Oleh : Afi Wida
Sahabatku... Masih
terlintas dalam ingatan kita, duka cita telah meninggalnya lebih dari 2.000
orang pasca gempa, tsunami dan liquifaksi di Palu, Sulawesi Tengah.
Sebelumnya Lombok NTB
juga luluh lantak dengan gempa bumi. Akhirnya lebih dari 70.000 orang mengungsi
keluar dari rumah tinggalnya.
Kemudian musibah
banjir bandang menerjang Sumatera Utara, hingga banjir juga landa Sumatera
Barat hingga lebih dari 14.000 warga mengungsi.
Sahabatku... Sebagai
Mukmin tentu kita meyakini bahwa Alloh Maha Kuasa untuk memberi peringatan atau
teguran bagi hamba-hambaNya supaya mau mentafakkuri fenomena alam di mana
mereka berada kini. Maraknya kemaksiatan yang tersistem semakin menguatkan arti
dari hadirnya peringatan dari Alloh secara bertubi-tubi.
Fenomena maraknya LGBT
di Palu, hingga ribuan anggotanya. Penanaman kepala kerbau di proyek2 besar
merupakan dua di antara 'tiket yang dipesan' yang dipersiapkan datangnya
bencana yang sebagai teguran dari Alloh Ta'aala.
Berikutnya
sahabatku... Gejala maraknya 'tiket yang dipesan', juga terindikasi marak
diadakan. Sebuah pesta pasangan gay dan lesbi di sebuah mall di Magelang,
diadakan tanpa izin. Namun atas kesadaran dari FPI Magelang raya dan kepolisian
akhirnya acara maksiat tersebut bisa dibubarkan.
Sahabat ku, setelah
sekian banyak amal maksiat yang dilakukan. Pada akhirnya timbulkan nestapa yang
luar biasa. Masihkah hal ini dibiarkan sahabat-2 ku?
Mari menjadi pioner
dalam amal shalih demi kebaikan dan kemuliaan ummat. Juga mari turut andil
dalam upaya mulia yakni dakwah membina ummat. Sehingga insyaAlloh bisa mencegah
dari bencana di dunia terlebih di akhirat.
Semoga hidayah dari
Alloh Ta'aala tercurah bagi kita dan ummat. Sehingga ke depan tampil kembali
Sistem dan pemimpin yang sesuai dengan Islam. Aamiin.
'Afwu minkum wallohu
a'lam.