Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Do’a Setelah Wudhu


Berdoa Setelah Selesai Berwudhu

Seseorang yang telah selesai melakukan wudhu disunahkan untuk mengucapkan:
“Aku bersaksi tidak ada tuhan selain Allah, Tuhan yang satu, bagi-Nya tidak ada sekutu. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat, dan jadikanlah aku orang-orang yang bersih suci. Maha Suci Engkau wahai Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi tidak ada tuhan selain Engkau. Aku memohon ampunan kepada-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”

Dari Umar bin Khaththab ra. dari Rasulullah Saw., beliau Saw. bersabda:


“Tidaklah salah seorang dari kalian berwudhu lalu membaguskan atau menyempurnakan wudhunya, kemudian dia berdoa: “Aku bersaksi tidak ada tuhan selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan utusan Allah,” melainkan pintu Surga yang delapan akan dibukakan untuknya. Dia bisa masuk dari pintu manapun yang dia suka.” (HR. Muslim dan Ahmad)

Dari Uqbah bin Amir al-Juhaniy:


“Bahwasanya Rasulullah Saw. berkata, lalu dia menceritakan hadits semisalnya, hanya saja dia menyabutkan: “Barangsiapa yang berwudhu lalu mengucapkan aku bersaksi tidak ada tuhan selain Allah, Tuhan yang satu, bagi-Nya tidak ada sekutu, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya.” (HR. Muslim)

Hadits ini diriwayatkan pula oleh at-Tirmidzi, al-Bazzar, dan at-Thabrani dengan tambahan:


“Ya Allah jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat, dan jadikanlah aku orang-orang yang bersih suci.”

Adapun hadits yang diriwayatkan at-Thabrani dalam kitab ad-Du’a, dan an-Nasai dalam kitab ‘Amal al-Yaum wal Lailah, dan al-Hakim dari Abu Said al-Khudri ra. dari Nabi Saw., beliau Saw. bersabda:

“Barangsiapa yang ketika hendak berwudhu mengucapkan bismillah, dan ketika selesai wudhu mengucapkan, “Maha Suci Engkau wahai Allah dan segala puji bagi-Mu, aku bersaksi tidak ada tuhan selain Engkau, aku memohon ampunan kepada-Mu dan bertaubat kepada-Mu,” maka kalimat itu akan ditempa dalam suatu cetakan, kemudian ditempatkan di bawah Arsy dan tidak akan pecah hingga Hari Kiamat.”

Hadits ini shahih ketika dipandang sebagai hadits mauquf, tetapi diperselisihkan keabsahannya ketika dipandang sebagai hadits marfu' yang sampai pada Rasulullah Saw. Hal ini karena an-Nasai menshahihkan hadits yang mauquf ini saja, sedangkan al-Hazimi mendhaifkan riwayat yang marfu'.
Sedangkan al-Hakim menyatakan: hadits ini shahih sesuai syarat Muslim, tetapi beliau tidak meriwayatkannya.
Sedangkan Ibnu Hajar al-Asqalani menyatakan: “Hadits yang marfu’ ini bisa jadi akan didhaifkan karena ada perselisihan dan keganjilan, sedangkan yang mauqufnya tidak diragukan lagi keshahihannya. Para perawinya adalah para perawi hadits Shahihain sehingga tidak bisa didhaifkan.”
Menurut hemat saya, hadits ini -yakni hadits yang marfu'- layak digunakan sebagai dalil. Sebab, Yahya bin Katsir yang memarfu’kan hadits ini adalah termasuk perawi hadits Shahihain, dan tambahan dari seorang tsiqah itu bisa diterima. Kemudian, ucapan yang disebutkan dalam hadits ini tidak mungkin berasal dari pendapatnya, sehingga dihukumi sebagai sesuatu yang marfu'.

Inilah nash-nash yang layak untuk dikutip dan dijadikan sebagai hujjah, termasuk juga nash-nash yang tidak layak jadi hujjah dan tidak patut diperhatikan dalam pembahasan berdo’a setelah selesai berwudhu. Misalnya adalah do’a yang diucapkan sebagian ulama penganut madzhab Syafi’iyah dan Hanafiyah ketika membasuh setiap anggota wudhu. Ketika membasuh wajah, mereka mengucapkan:

“Ya Allah, jadikanlah wajahku bercahaya.... dan seterusnya.”

Dalam kitab ar-Raudhah, an-Nawawi menyatakan: Doa seperti ini tidak ada dasarnya.
Ibnu Shalah menyatakan: Tidak ada satu hadits pun yang shahih dalam persoalan tersebut.
Ibnu Hajar menyatakan: Do’a seperti itu diriwayatkan dari Ali dengan jalur yang sangat dhaif. Dia juga menyatakan: Dalam rangkaian sanadnya ada orang yang tidak dikenal.
Ibnul Qayyim al-Jauziyyah menyatakan: “Tidak diriwayatkan dari Nabi bahwasanya beliau Saw. mengucapkan sesuatu saat berwudhu selain basmalah. Setiap hadits tentang doa-doa dalam wudhu yang seringkali dilafalkan jelas merupakan dusta dan dibuat-dibuat, yang tidak pernah diucapkan sama sekali oleh Rasulullah Saw. serta tidak diajarkan olehnya pada umatnya. Tidak terbukti kebenaran riwayat darinya selain dalam menyebut nama Allah (basmalah) di permulaan wudhu, dan doa “aku bersaksi tidak ada tuhan selain Allah, Zat yang Esa yang tidak bersekutu, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang suka mensucikan diri,” yang dilafalkan setelah berwudhu.”
Nampak jelas bahwa hadits at-Thabrani yang terakhir di atas adalah hadits yang tidak shahih bagi Ibnul Qayyim, sehingga dia membuat pernyataan seperti itu.

Sumber: Tuntunan Thaharah Berdasarkan Qur’an Dan Hadits, Mahmud Abdul Lathif Uwaidhah, Pustaka Thariqul Izzah

(Artikel ini tanpa tulisan Arabnya)

Download BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam