Sekitar 200 ibu
memadati Bismo Meeting Room Hotel Bifa Yogyakarta untuk mengikuti Kongres Ibu
Nusantara (KIN) yang diselenggarakan oleh Muslimah DPD I HTI DIY, Ahad (22/12).
Menurut Reni Dwi Astuti, M.T. (Panitia pengarah KIN), agenda yang digelar
Muslimah HTI di berbagai kota di Indonesia ini, merupakan upaya mencari solusi
atas penjajahan ekonomi yang mengancam para ibu dan generasi sebagai akibat
penerapan perdagangan bebas, serta untuk meningkatkan semangat juang para ibu
mewujudkan sistem yang menyejahterakan.
Dalam orasinya
berjudul Gurita Perdagangan Bebas Menjerat Ibu Nusantara, Meti Astuti, M.Ek.
(Lajnah Fa’aliyah MHTI DIY) menggambarkan tentang penjajahan sistem kapitalisme
di Indonesia melalui liberalisasi ekonomi yang mengakibatkan kemiskinan rakyat.
“Indonesia sedang dijual. Tidak ada satu pun bendera Indonesia dalam penguasaan
migas. Di Indonesia, orang miskin bukan karena malas, bukan karena bodoh, tapi
karena termiskinkan oleh kapitalisme,” ujar Meti. Lebih lanjut Meti
mengungkapkan bahwa perempuan dipaksa menjadi garda terdepan ekonomi, objek
kapitalisme, dan mesin pencetak uang. Sesat arah dan sesat fikir dalam memahami
peran perempuan justru menyebabkan eksploitasi perempuan sehingga secara massal
mereka meninggalkan rumah untuk bekerja. “Kapitalisme penyebab kemiskinan,
memobilisasi perempuan untuk bekerja, dan tidak memberikan hak keibuan kecuali
sekedar bertahan hidup,” ujarnya.
Muslimah Hizbut Tahrir
DPD II Kota Surakarta kembali menggelar Media Gathering pada Jum’at 20 Desember
2013 di Resto ”Mbok Marni” Surakarta, agenda yang secara berkala dilakukan oleh
MHTI tersebut, kali ini dihadiri perwakilan Media Cetak, cyber dan Radio di
Solo, tercatat wartawati dari Harian Joglosemar, Harian Solopos, Media Cyber
dan Radio MH FM Solo. Media Gathering yang dipimpin langsung oleh Ketua DPD
MHTI Surakarta Nawang Ratri Anggraini tersebut berlangsung hangat.
Nawang Ratri Anggraini
menyampaikan bahwa media gathering ini sebagai sarana menjalin hubungan baik
dan berbagi informasi antara MHTI dengan Media di Surakarta. Nawang Ratri
Anggraini melanjutkan Agenda ini diselenggarakan untuk menyampaikan isu sentral
yang diangkat MHTI pada Bulan ini yaitu Ibu
Nusantara : Berjuang Mewujudkan Kehidupan
Sejahtera Dalam Naungan Khilafah sebagai jawaban atas persoalan yang
menimpa ummat khususnya Ibu dan perempuan. Digambarkan oleh Nawang, saat ini
Ibu dan perempuan pada umumnya sangat menderita dalam sistem kapitalis, sistem
yang telah melanggengkan kemiskinan, sehingga mendorong perempuan keluar rumah
untuk bekerja untuk menyelamatkan periuk keluarga, perempuan di eksploitasi,
dihinakan dan bahkan sebagai dampak perjanjian perdagangan bebas munculah
pemberdayaan ekonomi perempuan yang intinya hanya agar perempuan Indonesia
“berdaya” untuk menjadi konsumen negara produsen, di sisi lain dampak PEP
adalah hilangnya fitrah keibuan. Padahal persoalan utamanya adalah kemiskinan
yang diakibatkan oleh penjajahan ekonomi melalui pasar bebas maka harusnya
solusi persoalannya bukanlah mendorong perempuan menjadi mesin pencetak uang
melainkan dengan adanya kemauan politik negara ini untuk mengganti sistem
kapitalis, melepaskan diri dari berbagai komitmen perdagangan bebas dan
mengadopsi sistem Islam yang diterapkan pada seluruh aspek kehidupan dengan
tegaknya Khilafah Islamiah.
Ahad, 01 Desember 2013
Muslimah Hizbut Tahrir DPD II Tanjungpinang mengadakan agenda Mubalighah
Bersama Umat, Berjuang Untuk Indonesia yang Lebih baik. Dihadiri lebih kurang
70 orang di Aula kantor Gubernur Tanjungpinang. Teriakan takbir menggema ketika
pemateri dengan semangat memberikan gambaran pelaksanaan demokrasi di negeri
ini yang kian hari kian bobrok.
Dari pemaparan yang
disampaikan pemateri tentang kondisi Indonesia saat ini, membuat para peserta
yang hadir tidak memungkiri bahwa hanya Syariah dan Khilafahlah yang mampu
memberikan sumbangsih besar untuk menuju Indonesia lebih baik, dan hanya sistem
yang mulialah yang mampu menyelamatkan Indonesia dari lembah kenistaan. Krisis
multidimensi yang saat ini dihadapi adalah buah dari sistem demokrasi yang
selama ini bercokol dinegeri ini. Tiada hal yang paling hina ketika hukum islam
dicampakkan dan tak kunjung untuk diterapkan. Para mubalighah peserta LMM pun
bersepakat, berjuang bersama umat, untuk Indonesia yang lebih baik. Mubalighah
wilayah kota Tanjungpinang siap untuk memperjuangkan Syariah dan Khilafah
sebagai bentuk keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, dan sangat merindukan
sistem itu tegak berdiri kembali. ALLAHU AKBAR!!
sebagai sebuah partai
ideologis yang mengemban tanggung jawab dakwah, HTI Lampung mengambil inisiatif
untuk mengadakan acara Muslim Intelectual circle #2 pada Minggu (10/11) di
Graha Gading Karang, yang bertujuan untuk menggalang para Intelektual Lampung
menyatukan persepsi dan langkah guna menuju kehidupan yang lebih baik dengan
Syariah dan Khilafah,
Dan Alhamdulillah
puluhan intelektual dari berbagai kampus di Bandarlampung hadir dalam acara
“Muslim Intelectual Circle #2 Road to Jicmi” di antaranya adalah perwakilan dari
kampus-kampus di Bandarlampung, Peneliti, dan Pengamat Strategis lampung,
dengan narasumber Ust Diding Suhandy, Ph.D.
Setelah menyadari
bahwa dirinya bukan Rambo, sehingga tidak mungkin berjuang menegakkan khilafah
sendirian, Ustadz Nurul Habiburahmanuddin pun akhirnya bersedia berdakwah
berjamaah dengan Hizbut Tahrir.
“Dulu mau berjuang
tapi tidak mau bergabung dengan Hizbut Tahrir, tapi setelah saya sadar saya
mahzabnya bukan Rambo yang berjuang sendirian, maka saya bergabung dengan
Hizbut Tahrir,” akunya saat memberikan testimoni dalam halal bihalal Silaturahmi Akbar Keluarga Besar Hizbut Tahrir
Indonesia: Peran Ulama dalam Perubahan Besar Dunia Menuju Khilafah,
Sabtu (14/9) di Ma’had Daarul Muwahhid, Srengseng, Jakarta Barat.
Pimpinan lembaga
tahfidz quran Yayasan Bait Qur’any yang menaungi TK dan MI BQ At Tafkir Ciputat
tersebut mengaku, bergabung dengan HTI Tangerang Selatan baru tahun lalu,
seminggu sebelum Ramadhan 1433 H.