Saat ini ajaran
liberal semakin radikal. Bahkan mencekoki anak-anak didik. Contohnya Afi
Nihayah, anak usia 18 tahun yang disanjung-sanjung lewat tulisannya (meski
belakangan diketahui plagiat) sehingga dijadikan ikon liberal.
Masih muda, tapi pola
pikirnya sudah sangat liberal. Radikal liberalnya. Seperti menganggap semua
agama sama. Hal itu antara lain didapatnya dari bacaan-bacaan, yang tentu saja
didominasi buku liberal.
Ini tak lepas dari
sumbangsih peradaban liberal yang menyeretnya menjauh dari syakhsiyah Islamiyah (kepribadian Islam).
Kepalanya dibungkus kerudung, tapi di balik akalnya terselubung racun-racun
sekulerisme. Benih-benih yang membahayakan masa depan ke-Islamannya.
Tentu saja, sekuler
radikal inilah yang lebih bahaya dibanding Islam kaffah (yang orang Barat
memberi stempel Islam radikal). Bagaimana agar tidak lahir Afi-Afi lain yang
berpikiran liberal? Berikut beberapa antisipasi yang bisa dilakukan:
1.
Bekali Islam Kaffah
Mendidik anak adalah
tanggung jawab orang tua. Dari rumah, anak harus dibekali Islam kaffah. Jika
orang tua tidak mampu menanamkannya sendiri, carikan guru agar anak belajar
Islam kaffah. Islam ideologis yang membentuk anak menjadi Muslim unik yang bersyakhsiyah Islamiyah. Antarkan anak halaqah
menemui guru-guru yang terpercaya keilmuannya.
2.
Sekolahkan di Sekolah Islam
Sebisa mungkin
sekolahkan anak di sekolah Islam. Apakah sekolah Islam terpadu atau pesantren.
Jangan lupa pula halaqah. Sudah jelas, sekolah sekuler menyimpan banyak risiko
dengan kurikulum pendidikannya yang sekuler. Kendati ada polesan agama Islam,
hanya menjadi aksesori tanpa mengubah pola pikir dan perilaku anak.
3.
Dekatkan Anak dengan Al-Qur’an
Generasi Muslim harus
dekat dengan Al-Qur’an dalam makna sebenarnya.
Menjadikan rutinitas
membaca dan menghafal Al-Qur’an sebagai aktivitas terpenting di sela-sela waktu
belajar dan bermainnya. Bagaimana anak-anak Muslim menjadikan Al-Qur’an tidak
lepas dari tangannya, sebagaimana orang-orang liberal tidak lepas dari gadgetnya.
Bagaimana mendidik anak-anak Muslim hafal ayat-ayat Al-Qur’an, sehafal
anak-anak liberal terhadap lagu-lagu cinta artis idolanya.
4.
Jauhkan Anak dari Lingkungan Liberal
Amati dan awasi
pergaulan anak-anak. Jangan sampai mereka lebih banyak menghabiskan waktunya
dengan melangkahkan kaki ke tempat-tempat kongkow,
mal, atau tempat hiburan lainnya. Atau berselancar di dunia maya yang
kebanyakan temannya awam atau sekuler. Sebaliknya, lebih banyak diarahkan ke
forum-forum kajian, masjid dan lembaga keagamaan. Biarkan anak bergaul dengan
teman-temannya, tetapi jangan biarkan pengaruh liberal merasuk dalam jiwa
anak-anak.
5.
Sering Ajak Diskusi
Cuci otak paradigma
berpikir anak-anak dengan mengetes apa isi kepala mereka. Ajak diskusi dan sharing tentang apa saja untuk mengetahui
kerangka berpikirnya. Pancing dengan opini-opini umum yang beredar di sekitar
mereka, mintakan pendapatnya dan berikan masukan
dengan sudut pandang Islam yang benar.
6.
Seleksi Bacaan dan Tontonan Anak
Anak-anak,
terutama yang masih kecil, adalah peniru ulung. Mereka menyerap segala yang
dilihat dan dibaca apa adanya. Maka itu orangtua wajib menyeleksi tontonan dan
bacaan agar tidak terjerumus dalam pola pikir liberal. Sesekali intip apa saja
buah pikiran mereka di buku-buku coretan, buku harian atau status di akun media
sosialnya. Kenali anak lebih dari orang lain mengenalinya. []kholda
Sumber: Tabloid Media
Umat edisi 198
---
SMS/WA Berlangganan
Tabloid Media Umat: 0857 1713 5759