Pihak-pihak yang tidak
rela Islam dan umatnya jaya di alam ini terus menghalang-halangi, bahkan
menakut-nakuti. Realitas ini mengingatkan kita kepada kejadian zaman Rasulullah
saw. Kaum kafir Quraisy dan kaum munafik menakut-nakuti Rasulullah dan para sahabatnya,
bahwa mereka telah dikepung oleh musuh. Tak akan dapat melawan. Takutlah kepada
mereka! Namun, justru kaum beriman semakin tambah keimanannya, makin kokoh
dalam perjuangannya. Hal ini diabadikan oleh Allah SWT dalam al-Quran (yang
artinya): Orang-orang (yang menaati Allah dan
Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan, “Sesungguhnya
manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kalian. Karena itu takutlah
kalian kepada mereka.” Perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka
menjawab, “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik
Pelindung.” (TQS Ali ‘Imran [3]:173)
Di antara bentuk taqarrub itu adalah amal dakwah. Dakwah tentu membutuhkan perjuangan
dan pengorbanan.
bukan sekadar
perjuangan, melainkan Ramadhan juga mengandung pesan pengorbanan. Kita masih
ingat pada 17 Ramadhan tahun 2 H, hari Jumat pagi, pasukan kaum Muslim
berhadap-hadapan dengan pasukan Quraisy dalam Perang Badar. Pertempuran ini
langsung dipimpin oleh junjungan kita Rasulullah Muhammad saw. Pasukan beliau
hanya berjumlah 313 orang, sementara pasukan Quraisy lebih dari 1000 orang.
Perlengkapan pun tidak sebanding. Hati beliau pilu menyaksikan realitas ini.
Tidak terbayang apa yang akan terjadi pada umatnya sekiranya kaum Muslim tidak
dapat meraih kemenangan. Lalu beliau segera menghadapkan wajahnya ke kiblat.
Beliau tepekur dalam doa, “Allahumma, ya Allah.
Ini Quraisy sekarang datang dengan segala kecongkakannya, berusaha hendak
mendustakan Rasul-Mu. Allahumma, ya Allah,
aku mohon pertolongan-Mu yang telah Engkau janjikan kepadaku. Allahumma, ya Allah, andai saja pasukan kecil
ini binasa hari ini maka tidak ada lagi yang akan menyembah-Mu setelah hari
ini.”
Kita lihat, bulan
Ramadhan saat terjadi Perang Badar dijadikan sebagai momentum perjuangan dan
pengorbanan. SubhanalLah, Allahu Akbar!
mengingatkan umat
islam bahwa indonesia milik Allah, maka seharusnya Syariat Islamlah yang
diterapkan di indonesia.
sebuah perjuangan yang
intens dan berkomitmen untuk menegakkan Khilafah, menjawab perintah dari
Pencipta mereka. Allah SWT telah mewajibkan baik laki-laki maupun perempuan
yang beriman untuk berdakwah membangun sistem-Nya di atas bumi ini.
Para pendahulu kita,
generasi kaum Muslimin terdahulu, senantiasa menggiatkan amal shalih, jihad dan
perjuangan di bulan Ramadhan. Ramadhan akhirnya menjadi bulan perjuangan dan
kemenangan.
Sejarah menunjukkan,
kaum Muslimin sejak masa Rasul SAW banyak melakukan jihad dan perjuangan di
bulan Ramadhan. Berbagai kemenangan besar dan gemilang juga dikaruniakan oleh
Allah kepada kaum Muslimin pada bulan Ramadhan, kemenangan-kemenangan yang mengubah
jalannya sejarah peradaban umat manusia.
Daftar perjuangan dan
jihad serta kemenangan kaum Muslimin setelah masa Rasul masih panjang. Pada
Ramadhan 15 H, kaum Muslimin dipimpin Sa’ad bin Abi Waqash meraih kemenangan di
perang Qadisiyah melawan pasukan jenderal Persia, Rustum, dan menjadi pintu pembebasan
ibukota Persia al-Madain dan seluruh Persia. Pada 14 Ramadhan 31 H, kaum
Muslimin dipimpin oleh al-Mutsanna meraih kemenangan di perang al-Buwaib “dekat
kota Kufah saat ini”. Pada Ramadhan 92 H, Thariq bin Ziyad bersama pasukan kaum
Muslimin berhasil membebaskan Andalusia (Spanyol). Lalu, pada Ramadhan 223 H,
Khalifah al-Mu’tasim Billah menjawab teriakan minta tolong seorang muslimah
yang dinodai pasukan Romawi dan Amuriyah, benteng pertahanan terkuat Romawi
Bizantium di Asia kecil pun dibebaskan. Berikutnya, pada 25 Ramadhan 658 H,
kaum Muslimin dipimpin oleh Saifuddin Qutus berhasil mengalahkan Tatar dalam
perang ‘Ayn Jalut. Dan para Ramadhan 791 H, kaum Muslimin berhasil membebaskan
Bosnia Herzegovina. Dan masih banyak daftar jihad, perjuangan dan kemenangan
yang diperoleh kaum Muslimin di bulan Ramadhan.
