokowi pun menyatakan hal sama, siap menampung suara kader "eks" HTI yang berjuta-juta via PBB.

Mudah sekali dan bisa kita baca akal pikiran mereka mengapa mereka mengharapkan itu dan mengatakan lagi hal seperti itu. Kita kembalikan kepada beberapa perkara :

1. Mereka sekedar untuk memenuhi kepentingannya sendiri agar memenangkan pemilu dengan meminta suara dari kader "eks" HTI.

2. Mereka melakukan pencitraan seolah iba dan mencari perhatian yang lagi-lagi untuk kepentingan memenangkan kekuasaan politik demokrasi.

3. Mereka menyangka bahwa kondisi kader "eks" HTI berceceran bagai gembel jalanan yang seolah kebingungan dan tak punya wadah lagi sehingga mereka mau membuka pintu menerima kader "eks" HTI.

Untuk poin 1 dan 2 tidak perlu dibahas, sudah kita ketahui itulah politik kepentingan di dalam demokrasi, memang seperti itu sudah menjadi tabi'atnya, yaitu kepentingan abadi.

Untuk poin ke-3 ini pada tahun kemarin kami pernah membuat tulisan berjudul "Kedahsyatan Ikatan Aqidah dan Tsaqafah Sebagai Ikatan Tertinggi". Tulisan itu membantah sekaligus menjelaskan soal sangkaan bahwa kader "eks" HTI seolah linglung berceceran tak jelas.

Mereka menyangka bahwa ikatan yang mengikat para kader HTI hanya sekedar kemaslahatan dan posisi tugas keorganisasian saja sehingga pada saat "dibubarkan" sudahlah selesai, berakhir, linglung, berceceran menjadi gembel. Itulah yang ada di pikiran mereka.

Lalu pertanyaannya, mengapa mereka berpikir seperti itu?

Jawabannya sudah dijelaskan oleh Syaikh Taqiyuddin di dalam kitab At-Takattul al-Hizby bahwa salah satunya soal ikatan yang mengikat diantara mereka hanyalah :

1. Ikatan kemaslahatan
2. Ikatan tugas-tugas struktur keorganisasian

Maka jangan heran lihatlah pergerakan partai-partai mereka hanya bergerak disaat ada kemaslahatan yang menguntungkan mereka, tetapi jika kemaslahatan itu sudah dicapai atau tidak berhasil dicapai, maka lenyaplah pergerakan dari partai-partai ini. Atau bahkan di dalam internal partai sendiri pun pecah karena saling mengejar maslahat sehingga terjadi dualisme.

Lihatlah mereka bergerak menjelang pesta demokrasi 5 tahunan dengan mengemis memelas kasih kepada orang-orang agar dapat meraih simpati dan suara agar kepentingannya terpenuhi, termasuk salah satunya mengemis kepada kader HTI.

Mereka bisa menyangka bahwa kader HTI pun sekedar diikat oleh maslahat dan tugas organisasi, dikarenakan pada partai mereka sendiri pun memang antar kadernya sebatas diikat oleh kemaslahatan dan tugas keorganisasian semata, dan hanya itu yang mereka tau dan mereka sadari. Sehingga mereka pun menyangka seperti itu kepada Hizbut Tahrir.

Padahal ikatan yang mengikat antar kader HTI dan Hizbut Tahrir seluruh penjuru dunia adalah ikatan Aqidah dan Tsaqafah yang mana ikatan ini tidak ada hubungannya dengan soal apakah jika partai "bubar" lalu kader pun bubar, dakwah berhenti. Tidak ada hubungan dan tidak masalah sama sekali. Ikatan ini akan tetap ada meski dianggap "dibubarkan" oleh para pembenci Khilafah.

Ikatan ini muncul dari aqidah itu sendiri yang memancarkan berbagai penjelasan serta solusi jawaban terhadap berbagai permasalahan kehidupan. Dan perlu diingat dakwah ini pun takkan pernah terhenti karena sepanjang ada Ideologi Islam, maka hal itulah yang mendorong dakwah takkan pernah terhenti ini.

Jadi sampai kapanpun ajakan dan tawaran apapun tidak ada gunanya dan tidak berguna dari kalian itu.

Camkan itu baik-baik wahai kalian para pelaku Demokrasi.

