Di bidang hukum,
Indonesia sangat lemah dalam penegakan hukum. Kasus yang sangat menonjol adalah
skandal Bank Century yang merugikan negara hingga 6,7 triliun yang sampai saat
ini tidak ada kejelasan. Bobroknya mafia hukum di indonesia terlihat jelas dimana
para penegak hukum mulai dari jaksa, polisi, hakim, penyidik, kepala rutan,
pengacara semuanya bisa dibeli.
Melihat dari semua
fakta tersebut Muhammad Ihsan Abdul Djalil mengajak seluruh ulama dan tokoh
masyarakat untuk berjuang bersama melakukan perubahan. Hanya sistem Islam di
bawah naungan daulah khilafah yang telah terbukti berabad – abad mampu
menyejahterakan rakyat.
Setelah menjelaskan
dengan sangat rinci dibukalah sesi tanya jawab dengan para peserta dan kemudian
dilanjutkan dengan testimoni tokoh yang disampaikan oleh Muhammad sowam (tokoh
masyarakat Kalitidu) dan Drs. Mas’ud (MUI kecamatan Kanor) dan di akhir acara
ditutup dengan doa yang dipimpin oleh KH. Mudhofir Aslam.
Sekitar seratus
muballighoh Surabaya menguatkan komitmen untuk bersatu berjuang menegakkan
khilafah bersama Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia. Acara yang digelar DPD
Muslimah HTI Surabaya di gedung PKK Jawa Timur jalan Gayungsari Surabaya
mendapat sambutan antusias dari para muballighoh.
Dipandu Ustadzah
Ni’mah Aliyah sebagai moderator dan Ustadzah Retno Sukmaningrum sebagai
pembicara pertama dan Ustadzah Asma Amnina sebagai pembicara kedua. Ustadzah
Retno Sukmaningrum menjelaskan, kaum muslim adalah umat terbaik sebagaimana
firman Allah SWT dalam surat Ali Imron 110. Tapi realita kaum muslim saat ini
sangat jauh dari sebutan umat yang terbaik.
Para muballighoh
menyambut positif seruan para pembicara dan berkomitmen untuk berjuang
menegakkan khilafah Islamiyyah bersama Muslimah HTI. Acara yang sama digelar
secara rutin setiap sebulan sekali untuk semakin meneguhkan komitmen muballghoh
pada perjuangan penegakan khilafah.
Kampanye syariah dan
khilafah yang diselenggarakan di beberapa negara pada bulan ini, akhirnya
sampai pada giliran Semarang yang menggelar dua acara besar secara bersamaan,
Acara yang bertajuk Workshop Intelektual ” Peran Intelektual Dalam kebangkitan
ISLAM’ ini memang diadakan secara khusus untuk para intelektual yang berada di
kampus kampus besar Jawa tengah Utara seperti UNDIP, UNNES, Unissula, UMK dll
yang telah kontak secara intensif dengan para syabab HTI. Acara digelar pada
tanggal 25 Juli di Gedung Widya puraya Undip ini dihadiri 30 Intelektual dari
beberapa kampus.
Workshop Intelektual
ini dibuka oleh ketua DPD HTI jateng Ir Abdullah IAR, MT dengan pidato penuh
semangat di depan Intelektual bahwa di pundak merekalah Kebangkitan Islam,
Karena Intelektual adalah salah satu pilar yang menentukan dalam Perubahan.
Hadir pula sebagai Keynote Speaker DR.dr. Rofiq Anwar, S.PPA tokoh Senior yang
tetap muda karena semangatnya ini memaparkan konspirasi global dalam melemahkan
Islam dan menghilangkanya dalam peradaban. Tokoh ICMI yang pernah dua kali
memimpin Universitas Islam terbesar di Jawa Tengah kembali mengingatkan bahwa
siapa lagi yang akan membangkitkan kemulyaan Islam kalau bukan para
Intelektual.
Tidak seperti biasanya
pada hari sabtu, tepatnya tanggal 29 mei 2010, Gedung Pendopo Garut yang
terletak di bilangan alun alun kompleks Mesjid Agung Garut, sejak pagi hari
sudah semarak dengan kibaran bendera hitam putih yang bertuliskan dua kalimah
syahadat yang di ikatkan di beberapa sudut halaman gedung rakyat ini, tampak
juga banner berukuran besar dengan tulisan dua kalimat toyibah di pasang tepat
di depan halaman utama gedung Pendopo.
Dalam ceramah
singkatnya, Ustadz Muhammamad Hisyam menegaskan bahwa peran ulama ulama sangat
urgen dalam membangun kekuatan umat dalam menyongsong tegaknya syari’ah dan
sistem Islam di muka bumi ini, ” Karena dengan sistem yang ada sekarang kita
sebagai umat Islam nyata nyata telah di rugikan di berbagai sektor kehidupan,
jadi tunggu apa lagi mari kita bersatu padu sama sama berjuang untuk menerapkan
syari’ah dan sistem Islam dalam bingkai institusi Islam yang sahih “, Tegas
Ustadz Hisyam seraya meneriakan takbir.
Di akhir acara,
Muktamirin dan para ulama sepakat untuk bersama-sama berjuang menegakan
syari’ah dan Khilafah, dan secara simbolis para ulama meneguhkan perjuangannya
dengan menandatangani kesepakatan perjuangan menegakan Syari’ah dan Khilafah
bersama ulama dan seluruh komponen Umat Islam.
Sementara itu, Farah
Adiba, koordinator panitia pelaksana menyampaikan bahwa tujuan acara ini adalah
ingin menyatukan langkah para mubaligoh, guru agama guru TK al-Qur’an, para
muslimah yang peduli dengan masa depan umat. Farah memandang perlu adanya pembinaan
kepada seluruh Muslimah untuk mencetak generasi yang bertakwa sebagai
calon-calon pemimpin bangsa.
Acara ini diisi oleh
para orator yaitu Ir. Zulfa Nur yang menyampaikan orasi berjudul “Potret Buram
Kehidupan Umat dan Hancurnya Keluarga Sebagai Benteng Pertahanan”, Fatimah
Asliani, S.P menyampaikan orasi tentang “Khilafah Pembebas Perempuan dari Cengkeraman
Kapitalisme. Sedangkan Desy Lusiana, S.Ag membacakan orasi berjudul “Khilafah
adalah Kewajiban, Janji Allah dan Solusi Problematika Kehidupan” dan Sri
Mulyani menyampaikan tentang “Peran dan Tanggung Jawab Dai’yah dan Mubalighoh
dalam Menegakkan Khilafah”.
Pasca pertemuan ini
akan digelar Majelis Taqarrub Ilallah yang akan diikuti para muslimah yang
telah sepakat berjuang bersama Hizbut Tahrir memperjuangkan tegaknya khilafah
di setiap daerah Kalimantan Selatan.
“Pulang dari tempat
ini, saya akan bergabung dengan HTI untuk memperjuangkan khilafah,” ungkapan
tegas itu disampaikan Ibu Nyai Fatimatuz Zahro pengasuh pondok pesantren Bahrul
Huda Tlanakan, Pamekasan. Komitmen itu langsung disambut dengan pekik “Allahu
Akbar!” dari ratusan muballighoh yang hadir dalam pertemuan Muballighoh bertema
“Saatnya Muballighoh Berjuang Tegakkan Khilafah Islamiyah” di Asrama Haji
Sukolilo Surabaya.