Maha Benar Allah,
dengan segala firmanNya, ”Wa ma arsalnaka illa
rahmatan li al 'alamin." [Kami tidak mengutusmu, kecuali untuk
menjadi rahmat bagi alam semesta] (TQS. al Anbiya: 107). Islam bukan ancaman
bagi umat manusia, sebaliknya Islam diturunkan kepada manusia sebagai bentuk
kasih sayang Allah SWT kepadanya. Tanpa Islam, manusia tak ubahnya seperti
hewan, kata Ibn al-Qayyim al-Jauziyyah. Sebaliknya, dengan Islam, derajat
mereka naik sebagai khair al-bariyyah
(makhluk terbaik di muka bumi).
Umat manusia, di
seluruh dunia, tak terkecuali Spanyol, sebelum bersentuhan dengan Islam sama
nasibnya. Mereka hidup dalam kegelapan, dizalimi dan tertindas. Spanyol mulai
bersentuhan dengan Islam, setelah Musa bin Nushair, wali (gubernur) di Afrika, melakukan misi jihad ke Spanyol.
Sebagai rahmat bagi alam semesta, Islam hadir justru untuk membebaskan Spanyol
dari kegelapan, kezaliman dan penindasan.
Jihad sebagai metode
penyebaran Islam didahului dengan dakwah, mengajak mereka untuk memeluk Islam.
Jika tidak bersedia, mereka diberi kesempatan memilih alternatif kedua: tetap
memeluk Kristen, dengan syarat tunduk kepada negara Islam dan membayar jizyah.
Jika tidak bersedia, baru diperangi penguasanya.
Rakyat Spanyol sendiri
sadar, meski mereka beragama yang sama dengan raja mereka, tetapi ikatan
tersebut tidak kuat. Sebaliknya, simpati dan respek mereka justru tertuju
kepada kaum Muslim dan Islam yang membebaskan mereka. Bagaimana tidak? Jumlah
pasukan Tariq bin Ziyad hanya 12.000 personil. Sebanyak 3.000 di antaranya
telah gugur sebagai syuhada'. Setelah itu datang pasukan tambahan bersama Musa
bin Nushair, sebanyak 18.000 personel. Dibanding dengan jumlah penduduk
Spanyol, jumlah kaum Muslim sangat minim. Tetapi, mengapa mereka mau tunduk
kepada kaum Muslim?
Karena mereka
mendambakan cahaya dan keadilan Islam, di tengah gelapnya kezaliman dan
penindasan yang mereka alami. Mereka pun menyambut seruan Islam. Bagaimana
tidak? Islam datang, mereka tetap diberi kebebasan memeluk agama mereka.
Gereja-gereja dan tempat peribadatan mereka tetap diberi kebebasan. Hak dasar
Muslim dan non-Muslim sama. Simpati dan dukungan pun datang dari mereka kepada
Islam dan kaum Muslim. Mereka pun akhirnya tak hanya simpati dan memberi
dukungan, tetapi memeluk Islam beramai-ramai.
Selain itu, karena
jihad ini adalah ibadah, dan hanya menjalankan titah Allah SWT, maka dengan
izin-Nya, Dia taburkan rasa takut dan segan ke dalam dada musuh-musuh umat.
Allah SWT berfirman, ”La antum asyaddu rahbatan fi shudurihim mina-Llah”
[Sesungguhnya kalian jauh lebih menakutkan dalam dada-dada mereka, selain Allah
SWT] (TQS. al-Hasyr: 13). Karena itu, Allah bangun wibawa pasukan di depan
musuh-musuh-Nya.
Wibawa pasukan kaum
Muslim yang luar biasa itu tidak lahir dengan kekejaman, kebengisan dan
kejahatan yang mereka pertontonkan, tetapi justru karena kecintaan dan ketaatan
mereka kepada Rabb-nya. Rakyat Spanyol pun tak mereka jajah. Karena, antara
penduduk setempat dengan pasukan yang datang ke negeri mereka tidak ada
perbedaan, bukan seperti layaknya penjajah dengan rakyat yang dijajah.
Inilah yang menjadi
faktor terpenting, mengapa kekuasaan Islam di Spanyol bisa bertahan sampai 800
tahun, yang akhirnya dijajah oleh kerajaan kristen saat penguasa Muslim di sana
lemah dalam menjalankan berbagai kewajiban syariah dalam kenegaraan. Wallahua'lam. []
Bacaan: Tabloid Media
Umat edisi 174, Mei-Juni 2016
---