[Nazril FA]

Makna Hakiki Kurban



LENTERA KEBANGKITAN

Makna Hakiki Kurban

@Zakariya al-Bantany

Rasulullah Saw. adalah sosok pribadi agung nan mulia yang telah banyak mengorbankan segala daya dan upaya dalam ketaatan secara totalitas kepada Allah SWT dan dalam mengemban risalah dakwah Islam ke segala penjuru dunia dan ke segenap alam semesta. Allah SWT berfirman:

“Sungguh telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasih lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin” (TQS. At-Taubat : 128)

Dalam menjelaskan ayat ini, Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’an mengatakan, “Allah tidak mengatakan ‘rasul dari kalian’ tetapi mengatakan ‘dari kaummu sendiri’.
Ungkapan ini lebih sensitif, lebih dalam hubungannya dan lebih menunjukkan ikatan yang mengaitkan mereka. Karena beliau adalah bagian dari diri mereka, yang bersambung dengan mereka dengan hubungan jiwa dengan jiwa, sehingga hubungan ini lebih dalam dan lebih sensitif.”

Sudah maklum, selain Baginda Rasulullah Saw. yang wajib kita amalkan seluruh ajarannya dan semua nasihatnya, ada sosok penting lain yang tak bisa dipisahkan dari momen ibadah haji dan kurban. Dialah Nabiyullah Ibrahim AS. Di dalam QS al-Shafat [37] ayat 102, Allah SWT mengisahkan bagaimana Ibrahim as., dengan sepenuh keimanan, tanpa sedikitpun keraguan, menunaikan perintah Tuhannya: menyembelih putra tercintanya, Ismail as. Demikianlah, kedua hamba Allah yang shalih itu tersungkur dalam kepasrahan. Berpadu dengan ketaatan dan kesabaran.

Kisah cinta yang amat romantis sekaligus dramatis ini selayaknya menjadi ibrah sepanjang zaman bagi umat Islam. Sebab bukankah Allah SWT pun telah berfirman:

"Sekali-kali kalian tidak akan sampai pada kebajikan sebelum kalian menginfakkan harta (di jalan Allah) yang paling kalian cintai." (QS Ali Imran [3]: 92)

Nabiyullah Ibrahim AS. telah membuktikan hal itu. Bukan hanya harta, bahkan nyawa putra semata wayangnya —yang kepada dia tertumpah segenap cinta dan kasih sayangnya— ia persembahkan dengan penuh keyakinan kepada Allah. Zat Yang lebih ia cintai dari apapun.

Karena itu pada momen penting ibadah haji dan kurban tahun ini, selayaknya kita bisa mengambil ibrah dari keteladanan Nabiyullah Ibrahim AS; dari besarnya cinta, ketaatan dan pengorbanannya kepada Allah SWT. Cinta, ketaatan dan pengorbanan Ibrahim kepada Allah SWT ini kemudian diteruskan secara sempurna, bahkan dengan kadar yang istimewa, oleh Baginda Rasulullah Saw. Bukan hanya cinta dan taat. Bahkan beliau pun siap mengorbankan segalanya, termasuk nyawa sekalipun, demi tegaknya agama Allah SWT ini.

Ala kulli hal. Inilah sesungguhnya esensi ibadah haji dan kurban. Kita diajari tentang cinta, ketaatan dan kepatuhan total kepada Allah SWT. Kita pun diajari tentang keharusan untuk berkorban —mengorbankan apa saja yang ada pada diri kita— semata-mata demi kemuliaan Islam dan kaum Muslim. [Buletin Kaffah_No. 052_05 Dzulhijjah 1439 H-17 Agustus 2018 M]

Karena itu dengan meneladani cinta, ketaatan dan pengorbanan Nabiyullah Ibrahim AS dan Baginda Rasulullah Saw., mari kita songsong kembali masa depan cerah peradaban umat manusia di bawah naungan Islam. Tentu saat kita hidup dalam naungan sistem Islam yang paripurna yakni dalam bingkai Khilafah Rasyidah Islamiyah, di bawah ridha Allah SWT hingga Allah SWT pun berkenan curahkan rahmah dan berkah-Nya dari langit dan bumi kepada kita.

