Berbeda dengan
demokrasi dan liberalisme yang meminggirkan ketakwaan, Islam justru menjadikan
iman dan takwa sebagai pondasi kehidupan masyarakat. Takwa-lah yang membuat
seorang muslim akan sungguh-sungguh melaksanakan perintah Allah meskipun berat,
dan akan berusaha keras meninggalkan perbuatan keji dan mungkar meski
syahwatnya bergejolak. Mereka yang jatuh dalam perbuatah keji seperti
pemerkosaan dan perzinaan adalah orang-orang yang sudah menggadaikan iman dan
takwanya.
Hal yang paling
mengerikan bagi korban, pelaku kebanyakan berasal dari orang terdekat. Terakhir
terungkap pelaku pemerkosa bocah pemulung di Bekasi adalah ayah kandungnya
sendiri. Korban sendiri sudah meninggal akibat penyakit radang otak yang
disebabkan penyakit gonorhea yang ditularkan sang ayah.
Yenny Wahid sepertinya
sedang mengigau. Di akhir acara, Yenny menyatakan “Lihat di Arab saudi tingkat
perkosaannya lebih tinggi daripada Eropa yang perempuannya banyak memakai
bikini,” tegasnya tanpa menyebut sumber. Padahal menurut data statistik tentang
Angka Pemerkosaan di 116 negara, 7 dari 10 negara dengan tingkat pemerkosaan
tertinggi justru terjadi negara-negara Eropa. Seperti dilansir nationmaster.com
Perancis, Jerman, Rusia, dan Swedia adalah negara Eropa dengan tingkat
perkosaan tertinggi di dunia.
Desember 2012,
mahasiswi kedokteran India berusia 23 tahun yang menjadi korban dari serangan
pemerkosaan brutal 16 Desember oleh enam orang laki-laki di dalam bis di New
Delhi, telah meninggal karena luka yang dideritanya.
Kejahahatan Amerika
diberbagai kawasan dunia semakin terungkap. Amerika yang sering mengkritik
negara lain sebagai pelanggar HAM, justru merupakan negara teroris, pelanggar
HAM nomor wahid di dunia. Pengadilan HAM Eropa kemarin menyatakan bahwa CIA
melakukan penyiksaan dan pemerkosaan di Irak.
Hamid al-Mutlaq, ketua
sebuah organisasi HAM Irak mengatakan dalam sebuah konferensi pers di Baghdad
terjadinya penyiksaan dan pelanggaran HAM dan perkosaan terhadap para wanita
yang ditahan di penjara-penjara Irak. Laporan ini didasarkan pada kesaksian rahasia
para tahanan wanita di penjara-penjara Irak.
Mutlaq mengatakan
bahwa “laporan itu menegaskan apa yang baru-baru ini telah dinyatakan oleh
beberapa anggota komite parlemen dan organisasi HAM, bahwa ada pelanggaran,
penyiksaan dan pemerkosaan yang sistimatis terhadap para tahanan wanita di
penjara-penjara Irak,”
Pada tanggal 12
Desember Gerakan Sadris mengajukan permohonan kepada Jaksa Penuntut Umum untuk
mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Menteri Kehakiman Hassan
Shammari dan para pejabat lainnya karena mencegah para anggota parlemen Irak
mengunjungi penjara setelah mereka menerima informasi tentang adanya penyiksaan
dan pemerkosaan terhadap beberapa narapidana.
Walaupun ada petunjuk
keterlibatan aparat keamanan dalam penyiksaan sistematis dan pemerkosaan
terhadap para tahanan wanita, komite penyelidikan yang dibentuk hanya
menyatakan yang terjadi adalah “ancaman pemerkosaan”.
Pemerintahan AS
bersalah atas munculnya tindakan penyiksaan, pemerkosaan dan sodomi.
Pelanggaran HAM yang dimulai tahun 2004 dalam bentuk kekerasan fisik,
psikologis, dan seksual, termasuk penyiksaan, perkosaan, sodomi, dan pembunuhan
terhadap para tahanan di penjara Abu Ghraib di Irak mengundang perhatian
publik. Tindakan ini dilakukan oleh para personel polisi militer Angkatan Darat
Amerika Serikat, bersama dengan lembaga-lembaga pemerintah AS lain.
Tidak hanya
eksploitasi fisik, penderitaan pekerja perempuan diperparah dengan eksploitasi
seksual. Belum usai penanganan perkosaan seorang tenaga kerja Indonesia di
pengadilan sipil Penang terhadap tiga polisi Malaysia, publik kembali
terguncang. Menlu Marty Natalegawa sendiri yang mengabarkan terjadi lagi
pemerkosaan dan kekerasan terhadap TKI asal Aceh. Pelakunya adalah pasangan
suami dan istri, majikan sang TKI. Realitas yang dihimpun Badan Nasional
Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) pada 2011 menunjukkan, terjadi 2.209
pelecehan/kekerasan seksual pada perempuan pekerja migran. Bahkan 535 orang
yang kembali ke tanah air dalam keadaan hamil.
Orang-orang kafir yang
melakukan tindak pelanggaran seperti perzinaan, pembunuhan, pemerkosaan,
perampokan, dan lain-lain, maka mereka akan mendapatkan sanksi sesuai dengan
syariah Islam. Khalifah akan merajam orang kafir yang berzina, memotong tangan
orang kafir yang melakukan pencurian, dan sebagainya. Khalifah bisa saja
memenjara orang kafir yang melakukan kecurangan, penipuan, dan penggelapan.
Dalam konteks seperti ini, mereka diperlakukan sama dengan orang Muslim.
Dekadensi moral yang
tercermin dalam ragam kebebasan perilaku seks menyimpang, misalnya—seperti
maraknya perzinaan, pelacuran, bisnis pornografi dan pornoaksi, klub seks,
pasangan gay dan dan lesbian, hubungan incest,
tukar pasangan dalam hubungan seks, bahkan hubungan seks dengan binatang
dll—hanyalah salah satu dari penyakit akut masyarakat Barat. Ragam tindakan
kriminal—seperti kekerasan dalam rumah tangga, perampokan, pembunuhan,
pelecehan seksual, pemerkosaan, kehamilan di luar nikah yang berujuang pada
aborsi, dll—adalah penyakit akut lainnya yang juga diidap masyarakat Barat. Di
bidang ekonomi sakitnya masyarakat Barat tercermin, misalnya, dari angka
pengangguran yang tinggi, banyaknya tuna wisma, kesenjangan yang lebar antara
si kaya dan si miskin, gaya hidup hedonis, dll. Secara psikologis, masyarakat
Barat juga sudah lama mengalami alienasi serta banyak yang mengidap stres
bahkan depresi yang tidak jarang berujung pada tindakan bunuh diri.