Namun harus diingat,
jihad yang dilakukan kaum Muslimin bukanlah demi menaklukkan wilayah dan
mengeksploitasi penduduknya. Akan tetapi, visi Jihad itu adalah seperti yang
dikatakan oleh Rib’i bin Amir ketika ditanya jenderal Persia Rustum tentang
motivasi kaum Muslimin berjihad hingga ke Persia. Rib’i bin Amir menjawab,
“Kami datang diutus Allah untuk membebaskan manusia dari kezaliman agama-agama
selain Islam menuju keadilan Islam dan mengeluarkan manusia dari kegelapan
kekufuran menuju cahaya Islam”. Jihad itu tidak lain adalah agar suatu wilayah
dan penduduknya diatur dan dihukumi dengan hukum-hukum Islam. Dengan kata lain,
jihad dan perjuangan Rasul SAW beserta para sahabat dan kaum Muslimin adalah
dalam rangka mewujudkan penerapan Islam dan hukum-hukumnya di atas muka bumi
ini.
contoh dan teladan
Rasul SAW beserta sahabat penting untuk kita hidupkan. Selain puasa Ramadhan,
mereka bertaqarrub dengan melaksanakan fardhu berupa jihad dan perjuangan.
Amal fardhu, amal
taqarrub yang paling dicintai Allah itu, tidak terbatas pada ibadah saja,
tetapi meliputi semua fardhu (kewajiban) dari Allah baik fardhu ‘ain maupun fardhu kifayah. Termasuk di dalamnya fardhu menerapkan
hukum-hukum Allah SWT untuk mengatur semua aspek kehidupan. Fardhu ini
mengharuskan, penentuan halal dan haram dikembalikan kepada syariah, tidak
dikembalikan kepada manusia sesuai hawa nafsunya seperti doktrin kedaulatan
rakyat dalam demokrasi. Kedaulatan rakyat itu hakikatnya merupakan bentuk
kesyirikan menjadi manusia sebagai tuhan-tuhan selain Allah yang diperingatkan
oleh al-Quran surat at-Taubah ayat 31.
Karena itu, perjuangan mewujudkan fardhu
penerapan syariah dan hukum-hukum Islam itu sekaligus akan merealisasi tauhid
dan menghilangkan kesyirikan.
perjuangan dan dakwah
untuk menerapkan syariah secara kaffah dengan membaiat seorang khalifah yaitu
menegakkan Khilafah Islamiyah termasuk taqarrub paling agung, paling disukai
Allah SWT. Karena itu, selain puasa Ramadhan, terlibat aktif dalam perjuangan
dan dakwah untuk menerapkan syariah dan menegakkan Khilafah ini pantas menjadi
prioritas utama setiap orang dari kita untuk amal taqarrub selama Ramadhan ini.
Maka Ramadhan ini hendaknya kita jadikan bulan perjuangan mewujudkan penerapan
Syariah dan penegakan Khilafah rasyidah. Mudah-mudahan dengan amal-amal
perjuangan dan dakwah kita, Allah memuliakan kita dengan menjadikan Ramadhan
sekarang ini menjadi titik tolak kemenangan dengan segera tegaknya Khilafah
Rasyidah yang mengikuti manhaj kenabian, dan kita termasuk orang-orang yang
mewujudkan dan menegakkannya. Amin.
yang lebih utama dan
lebih dekat, daulah Khilafah itu akan tegak di negeri-negeri Arab, yang
berbicara dengan bahasa arab. Akan tetapi ini bisa saja tidak terealisir
sehingga daulah justru tegak di selain negeri Arab. Sebab, dunia Islam semuanya
adalah tempat yang layak untuk tegak daulah al-Khilafah di situ, meski negeri
Arab lebih utama. Dan Hizb tidak membatasi perjuangannya untuk menegakan daulah
di negeri Arab saja, akan tetapi Hizb berjuang di selain negeri Arab untuk
menegakkan daulah di situ.
Hanya saja, Hizb
berdiri di negeri Arab dan mulai berjuang di sana. Dan wilayah perjuangan
(majal) Hizb di awal ada di negeri Arab, di mana Hizb ada dan berjuang. Akan
tetapi, ketika dakwah meluas ke luar negeri Arab dan Hizb memiliki jumlah besar
di luar dunia Arab, maka Hizb memperluas wilayah perjuangannya dan mulai
berjuang untuk tegaknya al-Khilafah di negeri-negeri Islam baik itu negeri Arab
atau bukan negeri Arab. Jika terealisir sesuatu yang alami, maka itu akan di
negeri Arab, dan segala puji hanya bagi Allah. Dan jika itu terealisir di
negeri Islam lain, maka demikian juga segala puji hanya bagi Allah.