Tidak ada yang paling
maha dari segalanya kecuali Allah. Dia adalah Dzat yang Maha, termasuk Maha
Pencipta. Penguasa langit dan bumi. Allah menciptakan banyak sekali makhluk di
dunia ini. Hewan, tumbuhan, malaikat, jin, dan seluruh alam semesta. Ada satu
makhluk yang Allah muliakan dari makhluk yang lainnya. Ketika setelah
diciptakan Allah meminta seluruh makhluk yang lain bersujud kepadanya memberi
penghormatan. Allah beri nama makhluk itu dengan manusia.
Iya, Allah bentuk
manusia dengan sempurna. Berbeda dengan makhluk yang lainnya. Salah satu hal
yang membedakan dengan yang lain juga adalah akal. Dengannya manusia mampu
menerima kebenaran wahyu sehingga bisa membedakan mana yang baik dan yang
buruk. Kemampuan inilah yang membuat manusia menjadi makhluk yang sempurna.
Di antara manusia yang
banyak ini, Allah punya satu golongan yang dilebihkan dari manusia yang
lainnya. Golongan inilah yang Allah sebut dengan sebaik-baik makhluk. ”Sungguh,
orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itu adalah sebaik-baik
makhluk." (TQS. Al-Bayyinah: 7). Nah, orang beriman menjadi istimewa.
Jangan salah juga,
dari yang beriman itu Allah juga memilih satu golongan yang lebih spesial. Di
mana Allah lebih mencintai golongan ini. Dalam sebuah hadits qudsi, Allah
berfirman: ”... Aku cinta orang tua yang bertaubat. Dan aku lebih cinta kepada
pemuda yang bertaubat.” Wow, betapa spesialnya pemuda di sisi Allah sehingga
lebih dicintai dari yang lain.
Pemuda memang begitu
keren dan luar biasa. Begitulah pemuda menjadi istimewa di hadapan Rabbnya.
Semata-mata karena mudanya. Catatan sejarah juga menjadi bukti bahwa perubahan
yang terjadi di dunia ini didominasi oleh peran pemuda.
Pemuda itu masih
hijau. Memang sih terkadang belum berpengalaman. Justru dari situ pemuda
menjadi istimewa. Karena sering orang-orang yang berpengalaman justru terjebak
dengan sesuatu yang monoton. Sulit untuk berinovasi. Pemuda dengan
ketidakpengalamannya sering kali membuat sebuah terobosan yang luar biasa.
Seperti Muhammad Al-Fatih, yang menyebarangkan kapal melalui bukit. Seperti
pemuda yang menghidupi masyarakatnya dengan berbagai inovasi yang menyegarkan.
Sungguh luar biasa
pemuda itu. Membanggakan dan pantang menyerah. Maka perjuangan memang lebih
dapat diharapkan jika diserahkan kepada pemuda. Karena pemuda itu sifatnya
pantang menyerah. Seperti tunas, walaupun dipangkas dia akan tumbuh dari arah
yang lain. Tidak salah memang Allah memilih pemuda.
Oh iya, pemuda yang
dicinta itu yang beriman. Bukan pemuda yang doyan
maksiat.
Makanya semua potensi pemuda harus menyatu dengan keimanan. Percuma kalau tidak
ada keimanan pada diri pemuda. Bukan jadinya dicintai oleh Allah, malah jadi
dilaknat Allah.
Jangan lagi meniru
Musthafa Kamal yang semangat mudanya luar biasa, pantang menyerah tetapi
digunakan untuk melawan Allah. Potensi mudanya digunakan untuk menghancurkan
agama Allah. Mahkota Islam yaitu khilafah dia runtuhkan bersama penjajah.
Itulah contoh kalau kemudaan yang tidak dibimbing dengan iman.
Sehingga perlu
diingat, pemuda yang istimewa itu yang membalut masa mudanya dengan ketaatan
kepada Allah. Berdakwah untuk Islam dan kemuliaan kaum Muslim. Berjuang
menegakkan syariah dalam bingkai khilafah. Seperti para sahabat Rasul. Inilah
pemuda Islam, generasi teristimewa yang dicintai Allah dan dirindukan Surga.
Dan yang kelak akan mendapatkan naungan dari Allah di hari kiamat.
"...seorang pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah…" (HR.
Muslim).
Bacaan: Tabloid Media
Umat edisi 200
---