Oleh: Muhammad Karebet
Widjajakusuma, Ketua Lajnah Khusus Pengusaha HTI
”Jalan menuju Allah
adalah jalan yang membuat Adam kelelahan. Nuh mengeluh. Ibrahim dilempar ke
dalam api. Ismail dibentangkan untuk disembelih. Yusuf dijual dengan harga
murah dan dipenjara selama beberapa tahun. Zakaria digergaji. Yahya disembelih.
Ayub menderita penyakit. Daud menangis melebihi kadar semestinya. Isa berjalan
sendirian, dan Muhammad SAW mendapatkan kefakiran dan berbagai gangguan.
Sementara kalian ingin menempuhnya dengan bersantai ria dan bermain-main? Demi
Allah takkan pernah bisa terjadi.” Ibnul Qayyim al-Jauziyah
Muslimpreneur,
Begitulah, Imam Ibnul
Qayyim al-Jauziyah dalam kitab al Fawaid menyindir orang-orang yang
berleha-leha padahal tahu bahwa sebenarnya jalan penuh ujian keimanan dan
pengorbanan inilah jalan para nabi dan rasul. Jalan menuju Surga memang tak
pernah sepi dari ujian dan pengorbanan!
Meski terjal, penuh
lubang dan mendaki, namun untuk menuju Surga, Allah SWT memberikan perintah
dengan kata-kata progresif: 'berlarilah', 'bersegeralah', dan 'berlombalah'.
Tak ada kata 'santai', 'berleha-Ieha' atau 'nanti dulu’ di situ.
"Wahai
orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka
bersegeralah kalian mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli!” (TQS.
Al-Jumu'ah: 9)
“Dan bersegeralah kamu
menuju ampunan dari Tuhanmu dan menuju Surga yang luasnya seluas langit dan
bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.” (TQS. Ali Imron: 133)
“Maka
berlomba-lombalah dalam berbuat kebaikan!” (TQS. Al-Baqarah: 148) Sebaliknya,
untuk urusan menjemput rezeki dan urusan duniawi kita, perintah-Nya dengan
kata-kata yang lembut tidak progresif: 'berjalanlah'.
“Dialah yang
menjadikan bumi mudah bagimu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan
makanlah sebagian dari rezeki-Nya.” (TQS al-Mulk: 15)
Muslimpreuner,
Surga itu memang
mahal! Kita harus sungguh-sungguh menggapainya! Bisnis yang kita geluti hari
ini harus kita jadikan sebagai kendaraan untuk berlari, berlomba dan bersegera
menuju ampunan dan Surganya Allah SWT! Jangan sampai kita kelelahan karena
menggunakan jurus berlari, berlomba dan bersegera dalam berbisnis yang
sebenarnya cukup dengan berjalan saja.
Lantas, apa yang harus
kita lakukan? Yap, menjadikan diri kita
sebagai pengusaha pejuang syariah dan khilafah adalah wujud dari berlari,
berlomba dan bersegera menuju ampunan dan Surganya Allah SWT. Jalan mewujudkan
syariah dan khilafah adalah jalan yang penuh ujian keimanan dan pengorbanan. Jika
tak ikhlas mengamalkanya, tak kuat dengan godaan dunia, tak istiqamah
melakukannya, kita bisa tumbang di tengah jalan! Tapi inilah jalan yang harus
kita tempuh! Tak ada jalan lain! Sebab, hanya syariah dan khilafahlah
satu-satunya jalan yang akan membawa umat dan dunia ini kembali pada ampunan
dan rahmat Allah Swt. Bukan jalan sekulerisme dengan neokapitalisme dan
neoimperialismenya yang telah membawa dunia ini ke jurang kehancuran!
Agar kita ikhlas, kuat
dan istiqamah dalam berlari, berlomba, dan bersegera menuju ampunan dan
Surganya Allah SWT, kiranya nasihat dari Malik bin Dinar, penting kita camkan
kuat-kuat: "Sesungguhnya jika Allah SWT mencintai seorang hamba, Dia
mengurangi dunianya dan menahan pekerjaan darinya, dan berkata, "Tetaplah
berada di hadapan-Ku!” Lalu dia berkonsentrasi dan berkhidmat kepada Allah SWT.
Dan jika Allah SWT membenci seorang hamba, Dia menyerahkan secuil dunia
kepadanya dan berkata, 'Enyahlah dari hadapan-Ku. Aku tidak ingin melihatmu di
hadapan-Ku!’ Sehingga hatinya bergantung di bumi ini dan dengan perdagangannya
itu.” (Shifatus Shafwah)
Astaghfirullah hal adziim... Allahumma shalli ‘ala
Muhammad.
Ya Allah Yang Maha
Rahmaan dan Rahiim, kembalikanlah kemuliaan Islam dan umatnya melalui tegaknya
kembali khilafah atas manhaj kenabian sebagaimana yang telah Engkau janjikan
dan jadikan kami pengusaha Muslim orang-orang yang beramal ikhlas untuk menegakkannya...
kami rindu agar hidup kami kembali dipenuhi keberkahan yang Engkau turunkan
dari langit dan bumi... Aamiin allahumma aamiin.
[]
Sumber: Tabloid Media
Umat edisi 165, Januari 2016
---