Oleh: Muhammad Karebet
Widjajakusuma, Ketua Lajnah Khusus Pengusaha HTI, Praktisi bisnis syariah
Muslimpreneur,
Seperti dua sosok
agung yang telah diulas serba ringkas sebelumnya, Utsman bin Affan pun memiliki
karakter pengusaha Muslim yang penuh berkah dan pejuang. Kekayaannya berpadu
dengan ketaatannya pada Islam. Kewibawaannya berpadu dengan pengorbanannya bagi
Islam. Ketokohannya berpadu dengan keteladan sikapnya dalam menerapkan Islam
kaffah, baik semasa Rasul SAW masih hidup maupun telah tiada.
Pengusaha yang dibaiat
menjadi penguasa penuh amanah. Bukan pengusaha yang menjadi penguasa penuh
kezaliman. Totalitas pada penerapan syariah Islam dalam bingkai khilafah tampak
jelas tak terbantahkan. Jauh dari retorika, dan puja-puji dunia yang tak ada
arti!
Ada satu episode
kehidupan beliau yang bisa menjelaskan bagaimana sikapnya terhadap harta
kekayaannya dalam perjuangannya di jalan Allah SWT. Pada masa Khalifah Abu
Bakar As-Siddiq ra., kaum Muslimin pernah dilanda kemarau dahsyat. Dalam
kondisi mencekam seperti itu, sebuah kafilah bisnis dengan 1.000 unta
mengangkut gandum, minyak dan kismis berhenti di depan rumah Utsman, lalu
mereka menurunkan muatannya. Setiap unta membawa setengah ton muatan. Artinya
ada 500 ton gandum dan bahan pangan lainnya!
Tak lama kemudian
pedagang datang menemui Utsman, dengan maksud ingin membeli barang itu dengan
memberi penawaran yang menggiurkan. Namun Utsman tegas menolak, namun tetap
santun, "Allah SWT memberi kepadaku 10 kali lipat, apakah kalian dapat
memberi lebih dari itu?” Mereka serentak menjawab, ”Tidak!" Utsman berkata
lagi, “Aku menjadikan Allah sebagai saksi bahwa seluruh yang dibawa kafilah itu
adalah shadaqah karena Allah, untuk fakir miskin.”
Petang itu juga,
Utsman ra. membagi-bagikan seluruh makanan yang dibawa unta tadi kepada setiap
fakir dan miskin. Mereka semua mendapat bagian yang cukup untuk keperluan
keluarganya masing-masing dalam jangka waktu yang lama. Terhindarlah ancaman
bencana kelaparan yang dahsyat itu. Subhanallah.
Tak hanya itu, di
episode lainnya, sewaktu Nabi Muhammad SAW kekurangan dana untuk membiayai
pasukan besar menuju perang Tabuk pada tahun 9 H/631 M, pertempuran pertama
dengan adidaya dunia Bizantium (Romawi Timur), maka Abu Bakar datang
menyerahkan seluruh hartanya 40.000 dirham. Umar menyumbangkan separuh dari
hartanya, Abdurrahman Bin Auf menyerahkan 200 goni gandum dan Utsman ibn Affan
memikul sepertiga dari keseluruhan biaya pasukan besar itu, dengan menyerahkan
950 ekor unta dan 50 ekor kuda dan uang tunai sebesar 1 .000 dinar. Subhanallah.
Saat dibaiat menjadi
khalifah, usia beliau sudah 70 tahun! Usianya 5 tahun lebih muda dari
Rasulullah SAW. Menjadi khalifah selama 12 tahun. Umur yang tak lagi muda tidak
menghalanginya untuk mengemban amanah dengan penuh prestasi dan keberkahan!
Di masanya, sejumlah
prestasi ditorehkan. Di antaranya, kodifikasi Mushaf Al-Qur’an, renovasi Masjid
Nabawi, pembentukan angkatan laut seiring dengan makin luasnya wilayah Islam
hingga Armenia, Azerbaijan, Siprus hingga mendekat ke Konstantinopel.
Muslimpreneur,
Begitulah mestinya
pengusaha Muslim saat ini, meneladani jejak pengusaha era Nabi SAW: Abu Bakar,
Umar, dan Utsman. Karenanya, jadilah pengusaha pejuang bagi berlangsungnya
khilafah yang sudah jelas sesuai syariah, bagus dan menyejahterakan. Bukan
malah melanggengkan negara korporasi yang bertentangan dengan syariah, rusak
dan zalim.
Semoga Allah SWT
menjadikan kita Pengusaha Pejuang Syariah dan Khilafah yang setia pada syariat
serta teladan bagi umat. Aamiin allahuma aamiin.
[]
Sumber: Tabloid Media
Umat edisi 146, Maret 2015
---