Itulah makna hakiki kurban tersebut. Allah SWT berfirman:

"Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh". Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. An-Nuur: 51)

"Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, (sehingga) kemudian tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya." (QS. An-Nisaa': 65)

"Hanya kepada-Mu (ya Allah) kami menyembah dan hanya kepada-Mu pula (ya Allah) kami memohon pertolongan." (QS. Al-Fatihah: 5)

Wallahu a'lam bish shawab.[]

#KhalifahMeniadakanPerbedaan
#KitaButuhKhalifah
#IdulAdhaAlaNabi
#21IdulAdha
#MenujuKesatuanUmmat

@Selamat Hari Raya Idul Adha 21 Agustus 2018/10 Dzulhijjah 1439 H []

@Zakariya al-Bantany


(artikel ini tanpa tulisan Arabnya)

Ayat Al-Qur’an Yang Sering Kita Langgar



LENTERA KEBANGKITAN

Ayat Al-Qur’an Yang Sering Kita Langgar

@Zakariya al-Bantany

Pada tahun 2007 yang lalu, jelang Konferensi Khilafah Internasional (KKI) yang akan diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia pada hari Ahad 12 Agustus 2007 di Stadion Gelora Senayan Jakarta, yang direncanakan akan dihadiri oleh ratusan ribu umat Islam dari berbagai penjuru Nusantara. Saat habis ta'lim, al-faqier berjumpa dengan guru saya yang bernama Buya KH. Zulkifli Husin rahimahullah (wafat tahun 2010), beliau seorang Ulama NU kharismatik dan juga seorang pengurus komisi Fatwa MUI di sebuah daerah di kota Palembang Sumatera Selatan.

Guru saya tersebut dengan wajah berkaca-kaca-setelah beliau sebelumnya mencari tahu dan mengkaji kebenaran Hizbut Tahrir bertahun-tahun sejak tahun 2005 dengan merujuk sumber-sumber yang dikeluarkan langsung dari Hizbut Tahrir-pernah berkata kepada al-faqier:

"Hizbut Tahrir itu benar, Hizbut Tahrir itu mengamalkan ayat:

'Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.' (TQS. Ali Imran: 103)

Kata beliau melanjutkan: “Ayat inilah yang sering kita langgar. Apa yang diperjuangkan oleh Hizbut Tahrir (yakni Khilafah sang pemersatu umat) itu berat sekali. Tapi saya doakan Hizbut Tahrir semoga berhasil." Padahal beliau bukan aktivis HTI tapi beliau seorang warga Nahdhiyin tulen dan Ulama NU tulen.

Betul sekali kata Almarhum guru al-faqier tersebut. Ayat tersebut adalah ayat yang paling sering kita langgar dari dulu hingga sekarang sejak diruntuhkannya negara umat Islam yakni Khilafah Islam Utsmani yang berpusat di Turki oleh Inggris melalui agen penjajahnya yakni seorang yahudi yang bernama mustafa kamal attarturk laknatullahi 'alaihi pada tahun 1924 masehi.

Hingga umat Islam berpecah-belah dan tercabik-cabik menjadi lebih dari 50 negara kecil-kecil tanpa kekuatan dalam bentuk negara bangsa (nation state) dengan paham sempit nan sesat nasionalisme dan mengadopsi ideologi kufur warisan penjajah yakni demokrasi kapitalisme sekulerisme dan sosialisme komunisme hingga umat Islam kian menjadi bulan-bulanan kaum kafir penjajah barat dan timur hingga umat Islam kian bersimbah darah dan kian merintih kesakitan yang tiada tara dan tanpa berkesudahan serta kian terbelenggu dalam gurita imperialisme kapitalisme global.

Karena itulah akibat tidak ada Khilafah maka umat Islam berpecah-belah dan kian terus terjajah secara sistemik oleh kapitalisme global asing dan aseng.

Maka solusinya kita harus merujuk dan mengamalkan kembali QS. Ali Imran: 103 tersebut sekaligus merujuk dan mengamalkan seluruh isi Al-Qur’an dengan segera menegakkan kembali Khilafah Islam sang pelaksana Syariah dan pemersatu umat sehingga umat Islam terbebas dari belenggu penjajahan kapitalisme global asing dan aseng serta umat Islam kembali menjadi satu umat dan satu negara sekaligus menjadi adidaya super power yang menebar rahmah dan berkah bagi dunia dan alam semesta.

