Oleh: Zakariya al-Bantany
Dalam sebuah peribahasa, mengatakan: “Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama.”
Artinya, setiap orang yang sudah meninggal pasti akan dikenang. Sesuai dengan perbuatannya (jejak-jejak atau bekas-bekasnya) di dunia.
Oleh karena itulah, sangat pentingnya kita belajar, mengetahui dan memahami secara mendalam dan cemerlang Islam agama kita. Dari A sampai Z atau dari bab akidah, ibadah, akhlaq, makanan, minuman hingga bab mu'amalah, siyasah (politik) dan Daulah (negara).
Begitu pula sangat pentingnya belajar, mengetahui dan memahami secara mendalam dan cemerlang sejarah alam semesta, manusia dan kehidupan. Serta sejarah leluhur kita dan berbagai peradaban dunia, serta peradaban Islam agama kita.
Maka, dengan belajar, mengetahui dan memahami secara mendalam dan cemerlang Islam agama kita dari A sampai Z. Dan sejarah alam semesta, manusia dan kehidupan. Serta sejarah leluhur kita, dan berbagai peradaban dunia, serta peradaban Islam agama kita tersebut.
Niscaya, kita akan mengetahui atau mengenal. Dan memahami secara mendalam dan cemerlang pula, asal-usul jati diri kita dan hakikat jati diri kita.
Yaitu, sebagai manusia yang diciptakan Allah SWT di muka bumi ini. Tiada lain sebagai Abdullah (hamba Allah) dan Khalifatullah fil Ardhi (wakil Allah di muka bumi). Dalam mengurusi bumi milik Allah ini, hanya dengan hukum-hukum Allah saja. Sebagaimana firman Allah SWT:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56).
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah: 5).
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang Khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (Khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui"." (QS. Al-Baqarah: 30).
Dan kita pun akan mengetahui, serta memahami pula bahwa kita semua sebagai makhluk. Pasti akan mati dan tiada kekal di dunia ini. Sebagaimana Allah SWT berfirman:
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ (٢٦) وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلالِ وَالإكْرَامِ (٢٧)
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (QS. Ar-Rahman: 26-27).
Kemudian, setiap jiwa pasti akan merasakan kematian. Allah SWT pun berfirman:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan kematian.” (QS. Ali Imran: 185).
Sehingga pada akhirnya, kita akan berupaya keras untuk tidak melakukan berbagai kesalahan. Yang pernah dilakukan oleh kaum-kaum terdahulu, yang pernah dilaknat dan diazab, serta dibinasakan oleh Allah SWT.
Dan sebaliknya, justru kita akan berupaya keras akan melakukan berbagai kebaikan. Seperti yang pernah dilakukan, oleh kaum-kaum terdahulu yang diridhai Allah, dan mendapat petunjuk Allah SWT.
Oleh karena itulah, kita akan berupaya semaksimal mungkin meninggalkan berbagai jejak-jejak kebaikan saja saat hidup di dunia ini. Bukan, justru meninggalkan jejak-jejak keburukan saat hidup di dunia ini. Karena, ini adalah perkara pahala, dan dosa, serta perkara surga dan neraka.
Dalam hal ini, Allah SWT berfirman:
إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآَثَارَهُمْ وَكُلَّ شَيْءٍ أحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ
“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas (jejak-jejak) yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab Induk yang nyata (Lauhul Mahfudzh).” (QS. Yasin: 12).
Rasulullah Saw pun bersabda:
مَنْ سَنَّ فِى الإِسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا وَلاَ يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَىْءٌ وَمَنْ سَنَّ فِى الإِسْلاَمِ سُنَّةً سَيِّئَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ عَلَيْهِ مِثْلُ وِزْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا وَلاَ يَنْقُصُ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَىْءٌ
“Barangsiapa melakukan suatu amalan kebaikan lalu diamalkan oleh orang sesudahnya, maka akan dicatat baginya ganjaran semisal ganjaran orang yang mengikutinya dan sedikitpun tidak akan mengurangi ganjaran yang mereka peroleh. Sebaliknya, barangsiapa melakukan suatu amalan kejelekan (keburukan) lalu diamalkan oleh orang sesudahnya, maka akan dicatat baginya dosa semisal dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosanya sedikitpun.” (HR. Muslim, No. 1017).
إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika manusia itu mati, maka amalannya akan terputus kecuali tiga perkara, yaitu: shadaqah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, dan anak shalih yang mendoakan dirinya.” (HR. An-Nasai, no. 3651 dan At-Tirmidzi, no. 1376).
Semoga kita semua kelak diwafatkan dalam keadaan husnul khatimah. Dan dalam keadaan meninggalkan banyak jejak kebaikan (amal shalih), serta diampuni segala dosa kita oleh Allah SWT.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ خَيْرَ عُمْرِي آخِرَهُ، وَخَيْرَ عَمَلِي خَوَاتِمَهُ، وَخَيْرَ أَيَّامِي يَوْمَ أَلْقَاكَ. رَّبِّ ٱغْفِرْ لِى وَلِوَٰلِدَىَّ وَلِمَن دَخَلَ بَيْتِىَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتِ وَلَا تَزِدِ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا تَبَارًۢا. اَللّهُمَّ اخْتِمْ لَنَا بِاْلاِسْلاَمِ وَاخْتِمْ لَنَا بِاْلاِيْمَانِ وَاخْتِمْ لَنَا بِحُسْنِ الْخَاتِمَةِ.
"Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku pada ujungnya, dan jadikan sebaik-baik amalku pada akhir hayatku, dan jadikan sebaik-baik hariku pada saat aku bertemu dengan-Mu (di hari Kiamat). Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang dzhalim itu selain kebinasaan. Ya Allah, akhirilah hidup kami dengan Islam, akhirilah hidup kami dengan membawa iman dan akhirilah hidup kami dengan husnul khatimah.”
Aaamiin.
Wallahu a'lam bish shawab. []