Namun
demikian, semua keperkasaan itu kini hanya menjadi milik Amerika dan
sekutu-sekutunya saja. Parade angkatan bersenjatanya, perlengkapan perangnya,
teknologi militernya, pasukan angkatan lautnya, pasukan kapal selamnya, pasukan
angkatan daratnya, pasukan angkatan udaranya, dan teknologi luar angkasanya,
seringkali dipertontonkan di hadapan bangsa-bangsa sedunia. Jika ada suatu
bangsa melakukan hal yang sama, Amerika segera mengeluarkan sinyal-sinyal yang
jelas, yang ditujukan baik kepada pihak-pihak yang menentangnya maupun
pihak-pihak yang dianggap mempunyai potensi untuk menentang superioritasnya.
Dan ini merupakan sarana pencegah yang sangat efektif.
“Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Quran yang
mulia,” (QS. Al Buruuj: 21)
Saat
ini, hanya negara-negara seperti Amerika yang mampu melontarkan rasa takut ke
dalam hati negara-negara lain dengan demonstrasi kekuatan militer dan
persenjataannya. Tujuan mereka hanyalah untuk merendahkan dan memaksa seluruh
dunia agar bertekuk lutut di bawah kekuasaannya. Sementara itu hanya sedikit
–atau mungkin bahkan tidak ada– bangsa yang takut dengan kaum Muslim, karena
tidak ada negara yang mewakili kepentingan mereka, menerapkan akidah Islam, dan
mengaplikasikan agenda kebijakan luar negerinya. Siapa yang akan takut dengan
kaum Muslim kalau mereka berperang hanya dengan dada telanjang menyambut
sengatan berbagai macam peluru musuh, dan membenturkan kepala mereka ke badan
tank berlapis baja?
“Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad
pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi
pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang
benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki (nikmat) yang mulia.”
(QS. Al Anfaal: 74)
Namun,
bayangkanlah akibat yang timbul dan goncangan yang bakal mengejutkan dunia,
apabila negara Khilafah yang perkasa kembali ditegakkan; kemudian mereka
mengumpulkan seluruh kekuatan militer yang dimiliki, berusaha keras
mengembangkan teknologi militer yang dimiliki, serta mendemonstrasikan
keperkasaan militernya dengan mempertontonkan pasukan dan persenjataan yang
dimilikinya; persis seperti yang dilakukan negara-negara pemimpin saat ini,
yang gemar melakukan parade militer, latihan militer, latihan perang, dan uji
coba kemampuan operasional. Kaum Muslim harus menyadari bahwa jika umat ini
telah menjadi satu kesatuan, negeri-negeri mereka menjadi satu, amir (pemimpin)
mereka satu, maka umat Islam akan memiliki angkatan bersenjata yang digjaya,
yang mempunyai potensi kekuatan lebih besar daripada negara adidaya yang lalu,
Uni Soviet, maupun negara adidaya yang sekarang, Amerika Serikat, bahkan jika
kekuatan kedua adidaya itu digabungkan menjadi satu.
“Dan barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan
beriman, lagi sungguh-sungguh telah beramal saleh, maka mereka itulah
orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang tinggi (mulia),” (QS. Thaahaa:
75)
Umat
Islam akan memiliki paling tidak 5,5 juta pasukan operasional, sekitar 4 juta
pasukan cadangan, sekitar 18 juta warga negara yang siap menjalani wajib
militer (yang jumlahnya selalu meningkat setiap tahun seiring terjadinya
pertumbuhan kaum Muslim). Selain itu, kaum Muslim juga menguasai sedikitnya
5.000 pesawat tempur, sekitar 27.000 tank, divisi-divisi infantri bermesin,
sejumlah besar fregat, kapal selam, kapal-kapal kelas perusak, berbagai misil
balistik, misil berhulu ledak konvesional, misil berhulu ledak non-konvensional
–termasuk berhulu ledak thermo-nuklir. Belum lagi sejumlah lokasi pangkalan
angkatan laut dan pangkalan angkatan udara yang paling strategis di dunia.
