Kumandang takbir,
tahlil dan tahmid bergema di seantero pelosok negeri menyambut datangnya hari
raya ‘Idul Fitri 1 Syawal 1433 H. Kaum muslim pun berbondong-bondong untuk
melaksanakan Sholat ‘Ied secara berjamaah. Pada hari Ahad (19/08) HTI Soloraya
menggelar sholat ‘Ied di halaman Gedung YPAC Surakarta bersama ratusan
masyarakat Solo dan sekitarnya
Bertindak selaku Imam
dan Khatib ialah Ust. Ustman Zahid, pengasuh Pondok Pesantren NDM Surakarta
sekaligus selaku pengurus DPD HTI Soloraya. Dalam khutbahnya , Ustman
menghimbau kepada kaum muslim agar mengokohkan keimanan serta menghilangkan
keraguan terhadap syariah dan Khilafah. Ia mengajak kaum muslim supaya berjuang
bersama-sama untuk tegaknya syariah dan khilafah sebagai solusi segala
permasalahan umat.
Tampak para jamaah
begitu khusu’ dan khidmat mengikuti jalannya ibadah yang khusus di hari raya
tersebut hingga acara ditutup dengan doa oleh khatib.
Sungguh nampak pada
wajah-wajah keheranan para peserta ketika panitia memutarkan video tentang
fakta prilaku remaja bahwa separuh gadis di Jabodetabek tak lagi perawan,
Surabaya 54%, Medan 52%, Bandung 47% dan Yogyakarta 37%. Namun wajah peserta
kembali berseri ketika kemudian pemateri pertama masuk dan memandu untuk
meneriakkan takbir. Halijah, S.Pd. memberikan gambaran akan fakta remaja saat
ini, dan gambaran tentang cinta yang cerdas, bahwa cinta yang cerdas adalah
cinta yang lahir dari pemikiran, berstandar aturan Islam dan Cinta karena
Allah. Pemateri kedua Ummu Bilal,, membawakan materi “Hidup setelah mati” yang
sangat menyentuh hati para peserta. Pemateri ketiga, ukhti Lina menyampaikan
tema “Menjemput Hidayah” yang memberikan inspirasi bagi para peserta untuk
berjuang dan berusaha menjemput hidayah dari Allah SWT. Kemudian materi
terakhir oleh ukhti Emi, peserta diajak untuk bisa membuat surat cinta untuk
Allah dan pengakuan kepada Allah tentang apa yang dilakukan sebelumnya dan
komitmen mereka untuk berjuang menegakkan Syariah dan Khilafah.
Setelah sirine tanda
berbuka terdengar Ukhti Ania (panitia) memimpin untuk membacakan doa berbuka
puasa. Para peserta pun berkomitmen untuk berjuang bersama Muslimah Hizbut
Tahrir Indonesia dalam penegakan syaraiah dan Khilafah. Allahu Akbar.
Dalam pemaparannya,
menanggapi kegagalan negara dalam mengurus kekayaan alam yang luar biasa
melimpah di negeri ini Herman Usman menjelaskan bahwa politik ekonomi islam
menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar tiap individu melalui mekanisme dan
sistem sesuai syariah dan seandainya kekayaan umat ini dioptimalkan dan
dikelola oleh baitul mal maka kesejahteraan yang diimpikan akan menjadi
kenyataan. Sementara itu Ust Ibnu Aziz Fathoni mengilustrasikan penduduk miskin
di negeri ini seperti ayam yang kelaparan di lumbung padi, negara ini salah
urus ujar beliau berretorik. Bobroknya sistem kapitalisme liberal dan rezim
yang korup adalah biangnya. Oleh karena itu, jika ingin merubah realitas yang
kontradiktif ini maka umat harus membuang jauh mental katak dalam tempurung,
umat harus think out of the box, negara
ini sudah gagal maka diperlukan upaya serius dari seluruh komponen umat untuk
memahami realitas yang rusak ini sehingga umat tergerak untuk melakukan
perubahan. Dan akan kemana lagi kita mencari solusi kalau bukan pada syariah
Islam, sedangkan syariah tidak akan tegak kecuali melalui daulah Khilafah, dan
perjuangan menegakkan khilafah tidak mungkin diwujudkan kecuali dengan
berjamaah pungkasnya mengakhiri pemaparan.
