Siapa di antara kita yang tidak kenal dengan Bill Gates, ikon pengusaha tersukses abad ini. Dia selama beberapa tahun bertahan sebagai orang terkaya di dunia, dan memiliki kekayaan lebih dari 75 milyar dolar Amerika (lebih dari 975 trilyun rupiah). Bill Gates melalui perusahaannya Microsoft terus mengembangkan produk yang mampu menguasai dunia, sehingga otomatis milyaran dolar Amerika mengalir ke pundi-pundi kekayaannya setiap saat.
Selain super kaya,
Bill Gates juga dikenal sebagai orang yang paling dermawan di dunia. Ia
menyumbang milyaran dolar Amerika ke berbagai yayasan sosial kemanusiaan. Cuma
sayang sekali beberapa di antara yayasan tersebut memperjuangkan demokrasi dan
hak hak kebebasan kaum Lesbian, Gay (homoseksual), Biseksual dan Transgender
(LGBT). Keinginan dia untuk terus mendukung perjuangan demokrasi dan kaum LGBT,
memang tidak lepas dari karakternya sebagai seorang kapitalis-sekuler.
Kalau kita perhatikan
saat ini tidak sedikit pengusaha yang berkarakter kapitalis sekuler. Mereka
tidak menggunakan syariah Islam (standar halal-haram) dalam memperoleh maupun
membelanjakan hartanya. Dan bahkan mereka menjadi pendukung kebebasan gaya baru
(Neoliberalisme) dan penjajahan gaya baru (Neoimperialisme).
Seorang pengusaha
Muslim tidak layak menggunakan hartanya untuk mendukung berbagai aktivitas yang
bertentangan dengan syariah Allah SWT. Karena kita tahu kelak Allah SWT akan
mengajukan dua pertanyaan tentang harta kita, yang pertama tentang cara kita memperoleh
harta dan yang kedua tentang cara kita membelanjakan harta apakah sesuai dengan
syariah Islam atau tidak. Bisnis bukan hanya sekadar untung-rugi tapi Surga dan
Neraka.
Nabi Muhammad SAW,
sebelum diutus menjadi seorang nabi dan rasul, Beliau dikenal sebagai pengusaha
sukses pada zamannya dan juga diberi gelar Al-Amin. Setelah Beliau diangkat
menjadi nabi dan rasul maka Beliau fokus untuk mengembangkan dakwah Islam dan menggunakan
seluruh hartanya untuk dakwah dan membangun Daulah Islamiyah sebagai metode
syar’i.
Reputasi kesuksesan
Beliau sebagai seorang pengusaha, menjadi wasilah dalam menjalankan dakwah
setelah menjadi rasul di fase Makkah. Sehingga Abu Bakar Ash-Shiddiq (sahabat
Nabi dan seorang pengusaha sukses) dengan mudah memeluk Islam setelah mendengar
dakwah Beliau. Dan melalui dakwah Abu Bakar ini, maka berIslamlah pengusaha
sukses yang lain seperti Abdurrahman bin Auf dan Utsman bin Affan.
Rasulullah SAW telah
berhasil mendidik para pengusaha sahabatnya menjadi para pengusaha yang luar
biasa pengorbanannya bagi Islam. Mereka berusaha menjalankan bisnis dengan
profesional sehingga menghasilkan profit yang luar biasa. Dan mereka mampu
bersedekah ribuan dinar untuk dakwah Islam dan jihad fi sabilillah.
Tidak hanya itu mereka
pun turut serta berperang di jalan Allah. Seperti sahabat Rasul SAW,
Abdurrahman bin Auf, tidak hanya dermawan tapi juga sering mengikuti berbagai
perang bersama Nabi Muhammad SAW, sehingga mendapatkan luka di sekujur tubuh
dan gigi serinya patah. Selain itu Abu Bakar as-Shiddiq, ‘Umar bin Khattab,
Zubair bin Awwam, dan ‘Utsman bin Affan merupakan sahabat Rasul SAW dari
kalangan pengusaha yang dijamin masuk Surga. Jadi, mereka sukses di dunia dan
di akhirat.
Sungguh mereka telah
mengamalkan seruan Allah SWT yang termaktub dalam surat At-Taubah ayat 111
(artinya):
“Sesungguhnya Allah
telah membeli (isytara) dari orang-orang
Mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan Surga untuk mereka. Mereka
berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah
menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al-Qur’an. Dan
siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka
bergembiralah dengan jual-beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah
kemenangan yang besar.”
Dalam ayat tersebut
Allah SWT menggunakan kata isytara
(membeli), padahal kita ini makhluk Allah SWT. Hal ini menunjukkan apresiasi
yang luar biasa pada seorang Mukmin yang mengorbankan diri dan hartanya, Allah
membelinya dengan bayaran Surga.
Adakah pembayaran yang
lebih baik dari Surga? Bukankah kita sangat mengharapkan ampunan dan Surga,
sehingga bisa berkumpul dengan Rasulullah SAW dan melihat ”Wajah” Allah?
Oleh karena itu kami
mengajak para pengusaha Muslim untuk berperan aktif dalam perjuangan menegakkan
syariah dan khilafah. Semoga Allah memudahkan segala urusan kita dan memberikan
keistiqamahan untuk terus berjuang menegakkan syariah dalam naungan khilafah. Aamiin.
Bacaan: Tabloid Media
Umat edisi 174, Mei-Juni 2016
---