Sebagai keluarga
Muslim, anak harus dididik dengan akidah Islam. Termasuk mengenalkan anak-anak
dengan simbol-simbol Islam. Tapi anehnya, ada saja yang punya pandangan nyinyir
terhadap proses edukasi nilai-nilai Islam ini.
Anak-anak kecil yang
diajari mengenakan jilbab, dianggap pemaksaan kehendak, kasihan, anak-anak
pasti kegerahan. Padahal, pendidikan adalah proses pembiasaan. Jika sejak kecil
dibiasakan pakai tank top, saat besar
akan sulit pakai jilbab.
Maka itu, jangan takut
menanamkan simbol-simbol Islam pada anak-anak. Hal ini penting agar mereka
tidak awam dan terbiasa dekat dengan segala berbau Islam sejak dini. Di
antaranya dengan cara sebagai berikut:
1.
Membiasakan Pakaian Takwa
Anak-anak sejak kecil
dibiasakan berpakaian menutup aurat, utamanya ketika keluar rumah. Tanamkan
rasa malu. Kenalkan konsep aurat. Jelaskan konsep pakaian dalam Islam. Dengan
demikian sejak dini paham bahwa pakaian bukan sekadar kain penutup tubuh tapi punya
makna mendalam sebagai pakaian takwa. Arahkan selera anak dengan pakaian yang
mampu menutup aurat. Tidak tergoda dengan pakaian yang sedang tren.
2.
Mengenalkan Panji Rasulullah
Di sinilah momentum
untuk mengenalkan makna kalimat tauhid di atas bendera tersebut. Juga
mengenalkan pelajaran dari kisah-kisah di balik panji tersebut. Seperti kisah
heroik para mujahidin dalam berjihad di Perang Mu'tah, dll. Selain itu,
menanamkan pemahaman bahwa Rasulullah SAW bukan sekadar Nabi utusan Allah,
melainkan juga pemimpin tertinggi negara Islam pada saat itu. Hal ini akan
semakin menumbuhkan kebanggaan dan semangat keberIslaman yang tinggi.
3.
Menceritakan Tokoh-tokoh Islam
Hari ini anak-anak
lebih hafal mengenal karakter-karakter kartun yang sedang booming. Padahal banyak kisah-kisah teladan
dari pada sahabat dan generasi salafu shalih
yang bisa jadi teladan. Sayangnya, tidak menjadi trend
setter karena yang hidup kini peradaban kapitalis. Hanya dengan
pengenalan terus menerus, anak-anak akan terbenakkan. Semoga kelak terinpirasi
menjadi generasi terbaik seperti para tokoh Islam tersebut.
4.
Mengenalkan Profesi Mulia
Orang tua bisa belajar
dari Dr Zakir Naik. Ia menanamkan pada anak-anaknya agar menjadi dai.
Menurutnya, dai adalah profesi terbaik. Anak-anak boleh saja bercita-cita
sesuai profesi duniawi, tetapi profesi utamanya kelak adalah juru dakwah.
5.
Mengajari Syariah Islam sesuai Usia
Pendidikan adalah
pembiasaan. Orang tua wajib memerintahkan anak-anaknya untuk menjalankan
syariah Islam sejak dini. Kendati mereka belum baligh, tetapi perintah itu
tidak gugur. Seperti kewajiban memerintahkan anak-anak usia 7 tahun untuk
shalat dan memukulnya (dalam rangka ta'dib)
jika usia 10 tahun belum mau salat. Mengajarinya bersedekah, mengajaknya salat
berjamaah ke masjid, mengajak ngaji, mengikuti kegiatan keIslaman.
6.
Mendekatkan Anak dengan Al-Qur’an
Bacaan
terbaik adalah Al-Qur’an. Memperbanyak intensitas interaksi anak dengan
Al-Qur’an. Pendengaran, didominasi lantunan Al-Qur’an dengan menyetel murottal
tiada bosan. Mendendangkan bacaan Al-Qur’an saat meninabobokkan. Mengajak anak
membaca, menghafal, murajaah dan menyampaikan makna di balik ayat-ayat yang
dibaca. Tentu saja, untuk itu semua, orang tua wajib membekali diri dengan
agama. []kholda
Sumber: Tabloid Media
Umat edisi 196
---