Oleh: Muhammad
Alauddin Azzam (Pegiat Literasi)
Yaumun minal ayyam. Adam Smith (1732 - 1790)
telah menjadi seorang "nabi" baru di tengah kemelut abad pertengahan
keenam belas hingga kedepalan belas di Eropa waktu itu. Kitab suci yang bernama
Wealth of Nation (1776) yang menjadi
kiblat para pengikutnya dengan kokohnya memberikan anggapan bahwa kegiatan para
kapitalis tersebut berharga dan tidak pernah dihalangi oleh aturan pemerintah.
Azimat ajaib, doktrin laissez-faire
-biarkan pasar berjalan dengan caranya sendiri- yang merupakan inti dari studi
ekonomi besar-besaran Smith mengenai asal-usul kemakmuran bangsa-bangsa telah
merajai dunia. Luar biasa.
Laissez-faire, sebuah doktrin yang sejatinya
bukan untuk memakmurkan bangsa-bangsa, akan tetapi justru mematikan. Kita bisa
saksikan bagaimana International Monetery Fund (IMF) yang plesiran ke negeri-negeri di dunia, apa yang
mereka tawarkan ? Tentu saja mereka menawarkan materialisme. Apa yang dimaksud
materialisme ? Sebuah paham yang ada di dalam kebijakan bahkan doktrin yang
merusak kehidupan manusia. Investasi modal asing, hutang, dan doktrin
kemanusiaan yang merusak kemandirian negeri hingga peribadatan kita kepada
Allah SWT. Inilah bahaya materialisme yang ditawarkan IMF kepada kita manusia
bangsa Indonesia.
Masih soal
Laissez-Faire, bukan hanya soal materialisme yang ditawarkan IMF, akan tetapi
juga soal naiknya harga BBM. Naik-turunnya harga BBM tidak lepas dari doktrin
Laissez-Faire. Dokrin ini telah membuat harga BBM kita diserahkan ke pasar.
Pasar dengan seenaknya, bisa memutar-mutar harga minyak internasional.
Akhirnya, harga BBM nasional kita menjadi ikut naik. Inilah salah satu bentuk
dari kebodohan. Kebodohan apa itu ? Tidak lain adalah berupa kebodohan luar
biasa yakni kejahiliyyahan ekonomi.
Kejahiliyyahan ekonomi
yang dihasilkan dari refleksi pemikiran-pemikiran romawi dan yunani kuno yang
kemudian menghasilkan renaisans, kelahiran kembali sejatinya adalah omong
kosong. Kita diajak untuk menjadi jahiliyyah dengan ide-ide barat. Kita dihinakan
dengan ide-ide ekonomi ala barat. Kita diombang-ambingkan hingga ringkih tak
berdaya akibat ide-ide barat. Akumulasi ide yang sejatinya berbentuk
kejahiliyyahan ekonomi yang menghantui kita akhir-akhir ini.
Tidak hanya soal ignorance-nya penguasa saja, tapi ini juga
menyangkut kejahiliyyahan ekonomi. Patut dipertanyakan secara tajam dan
mendalam soal kejahiliyyahan kita hari ini.
Apakah kita masih
belum peka dan sadar soal dampak dari keberadaan IMF, Laissez-Faire, dan
Kejahiliyyahan Ekonomi ?
11/10/18