(Sumber: The Military Balance, 1989, 1990).
“Bagi orang-orang yang memenuhi seruan Tuhannya,
(disediakan) pembalasan yang baik. Dan orang-orang yang tidak memenuhi seruan
Tuhan, sekiranya mereka mempunyai semua (kekayaan) yang ada di bumi dan
(ditambah) sebanyak isi bumi itu lagi besertanya, niscaya mereka akan menebus
dirinya dengan kekayaan itu. Orang-orang itu disediakan baginya hisab yang
buruk dan tempat kediaman mereka ialah Jahanam dan itulah seburuk-buruk tempat
kediaman.” (QS. Ar Ra'd: 18)
Kaum
Muslim juga mempunyai sejumlah keuntungan geopolitik, termasuk kendali atas
Selat Gibraltar di Laut Tengah bagian Barat, Terusan Suez di sebelah Timur Laut
Tengah, selat sempit Baab al-Mandab yang menjadi akses masuk ke Laut Merah,
Selat Dardanella dan Bosporus, Selat Hormuz di kawasan teluk Persia, serta
Selat Malaka. Selain itu, perlu disebutkan juga arti penting Samudera Atlantik
yang menjadi pintu belakang kaum Muslim di Afrika, meski tidak ada pelabuhan
alami kecuali di Maroko. Pantai yang berpasir juga memberi kesulitan tersendiri
bagi kaum agresor. Sementara itu, kaum Muslim juga mendominasi wilayah pantai
Samudera Hindia.
“Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan
orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal
orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan
Allah memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas.” (QS. Al
Baqarah: 212)
Kaum
Muslim juga menguasai sumberdaya yang dibutuhkan untuk menjadikan mereka
sebagai umat yang paling maju dalam bidang teknologi militer. Sumberdaya itu
meliputi sumberdaya intelektual, sumberdaya material, potensi industri, dan
sumberdaya manusia. Umat Islam memegang kendali atas 60% deposit minyak seluruh
dunia. Umat Islam juga memegang kendali atas bagian yang besar dari deposit
Boron (49%), Fosfat (50%), Strontium (27%), Timah (22%), dan Uranium. Umat
Islam juga mempunyai sumberdaya sarjana maupun pasca-sarjana yang terbaik di
dunia dalam jumlah yang melimpah. Sebagai contoh, Mesir mempunyai lebih dari
500.000 ilmuwan dan insinyur, Turki sekitar 330.000, Malaysia 300.000, Pakistan
sekitar 140.000, dan Indonesia paling tidak 100.000, dan lain-lain, hingga
mencapai total sekitar 1,2 juta ilmuwan ditambah sekitar 32.000 pakar riset dan
pengembangan. (Sumber: Some Elementary Scientometric Studies; A Study of
Science and Technology Manpower Patterns vis-à-vis Population and GNP in the
Muslim World, oleh M.M. Qurayshi dan S.M. Jafar, 1978)
Setelah
mengetahui semua potensi yang disebutkan di atas, masih adakah orang yang
berakal sehat berani mencemooh seorang Muslim? Apalagi berani mematahkan tulang
mereka dan menindas kaum Muslim dengan cara yang paling kejam sebagaimana yang
pernah kita saksikan di Bosnia.
Islam
memiliki semua sarana untuk mencegah konflik dan untuk mempertahankan
stabilitas di dunia. Inilah yang unik dari Islam dan kaum Muslim. Dan orang
tua-orang tua kita dahulu pernah menikmati hal ini.
“Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya.
Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan
serta rezki (nikmat) yang mulia.” (QS. Al Anfaal: 4)
dari "Jihad Dan Kebijakan Luar Negeri Daulah Khilafah", terjemah al-Qur'an