Oleh: Zakariya al-Bantany
Anak-anak itu melihat dan mencontoh kedua orang tuanya. Dan anak-anak itu kesehariannya di rumah, lebih banyak mengkopi-paste keyakinan, kebiasaan dan kehidupan kedua orang tuanya.
Selebihnya, anak-anak mengkopi-pastenya dari luar (lingkungan sekitar, masyarakat dan sistem negara). Termasuk dari lingkungan formal sekolah.
Karena itulah, orang tua dan rumah sesungguhnya adalah sekolah hakiki pertama dan selamanya bagi anak-anak. Buah itu jatuh tak jauh dari pohonnya. Begitu pula, dengan anak-anak, tidak jauh dari karakter dan perilaku kedua orang tuanya.
Rasulullah Saw bersabda:
كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ، كَمَثَلِ الْبَهِيْمَةِ تَنْتِجُ الْبَهِيْمَةَ، هَلْ تَرَى فِيْهَا مِنْ جَدْعَاءَ؟
“Setiap anak dilahirkan di atas fitrah. Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Sebagaimana permisalan hewan yang dilahirkan oleh hewan, apakah kalian melihat pada anaknya ada yang terpotong telinganya?" (HR. Bukhari).
Hadits yang sangat populer ini. Menegaskan, bahwa sesungguhnya semua anak manusia itu, fitrahnya baik karena lahir dalam keadaan suci.
Bagaikan kertas, semua anak manusia itu terlahir. Seperti kertas putih yang bersih dan lembut, tanpa noda, dan tanpa cacat serta tanpa goresan.
Kedua orang tuanyalah, yang menjadikan anak-anak manusia tersebut. Menjadi Yahudi, Nasrani (Kristen), Majusi, Hindu-Buddha, Atheis, Konghuchu, atau pun Islam. Dan lain-lainnya.
Maka, bila kita menghendaki anak-anak kita memiliki karakter khas Mukmin dan Muslim yang sejati. Yakni, berakidah Islam (bertauhid) yang kuat dan kokoh, ideologis, mukhlis, dan berkeribadian Islam (bersyakhsiyah Islamiyah), baik pola pikir dan pola hidupnya.
Atau menjadi anak-anak yang shalih-shalihah, dan penyejuk mata, serta beradab. Alias bertaqwa sebenar-benarnya taqwa, dan menjadi generasi Qurani-Rabbani. Serta menjadi Khairu Ummah (umat yang terbaik). Dan menjadi pejuang atau pembela Islam yang terpercaya dan terdepan.
Oleh karena kita, adalah teladan bagi anak-anak kita. Dan kita pun sehari-harinya hidup bersama anak-anak kita di rumah. Serta membersamai mereka hampir setiap harinya.
Maka, mutlak kita sebagai orang tua afdhaliyahnya, harus terlebih dahulu menjadi pribadi Muslim (Mukmin) sejati yang shalih-shalihah dan beradab. Kuat dan kokoh akidah Islamnya (bertauhid), serta bersyakhsiyah Islamiyah, dan bertaqwa sebenar-benarnya bertaqwa. Serta pula menjadi pejuang dan pembela Islam yang terpercaya dan terdepan.
Seperti, teladan Agung generasi terbaik Islam yang pertama, yaitu Rasulullah Saw, para Sahabat radhiyallahu 'anhum dan Salafush Shalih. Juga, seperti generasi terbaik setelahnya, pada masa para Ulama-Mursyid dan para pahlawan Islam di era Khilafah Islam.
Tentu dengan kita selalu belajar dan belajar mendulang ilmu. Serta terus mengupgrade diri dengan Tsaqafah Islam (khazanah keilmuwan dan pemikiran Islam) yang kaffah (menyeluruh), secara mendalam dan cemerlang. Dan berkhidmat pula kepada umat dan para Ulama-Mursyid yang hanif dan pejuang.
Serta pula kita pun turut berjuang, bersama barisan jama'ah dakwah kaum Muslimin sedunia. Untuk tegaknya Islam kaffah dan berlanjutnya kembali kehidupan Islam, dalam bingkai Khilafah Rasyidah. Serta demi izzul Islam wal Muslimin, dan dalam meninggikan kalimat Allah yang Maha Agung di seluruh penjuru dunia.
Semoga Allah SWT menjadikan kita semua sebagai orang tua yang shalih-shalihah, bersyakhsiyah Islam, ideologis, dan mukhlis. Juga menjadi pejuang Islam, dan pembela Islam yang terpercaya dan terdepan. Serta menjadi sekolah hakiki yang terbaik bagi anak-anak kita. Aaamiin.
Wallahu a'lam bish shawab. []