bukti keberhasilan
shaum kita adalah tegaknya syariah Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Mau
tidak mau, penegakan ini membutuhkan institusi politik yang disebut Negara
Khilafah. Ketika ini belum terwujud, siapapun kita, dari mana pun kelompok atau
organisasi kita wajib bersama-sama memperjuangkannya. Bekerja keras
bersama-sama memperjuangkan syariah dan Khilafah. Memang perjuangan ini berat
dan mungkin butuh waktu. Namun kalau kita lakukan bersama-sama perjuangan ini
akan lebih ringan dan kemenangan akan lebih cepat kita raih . Tentunya dengan
idzin Allah SWT. Allahu Akbar
Hizbut Tahrir juga
dengan tegas dalam buku-bukunya dalam amal perjuangannya telah
menegaskan jalan memperjuangkan syariah Islam bukanlah dengan jalan angkat
senjata. Upaya mengkaitkan Hizbut Tahrir dengan terorisme jelas merupakan upaya
membangun stigma negatif yang didasarkan kepada kedustaan. Opini ini memang
sengaja dibangun oleh musuh-musuh Islam yang ingin menjauhkan Hizbut Tahrir
dari ummat. Seperti yang dilakukan oleh Zeyno Baran dari The Nixon Centre atau
Ariel Cohen.
Hizbut Tahrir telah
menegaskan garis perjuangannya untuk menegakkan syariah Islam yang tidak
menggunakan kekerasaan/angkat senjata (non violence). Hal ini bisa dilihat
secara terbuka dalam buku-buku rujukan HT, seperti kitab Ta’rif (Mengenal HT)
atau Manhaj Hizbut Tahrir fi Taghyir (Strategi Hizbut Tahrir Untuk Melakukan
Perubahan). Hizbut Tahrir dalam hal ini berkeyakinan, bahwa perubahan yang
dicita-citakan harus dimulai dari pemikiran, serta menyakini bahwa masyarakat
tidak dapat dipaksa untuk berubah dengan kekerasan dan teror. Karena itu, garis
perjuangan Hizbut Tahrir sejak berdiri hingga hari Kiamat bersifat tetap, yaitu
bersifat fikriyah (pemikiran), siyasiyah (politik) dan la madiyah wa la
unfiyyah (non fisik dan kekerasan).
Cap terorisme juga
sering digunakan oleh Barat dan kelompok pendukungnya legitimasi untuk
melakukan kedzoliman terhadap umat Islam. Pada gilirannya siapapun yang
melakukan perjuangan melawan penjajahan Barat akan dicap teroris dan mereka
berhak ditangkap tanpa bukti, disiksa bahkan dibunuh. Seperti yang dialami oleh
umat Islam diberbagai kawasan dunia termasuk Indonesia. Dimasa Orde Baru,
sangat banyak aktifis Islam yang dizolimi, dibantai dan dibunuh seperti yang
terjadi dalam peristiwa Tanjung Priok dan tentu saja Talangsari Lampung ketika
Hendropriyono menjadi Danrem Garuda Hitam disana. Peristiwa yang tidak bisa
dilupakan oleh umat Islam dan tentu saja harus dipertanggungjawabkan oleh
pelakunya dihadapan Allah SWT di Hari Akhir nanti.
Generalisasi kelompok
Islam yang memperjuangkan syariah Islam dan Khilafah adalah teroris jelas
bermaksud untuk menjauhkan umat dari perjuangan syariah Islam dan Khilafah.
Padahal disamping merupakan kewajiban syari’ syariah dan Khilafah adalah solusi
tuntas bagi umat Islam untuk mengakhiri penjajahan kapitalisme yang menjadi
pangkal penderitaan umat Islam dan umat manusia di dunia saat ini.
Perjuangan Rasul saw.
dalam mengubah dunia di mulai di Makkah dan berbuah setelah hijrah ke Madinah.
Tapi fase ini tidak mungkin terjadi, bila Rasul tidak menempuh fase pengkaderan
dan pembinaan di Makkah yang memang memakan waktu cukup lama yaitu 13 tahun.
Waktu sepanjang itu diperlukan untuk menanamkan fikrah Islam di tengah jamaah.
Dan setelah hijrah ke Madinah, dakwah Rasul mencapai perkembangan luar biasa.
Setelah itu orang-orang berbondong-bondong masuk Islam. Bila perjuangan ini
dilakukan dengan sungguh-sungguh dengan metode atau thariqah yang dicontohkan
oleh Rasulullah sejak negeri ini merdeka, Insha Allah perjuangan akan cepat
berhasil dan negeri ini tidak perlu terpuruk seperti sekarang ini.
HTI adalah jamaah
dakwah yang berjuang secara politis untuk tegaknya sistem Islam. Melalu
kegiatan pembinaan dan pengkaderan yang dilakukan oleh HTI telah terlahir
ribuan kader dakwah. Ini akan mendorong terciptanya kesadaran politik umat,
yang dengan kesadaran itu memungkinkan adanya tuntutan dari umat untuk
terjadinya perubahan politik ke arah Islam. HTI juga melakukan kritik terhadap kebijakan penguasa,
membongkar makar jahat negara penjajah dan menjelaskan berbagai solusi atas
persoalan yang dihadapi umat dengan cara Islam.
HTI telah secara aktif
berdakwah, melakukan pembinaan dan pengkaderan umat melalui berbagai cara
(uslub) dan sarana (wasilah) di seluruh penjuru tanah air. Ribuan forum baik
dalam bentuk seminar, diskusi, pengajian, tablig akbar, maupun bentuk yang
lebih bersifat personal telah terselenggara tiap minggunya. Belum lagi bahan
terbitan yang dikeluarkan oleh HTI baik berupa buletin jumat al Islam dengan tiras lebih dari 1 juta
eksemplar, al Waie, Media Umat, makalah
dan sebagainya yang tersebar dibaca dan dikaji oleh umat. Diyakini melalui
pembinaan itu umat menjadi sadar mengenai hak, peran dan tanggungjawabnya
sebagai muslim. Dan kesadaran itu berpengaruh besar pada aspek ekonomi, politik
praktis dan lainnya. HTI juga telah melakukan banyak sekali kontak dengan para
tokoh umat, tokoh politik, media massa dan lainnya untuk mendorong peningkatan
peran mereka dalam perjuangan ini. Di samping itu, HTI juga sangat aktif
melakukan kritik terhadap penguasa, serta mengungkap konspirasi asing —yang
dilancarkan oleh negara-negara penjajah— di negeri ini dan negeri di dunia
Islam yang lain.
bulan ramadhan sudah
seharusnya lebih memperkokoh lagi perjuangan syariah Islam. Karena itulah yang
diharapakan dari kita , mau terikat dan tunduk kepada syariah Islam. Sungguh
dipertanyakan muslim yang shaum di bulan ramadhan tapi tidak mau tunduk kepada
syariat Islam, bagaimana mungkin bisa bertaqwa tanpa terikat syariat Islam.
Dipertanyakan juga yang banyak membaca Al Qur’an dibulan ramadhan , mengatakan
Al Qur’an sebagai pedoman hidup , namun tidak mau diatur oleh syariah Islam.
Padahal Syariah Islam merupakan pedoman hidup yang bersumber dari Al Qur’an dan
Sunnah.
Shaum Ramadan
seharusnya menjadi energi positif yang didorong oleh kekuatan ruhiyyah untuk berbuat banyak bagi perubahan
masyarakat ke arah yang lebih baik. Sebagaimana ibadah lainnya, saum seharusnya
lebih mendekatkan diri manusia kepada Allah SWT (taqorrub
ila-Allah). Perubahan itu tidak lain adalah dengan memperjuangkan
syariah dan Khilafah. Walhasil , marilah pada bulan ramadhan ini, kita lebih
memperkokoh lagi perjuangan penegakan syariah dan Khilafah. Sahabat Rosulullah
terdahulu telah membuktikan di bulan ramadhan justru mereka lebih bersemangat
dalam berjuang.