Assalaamu'alaikum
Wr Wb.
Saya ibu rumah tangga
dengan tiga anak. Saya pernah membaca hadits yang kurang lebih bunyinya seperti
ini: ”Tidak akan masuk surga darah dan daging yang terbuat dari makanan yang
haram. Neraka lebih utama untuknya”. Sungguh ancamannya luar biasa ya, jika ada
seorang Muslim yang tidak memperhatikan tentang kehalalan makanan. Hal semacam
ini mendorong saya untuk mengenalkan tentang pentingnya kehalalan makanan
kepada anak-anak sejak dini, agar mereka mengerti betul dan berhati-hati dengan
makanan yang dimakannya. Langkah apa yang bisa saya lakukan untuk mengenalkan
anak-anak tentang makanan halal. Terima kasih atas masukan dan sarannya.
Wassalaamu'alaikum Wr Wb.
IW - Bogor
Wa'alaikumsalam
Wr Wb.
Ibu IW yang baik,
Makan merupakan
pemenuhan kebutuhan jasmani yang harus dipenuhi. Di samping kualitas makanan,
halal dan thayib merupakan syarat utama
saat kita mengonsumsi makanan. Mengonsumsi makanan haram pasti akan berdampak
buruk bagi tubuh, selain ia pasti akan mengantarkan tubuh ke dalam neraka,
seperti bunyi hadits yang pernah Anda baca. Karena itu, mengetahui makanan halal
menjadi sangat penting. Tidak hanya bagi orangtua (ibu) karena dia yang
bertugas menyediakan makanan untuk anak-anak, tapi juga penting bagi anak-anak.
Mereka harus mulai dikenalkan makanan halal dan haram agar lebih berhati-hati
saat mengkonsumsi.
Ibu IW yang baik,
Langkah pertama yang
bisa Anda lakukan adalah mengenalkan jenis makanan haram dan halal yang sudah
disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadits Rasulullah SAW. Ajaklah anak untuk
membaca, mengkaji, jika mungkin menghafalkan ayat-ayat dan hadits tersebut.
Seperti misalnya ayat yang terdapat dalam Surat Al-Maidah ayat 3 yang artinya:
”Diharamkan bagimu
(memakan) bangkai, darah, daging babi, daging hewan yang disembilih atas nama
selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang
diterkam binatang buas, kecuali yang kamu sempat menyembelihnya, dan (diharamkan
bagimu) yang disembelih untuk berhala.”
”Rasulullah SAW
bersabda: Laut itu suci dan bangkainya halal." (HR. Ahmad)
Selain itu, Anda juga
bisa mengenalkan pada anak tentang label halal yang tercantum dalam kemasan
makanan. Usahakan untuk selalu membeli makanan yang sudah mendapatkan
sertifikat halal dari mulai makanan ringan, jajanan anak-anak sampai memilih
rumah makan ketika akan bersantap dengan keluarga. Label halal biasanya
berbentuk-lingkaran kecil di sudut atas atau bawah kemasan yang di dalamnya
terdapat kata halal untuk makanan dalam kemasan dan keterangan (sertifikat
halal) dalam bentuk lembaran kertas untuk restoran-restoran atau makanan yang
tidak dikemas. Meski tidak berarti yang tidak berlabel halal adalah makanan
yang haram, tapi mengenalkan label halal mendidik anak untuk berhati-hati
sebelum membeli. Harus memperhatikan halal dan haramnya suatu makanan.
Ibu IW yang baik,
Setiap makanan pasti
mengandung komposisi tertentu. Ragam kandungan biasanya tercantum pada kemasan
disertai dengan kuantitasnya. Ajari anak untuk mengamati setiap kandungan
makanan yang tercantum dalam kemasan. Jika di dalamnya mengandung bahan yang
meragukan seperti gelatin misalnya, pastikan bahwa yang tercantum adalah
gelatin yang berasal dari sapi. Gelatin biasanya terdapat pada makanan yang
lembut dan sedikit kenyal, seperti misalnya permen lunak, ice cream, puding.
Tiga jenis makanan ini termasuk makanan favorit anak-anak. Maka berhati-hatilah
ketika mengonsumsinya.
Ibu IW yang baik,
Selain itu, penting
juga diajarkan kepada anak bahwa makanan yang halal tidak hanya dilihat dari
zatnya saja tetapi juga cara memperolehnya. Makanan yang dari sisi zatnya
halal, tapi jika didapat dengan cara yang haram menjadi haram juga. Misalnya,
ayam goreng yang halal dimakan, tapi jika didapat dengan cara mengambil bekal
temannya saat makan siang di sekolah maka ayam goreng yang lezat itu menjadi
haram. Dengan cara ini, anak juga dididik sedari dini untuk mendapatkan rezeki
dengan cara yang halal selalu. []
Sumber: Tabloid Media
Umat edisi 174, Mei-Juni 2016
---