Di AS, satu orang
wanita diperkosa setiap 2 menit, dipukuli setiap 15 detik, dan 3 wanita dibunuh
oleh mitra mereka setiap harinya. Di Inggris satu orang wanita diperkosa atau
menghadapi upaya pemerkosaan setiap 10 menit. Di seluruh Eropa 1 dari 4 wanita
menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga. Hancurnya keutuhan keluarga dalam
masyarakat sekular Barat juga terjadi akibat budaya pergaulan bebas. Hasilnya,
ada jutaan ibu menjadi orangtua tunggal, banyak anak dilahirkan dari ayah yang
berbeda-beda. Di Inggris 40% dari anak-anak yang lahir adalah anak luar nikah.
Hampir 1 dari 2 pernikahan berakhir dengan perceraian. Sekitar 9 dari 10
anak-anak antara usia 13 dan 17 telah melakukan hubungan seksual luar nikah.
Jelaslah bahwa kapitalis sekular, sistem liberal dan nilai-nilainya telah
menabur kehancuran sosial dan moral dalam masyarakat mereka dan tak ada sedikit
pun contoh untuk ditiru dunia Muslim.
Kekejaman tentara
Thailand itu tercatat dalam peristiwa pembunuhan massal di Masjid Kerisek di
Pattani dan Tak Bai di wilayah Menara (2004) dan di Masjid Al-Furqan di wilayah
Menara (2009). Hampir 100 orang mati di tangan tentara saat itu. Itu belum termasuk
pemerkosaan yang dialami para gadis Muslimah dan perusakan generasi muda Muslim
dengan narkoba.
Tanpa adanya Khilafah,
kaum Muslimin di Myanmar mengalami pembantaian serta wanita-wanitanya mengalami
pemerkosaan!
Tin Soe, Direktur Umum
Jaringan Pers Kalaban, outlet media lokal yang didirikan oleh Muslim Rohingya
di Bangladesh mengatakan bahwa kekejaman yang terjadi itu adalah akibat
provokasi oleh umat Buddha dan munculnya laporan-laporan yang dibuat-buat di
media.
Soe mengklaim bahwa
laporan yang dibuat-buat mengenai perkosaan dan pembunuhan terhadap seorang
wanita Buddha oleh tiga Muslim disebarluaskan dengan sengaja hingga menyebabkan
tindak kekejaman yang meluas terhadap umat Islam. Namun, Soe berpendapat bahwa
pemerkosaan terhadap para perempuan Muslim, penyiksaan dan pembunuhan massal
terhadap Muslim Rohingya tidak menjadi perhatian media dunia.
HRW dalam laporannya
mengungkpkan pula bahwa pasukan keamanan Burma terlibat dalam kampanye
pembunuhan, pemerkosaan dan penangkapan massal, dengan target kelompok Muslim.
Beberapa tahun
terakhir ini, masalah kenakalan dan kriminalitas remaja terus meningkat baik
jumlah maupun kualitasnya. Kenakalan remaja saat ini makin mengarah pada
tindakan kriminal seperti pencurian, pemerkosaan, penggunaan narkoba, bahkan
pembunuhan.
Orang tidak perlu
melihat jauh untuk menemukan bagaimana dalam dan luasnya permusuhan Pentagon
terhadap Islam. Di Afghanistan, pelecehan mesin-mesin perang Amerika terhadap
Islam terjadi secara rutin. Hal ini termasuk tindakan pengecut pembakaran
Al-Qur’an oleh militer Amerika yang fanatik. Di tempat-tempat lain, pasukan
Amerika sambil bermain-main mengencingi mayat-mayat warga Afghanistan dan
merasa senang dengan penyiksaan atas mayat-mayat itu. Jangan pernah lupakan
penyiksaan secara kejam atas para tahanan di Bagram, pemerkosaan terhadap
gadis-gadis muda dan pembantaian penduduk sipil yang tidak berperi kemanusiaan
telah menjadi ciri dari perang salib Amerika yang berbahaya di Afghanistan.
Betapapun kerasnya Amerika mencoba berupaya untuk mengindoktrinasi para
prajuritnya agar membenci Islam, insiden yang terakhir ini, yang merupakan
sebuah episode terbaru merupakan pengingat yang jelas ke seluruh dunia bahwa
barbarisme dan tidak adanya emansipasi dari pemerintah tiran ini adalah ciri
khas kebijakan Amerika di dunia Muslim.
Ketua Dewan
Pemerintahan Militer, Tantawi mengatakan bahwa harus melibatkan seluruh lapisan
masyarakat dalam penyusunan UUD. Dengan demikian ia sengaja melakukan
kekeliruan, mengingat di Mesir tidak ada banyak komunitas, dan mayoritas dari
mereka adalah kaum Muslim. Sedangkan orang-orang Koptik, maka mereka telah
berada dalam dzimmah (jaminan keamanan)
dari kaum Muslim sejak 14 abad. Dan selama itu, Islam benar-benar telah memberi
mereka hak-hak yang tidak diberikan kepada oleh UUD sekuler. Islam benar-benar
menjaga eksistensi hidup mereka, agama mereka, semua gereja mereka dan pelaksaan
simbol-simbol keagamaan mereka, seperti masalah pernikahan, perceraian dan
sebagainya. Akan tetapi, di bawah rezim-rezim sekuler sejak pendudukan Inggris
hingga era rezim Hosni Mubarak yang digulingkan, maka orang-orang Koptik
senantiasa mendapatkan penganiayaan, pelecehan dan pemerkosaan atas hak-hak
mereka, serta penyerangan terhadap gereja mereka.
Semua itu terjadi
setelah sebelumnya mereka melakukan di Baghdad dan Fallujah, di mana mereka
menggunakan senjata yang membunuh orang hidup dan merusak janin dalam rahim
ibunya, sehingga para perempuan yang hamil di Fallujah benar-benar dihantui
ketakutan serius, sebab setiap hari ada 4 janin rusak yang dikubur akibat
penggunaan amunisi radioaktif oleh Amerika, sementara tentara gay Amerika
berpesta pora di penjara Abu Ghraib dan Guantanamo melakukan pemerkosaan dan
penyiksaan yang memalukan, yang jauh dari semua nilai kemanusiaan.
Pembunuhan, kekerasan,
pemerkosaan, pelanggaran terhadap kehormatan dan kesucian, serta tidak adanya
nilai-nilai kemanusiaan merupakan hasil tak terelakkan dari kediktatoran
Amerika dan penerapan kapitalisme sebagai sebagai ideologi yang menguasai
dunia. Bagaimana mungkin Amerika dan Barat mengecam kekerasan, mengutuk
pembunuhan atau kejahatan terhadap orang tak bersalah di negara mereka?