Menangkap
Peluang
Oleh: Basuki Widodo
(Anggota Lajnah Khusus Pengusaha (LKP) HTI, Entrepreneur dan Business Coach)
Sebuah kata yang
sering diingat pengusaha adalah peluang. Seseorang disifati sebagai seorang
pengusaha atau entrepreneur karena kejeliannya melihat peluang, ia bisa melihat
peluang dari setiap kejadian melebihi orang-orang yang awam dalam bisnis. Di
balik masalah-masalah yang ada di tengah masyarakat mereka justru melihat
adanya peluang bisnis lalu ia mencari ide-ide kreatif, solutif yang bermanfaat
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh orang lain. Dengan
menciptakan value-value yang memberikan manfaat bagi orang lain itulah seorang
entrepreneur mencetak profit atau keuntungan.
Bagi pengusaha Muslim,
atau biasa disebut muslimpreneur tentu bukan hanya peluang-peluang bisnis saja
yang bisa diambil, masalah-masalah yang ada di tengah masyarakat juga bukan
hanya masalah-masalah yang bersifat teknis melainkan juga masalah-masalah menyangkut
interaksi sosial masyarakat. Begitu pula keuntungan yang ingin diraih pun juga
bukan sekadar keuntungan materi belaka. Keuntungan berupa materi bukanlah
tujuan utama melainkan sebagai sarana untuk mendapatkan keuntungan yang lebih
besar yaitu keuntungan ruhiyah yaitu ridha Allah SWT.
Inilah saatnya para
pengusaha Muslim mengarahkan pandangannya kepada masalah-masalah yang ada di
tengah-tengah umat. Umat Islam di negeri ini yang Jumlahnya mayoritas dan umat
Islam di negeri negeri lain sedang didera berbagai masalah. Mulai dari adanya serangan
akidah dengan banyaknya aliran sesat yang masuk ke negeri ini. Adanya serangan
budaya asing berupa promosi LGBT yang merusak moral generasi muda. Adanya
kezaliman yang dilakukan penguasa dengan kebijakan politik dan ekonomi liberal
yang merugikan rakyat. Kekayaan alam yang sejatinya adalah milik rakyat tidak
bisa dinikmati oleh rakyat karena diberikan kepada asing.
Muslimpreneur,
Melihat banyaknya
masalah yang ada di depan mata kita seharusnya menggerakkan intuisi kita yaitu
adanya peluang di balik masalah-masalah tersebut, peiuang-peluang ini lebih
berharga daripada sekadar peluang bisnis yaitu peluang amal shalih untuk meraih
pahala. Sekarang bagaimana kita akan menentukan sikap mau mengambil peluang
yang besar itu ataukah membiarkan lewat begitu saja. Marilah kita memulainya
dengan mengambil keputusan yaitu mengambil peluang tersebut. Kita jadikan
peluang ini sebagai mega proyek sedangkan proyek-proyek yang lain kita jadikan
sebagai pendukung mega proyek tersebut. Yang kedua adalah mencari solusi
pemecahan masalah-masalah tersebut.
Solusi ini juga
sifatnya solusi mendasar yang langsung mengarah kepada akar masalah.
Masalah-masalah yang disebutkan di atas bukanlah akar masalah melainkan
masalah-masalah cabang. Akar masalah sesungguhnya tidak diterapkannya sistem
kehidupan Islam, melainkan diterapkannya sistem kapitalisme demokrasi yang
menimbulkan kerusakan di berbagai kehidupan masyarakat. Solusinya sebenarnya
tidak perlu dicari-cari karena Allah telah memberikan guidance, yaitu sistem kehidupan Islam.
Muslimpreneur,
Marilah kita mengambil
peluang emas ini untuk menyelesaikan masalah umat ini dengan menjadi bagian
dari barisan Pengusaha Pejuang Syariah dan Khilafah.
Sebagai penutup,
marilah kita mengingat firman Allah SWT: ”Hendaklah ada di antara kalian
segolongan umat (kelompok) yang mengajak pada kebajikan (Islam) dan melakukan amar makruf nahi mungkar. Mereka itulah
orang-orang yang beruntung.” (TQS Ali Imran [3]: 104) Semoga kita meraih
keuntungan yang hakiki berupa kebahagiaan dunia dan akhirat. Aamiin Allahumma Aamiin. []
Sumber: Tabloid Media
Umat edisi 169, Maret 2016
---