Putaran Kelima: Pembersihan atas
Kantong-Kantong Pemberontak yang ada di Jazirah Arab
Setelah selesai
melakukan pembersihan terhadap institusi-institusi politik bagi sentral
kekuatan bangsa Arab (suku Quraisy, kabilah Hawazin, kabilah Tsaqif, dan
lain-lainnya), di sana masih tersisa kantong-kantong pemberontak yang bersifat
politik terhadap Negara Islam. Keberadaan mereka telah menyebar di sana sini
bahkan telah menyebar di seluruh penjuru Jazirah Arab.
Memperlemah keberadaan
kantong-kantong pemberontak di suatu tempat sangatlah penting, sebab
keberadaannya akan menjadi sumber masalah
yang akan menggelisahkan Negara Islam. Untuk itu, setelah beliau kembali ke
Madinah, beliau mulai menyiapkan pasukan untuk menyerangnya, agar mereka tunduk
terhadap kekuasaan dan kedaulatan Negara Islam.
Pasukan-pasukan yang
beliau siapkan adalah:
a. Pasukan yang dikirim ke Bani
Tamim
Pada bulan Muharram
tahun kesembilan Hijriyah, Rasulullah Saw. menyiapkan pasukan yang dipimpin
Uyainah bin Hishn al-Fuzari. Pasukan ini berkekuatan lima puluh penunggang kuda
yang semuanya berasal dari bangsa Arab. Dalam pasukan ini tidak ada seorangpun
dari kaum Muhajirin dan kaum Anshar. Rasulullah Saw. memerintahkan agar
menyerang Bani Tamim.
Uyainah dan pasukannya
bergerak pada malam hari dan bersembunyi pada siang hari. Ketika pasukan
pimpinan Uyainah menyerang, merekapun melarikan diri. Uyainah berhasil
menggiring dan membawa binatang-binatang ternak mereka, dan berhasil menahan
wanita-wanita dan anak-anak mereka.
Uyainah membawa mereka
semua ke Madinah al-Munawwarah. Akan tetapi tidak lama kemudian mereka disusul
oleh delegasi mereka untuk menyatakan ketaatan, ketundukkan, dan loyalitas
mereka, seperti yang akan dibicarakan dalam delegasi Bani Tamim.
b. Pasukan yang dikirim ke
Khats’am
Pada bulan Shafar,
Rasulullah Saw. mengirim Qathbah bin Amir dengan kekuatan dua puluh orang
menuju perkampungan orang-orang Khats’am melalui arah lembah Baisyah. Qathbah
melancarkan serangan terhadap mereka, sehingga terjadilah pertempuran yang
sengit. Namun, akhirnya kemenangan ada di pihak kaum muslimin. Kemudian,
Qathbah menggiring dan membawa binatang-binatang ternak dan wanita-wanita
(sebagai tawanan) ke Madinah al-Munawwarah.
c. Pasukan yang dikirim ke Thaiy
Pada bulan Rabi’ul
Awwal, Rasulullah Saw. mengirim Ali bin Abi Thalib dengan kekuatan seratus lima
puluh orang dari kalangan kaum Anshar ke Thaiy untuk menghancurkan berhalanya
“al-Fuls.” Ali dan pasukannya pun pergi, kemudian ia menghancurkannya dan membakarnya.
Ali bin Abi Thalib kembali ke Madinah dengan membawa para tawanan, binatang
ternak, dan perak. Dan di antara para
tawanan itu adalah Saffanah bintu Hatim ath-Thaiy.
d. Pasukan yang dikirim ke
Jeddah
Sampai informasi
kepada Rasulullah Saw. bahwa orang-orang dari Habasyi telah tiba di Jeddah.
Pada bulan Rabi’ul Akhir, Rasulullah Saw. mengirim Alqamah bin Muharriz dengan
kekuatan tiga ratus mujahid. Ketika mereka melihat pasukan pimpinan Alqamah
mereka melarikan diri. Ketika kembali, sebagian dari mereka meminta izin untuk
bersegera menemui keluarganya, Alqamah pun memberi izin kepada mereka, dan
mengangkat Abdullah bin Hudzafah sebagai pemimpin mereka.
Abdullah bin Hudzafah
orang yang senang berkelakar. Mereka beristirahat di suatu jalan, dan
menyalakan api untuk menghangatkan diri. Abdullah berkata kepada mereka, “Aku
perintahkan kalian dan kalian harus melakukannya, jika tidak, maka kalian akan
aku lemparkan ke dalam api. Sekarang kalian tidak punya pilihan lain, kecuali
harus mentaatiku, sebab aku adalah pemimpin kalian.” Ketika Abdullah melihat
bahwa sebagian dari mereka telah siap melakukan perintahnya, Abdullah
memberitahu mereka bahwa apa yang dikatakannya itu hanyalah gurauan saja.
Ketika mereka telah
kembali, mereka memberitahu hal itu kepada Rasulullah Saw., lalu Rasulullah
Saw. bersabda, “Siapa saja yang memerintah kalian untuk berbuat maksiat, maka
kalian jangan mentaati perintahnya.”
e. Pasukan yang dikirim ke
Jubbab dan Baliya
Pada bulan Rabi'ul
Akhir, Rasulullah Saw. juga mengirim Ukasyah bin Mihshan dengan kekuatan
sekelompok kaum muslimin ke Jubbab dan Baliya -keduanya adalah kabilah dari
Qudha’ah. Ukasyah berhasil menundukkan mereka, dan kembali lagi kepada
Rasulullah Saw.
Sumber: Prof. Dr. Muh.
Rawwas Qol’ahji, SIRAH NABAWIYAH Sisi Politis Perjuangan Rasulullah Saw.,
Al-Azhar Press