Wallahu a'lam bish shawab.[]

#UlamaBelaHTI
#HTIOnTheTrack
#ReturnTheKhilafah
#KhilafahTheRealSolution []

@Zakariya al-Bantany


(artikel ini tanpa tulisan Arabnya)

Haflah Santri Jawa Barat Serukan Politik Islam Hakiki



Ratusan pengasuh pondok pesantren, majelis taklim, dan santri dari Jawa Barat berkumpul dalam acara Haflah Santri Jawa Barat dalam rangka Tarhib Ramadhan 1439 H, dengan tema "Politik Santri Jawa Barat untuk Kemuliaan Umat Muhammad SAW”, di Pesantren Modern Baiturrahman Bandung, Kamis (10/5/2018).

Di acara tersebut para santri menyerukan penegakan politik Islam yang hakiki yang dituangkan dalam rekomendasi politik santri Jawa Barat.

”Santri Jawa Barat menegaskan rekomendasi politik kaum santri, yaitu: politik dalam makna yang sebenarnya adalah bagian dari Islam; ulama dan santri wajib terlibat dalam politik yakni melakukan amar ma'ruf nahi munkar, muhasabah lil hukkam (mengoreksi penguasa), dan dakwah untuk melanjutkan kehidupan Islam dengan tegaknya syariah dan khilafah,” ungkap Asep Soedrajat sebagai perwakilan santri Jawa Barat.

Asep menuturkan bahwa Jawa Barat adalah Provinsi Santri, karena lekat sekali dengan Islam dan perjuangan sejak masa sebelum kemerdekaan.

Santri Jawa Barat, lanjut Asep, tidak akan terkait dengan gerakan dukung-mendukung politik praktis pilkada Jawa Barat yang dinilai berisi kepentingan segelintir orang saja, bukan untuk kepentingan masyarakat, terutama para santri.

“Santri Jawa Barat tidak terlibat dukung-mendukung dalam politik praktis Pilkada Jawa Barat termasuk kepentingan-kepentingan yang ada di dalamnya. Dan menolak pragmatisme partai politik yang hanya berorientasi pada kepentingan kelompok atau partai politik masing-masing," ungkap Asep.

Ia menambahkan bahwa santri Jawa Barat menyerukan para politisi dari partai politik Islam agar ikut bersama-sama memperjuangkan hukum Allah dan mewujudkan satu kepemimpinan Islam yakni khilafah.

”Santri Jawa Barat menyerukan para pihak untuk mewujudkan partai politik Islam yang hakiki sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 104 dan kepemimpinan dalam Islam yakni al-Khilafah,” jelasnya.

Acara tersebut dihadiri para tokoh. Mereka yang menyampaikan taushiyahnya antara lain adalah Prof KH Buya Salimuddin (Ponpes Baiturrahman), KH Nanang Maulana Ishaq (Ponpes Madinatul 'Ulum), dan KH Ali Bayanullah, al-Hafizh (Ponpes Darul Bayan).

Buya Salimuddin menyampaikan terkait khabar akhir zaman dan umat manusia akan memasuki fase kelima yakni khilafah. Maulana Nanang menyampaikan tanggung jawab amar ma'ruf nahi munkar dan perjuangan menegakkan khilafah adalah tanggung jawab seluruh umat Islam, bukan tanggung jawab satu kelompok saja. Ajengan Ali menegaskan mengenai aktualisasi politik ulama dan santri dalam dakwah menegakkan khilafah.

Pada sesi mudzakarah, Saif M Al Amrin (Majelis Rubath An-Nahdhah) menyampaikan bahwa ulama dan santri dalam sejarahnya terlibat langsung dalam perjuangan. Asep Soedrajat (Majelis Cinta Rasulullah) menyampaikan hakikat politik ulama dan santri, dan tanggung jawab muhasabah lil hukkam.

Dalam sesi tanggapan, para peserta menyampaikan fakta-fakta bahwa Jawa Barat adalah bagian dari pergerakan para santri seperti kisah-kisah Mbah Muqayyim pada kesultanan Cirebon dalam penentangannya terhadap kompromi antara haq dan bathil.[]fs

Sumber: Tabloid Media Umat edisi 220

Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam