Keteguhan mereka (partai Islam ideologis) pada ideologi (Islam) akan mengembalikan kepercayaan umat. Mereka harus
berhati-hati agar tidak menyalahi ideologi (Islam) dan tidak menyimpang dari
prinsip-prinsip (mutiara) ideologi (Islam) walau sehelai rambut. Karena
ideologi (Islam) adalah kehidupan (nyawa) partai, ideologi (Islam)lah yang
menjamin kelestarian partai. Untuk menjaga diri dari situasi genting ini dan
untuk menghindarikan bahaya ini hendaklah partai (dakwah ideologi Islam)
bersungguh-sungguh "memberi minum" umat dengan ideologi (Islam)nya,
menjaga kejelasan fikrah (pemikiran) dan pemahamannya, dan berusaha untuk
menjaga kelestarian fikrah (pemikiran) dan pemahamannya yang telah tertancap di
dalam umat. Hal ini dimungkinkan dengan melakukan pembinaan secara cepat,
memperhatikan tatsqif jamaiy lebih
besar, lebih bersungguh-sungguh dalam mengungkapkan rencana kafir penjajah
secara mendalam, selalu memperhatikan umat dan kemaslahatannya, melebur umat
dengan ideologi (Islam) dan partai (politik ideologi Islam) secara sempurna,
dan selalu meneliti pemikiran partai dan pemahamannya agar tetap bersih.
Semuanya itu harus dilakukan dengan segenap kemampuan yang ada, berapapun
kesungguhan dan usaha yang harus dilakukan.
Adapun
bahaya 'kelas' adalah suatu bahaya yang mungkin menimpa para aktivis partai,
bukan pada umat. Itu adalah karena ketika partai (dakwah ideologi Islam)
menjadi wakil umat atau mayoritas umat, ia mempunyai tempat terhormat, posisi
terpandang di kalangan umat dan pengagungan yang sempurna dari umat, khususnya
dari semua orang.
Hal
ini kadangkala menghembuskaan tipuan dalam jiwa mereka maka aktivis partai
merasa bahwa mereka lebih tinggi dari umat dan bahwa yang mereka pentingkan
adalah kepemimpinan dan kepentingan umat adalah bahwa mereka dipimpin (perlu
dipimpin). Maka pada saat itu mereka meninggikan/ menyombongkan diri atas
individu-individu umat atau sebagian dari mereka, tanpa melihat bahayanya.
Apabila hal ini berulang-ulang maka umat merasa bahwa partai (dakwah ideologi
Islam) adalah suatu kelas lain dan aktivis partai pun merasakan semua itu.
Munculnya hal ini adalah awal kehancuran partai karena itu akan melemahkan
semangat partai untuk mempercayai orang-orang kebanyakan dari umat dan
melemahkan kepercayaan dari kelompok umat itu terhadap partai. Maka pada saat
itu umat mulai berpaling dari partai.
Apabila
umat telah berpaling dari partai, berarti partai telah hancur, dan ini
membutuhkan usaha yang berlipat ganda untuk mengembalikan kepercayaan umat
sampai kepercayaan itu kembali. Oleh karena itu hendaklah para aktivis partai
bersikap seperti individu-individu umat kebanyakan, dan agar mereka tak merasa
kecuali bahwa mereka adalah pelayan umat, dan bahwa tugas mereka adalah
melayani umat. Sebab, hal itu akan memberi mereka kekuatan dan keuntungan besar
lainnya, bukan hanya dengan terpeliharanya kepercayaan mayoritas umat pada
mereka, tapi juga sangat bermanfaat bagi mereka pada marhalah (tahapan) ketiga,
ketika menguasai pemerintahan (menerapkan sistem Khilafah), untuk menerapkan
ideologi (Islam). Maka pada saat itu --sebagai penguasa (Khilafah)-- mereka
menjadi pelayan umat, sehingga mudah bagi mereka menerapkan ideologi (Islam).
Bacaan: Terjemahan AT TAKATTUL AL HIZBI