Dalam kesempatan ini
juga disajikan pidato politik HTI yang disampaikan oleh Zahruddin,S.PdI selaku
Humas HTI DPD I sulteng yang mengajak seluruh komponen umat dalam forum ini
untuk segera mencampakkan sistem busuk ala kapitalisme liberalism dan demokrasi
yang terbukti gagal mensejahterakan umat untuk segera menyongsong berita
gembira Rasulullah saw dengan berjuang bersama Hizbut-tahrir untuk menegakkan
syariah dan khilafah pungkasnya yang disambut pekikan takbir oleh ratusan
peserta yang hadir
“Saya kenal dengan
Hizbut Tahrir baru 2 atau 3 tahun ini kalau tidak salah ingat waktu di karebosi
(Konferensi Rajab tahun 2010 red.)” jelas anggota sepuh di organisasi
Muhammadiyah ini.
Lebih lanjut, ia
mengaku sering memberikan pemahaman Islam ke teman-temannya sesama petani
tentang kewajiban menjalankan syariat Islam dan pentingnya berjuang bersama
Hizbut Tahrir .
” kepada petani
langsung saja saya berikan penjelasan tentang agama, bahwa Hizbut Tahrir ini
memperjuangkan syariat Islam yang sesuai dengan al-Qur’an dan Sunnah. Jika kita
mendukung perjuangan yang benar maka kita akan selamat dunia dan akhirat,
itulah kunci besarnya “ papar Syamsuddin.
Menyinggung soal
penguasa sekarang, menurutnya, apa yang telah dilakukan penguasa saat ini sudah
sangat bertentangan dengan perintah Allah yang ada dalam Al-Quran. Meskipun
demikian, apa boleh buat karena sistem ini sudah terlanjur jalan, tinggal kita
yang dibelakang ini mesti memperbaikinya.
“ Perubahan Itu
tergantung dari kemauan kawan-kawan. Kalau sekarang anda mau merubah diri itu,
perubahan bisa terjadi “ pesan beliau
“Siapkah teman-teman
berjuang mewujudkan peradaban mulia dan bermartabat dengan Syari’ah dan
Khilafah?”. “Siaap!!!”. Demikian teriakan hampir 150 mahasiswa muslimah se
Jakarta menggema di dalam gedung UWCW, Cijantung Jakarta Timur. Bukti kesiapan
mereka berkontribusi dalam upaya perubahan ini diungkapkan dalam acara Seminar
Pendidikan yang diadakan oleh Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia, DPC Ciracas
Jakarta Timur, Ahad, 13 Mei 2012. Acara yang berlangsung dari jam 09.30 – 12.30
WIB ini mengambil tema “Kontribusi Mahasiswa Muslimah dalam Mewujudkan
Peradaban Mulia dan Bermartabat”. Seminar ini diselenggarakan dalam rangka
menyambut KONFERENSI INTELEKTUAL MUSLIMAH untuk BANGSA di Graha Saba Widya
Wisma Makara UI 20 Mei 2012.
Dibuka oleh duet
pembawa acara yang energik, Wiwid dan Aisyah, membuat acara menjadi berbeda
dengan seminar kebanyakan. Peserta pun segera tertulari dengan semangat yang
luar biasa. Ditunjukkan dengan ke-aktif-an mereka menjawab setiap pertanyaan
maupun pernyataan ringan yang dilontarkan oleh kedua pembawa acara, ciri khas
mahasiswa yang selalu ingin eksis dan ingin tampil dalam setiap kesempatan.