Oleh: Zakariya al-Bantany
Mungkin diantara kita, dahulu ada yang hidupnya bergelimang dengan maksiat dan dosa. Serta hidup dalam kejahiliyahan.
Dan mungkin pula, banyak diantara kita masih melalaikan kewajiban ibadah kepada Allah. Dan juga tidak taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Namun, sebaik-baik orang yang maksiat dan berdosa serta lalai. Adalah mereka yang segera bertaubat dan segera hijrah (pindah).
Yaitu, hijrah (pindah) dari kekufuran, kejahiliyahan, maksiat dan dosa, kepada Islam secara kaffah, dan ibadah. Serta ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya semata.
Dan berupaya semaksimal mungkin terikat dengan Syariah-Nya secara kaffah, dalam segala aspek kehidupan. Juga, tiada bosannya berupaya meng-upgrade atau pun meningkatkan kualitas dan kuantitas ilmu, iman dan taqwa dalam diri.
Serta tidak akan pernah mengulangi kesalahan yang sama, untuk kedua kalinya atau pun kesekian kalinya. Sekaligus pula, totalitas meninggalkan kekufuran, ketidaktaatan, maksiat dan dosa atau pun kejahiliyahan tersebut.
Oleh karena itu, hijrah itu haruslah yang pertama dan yang paling utama. Terlebih dahulu niatnya diluruskan, wajib didasari dan dilandasi lillah (karena Allah). Bukan didasari oleh sesuatu yang lainnya atau pun kepentingan lainnya.
Meskipun, mungkin seringkali kita terasa lelah dalam menjalani proses hijrah. Dan meskipun seringkali kita pula, digoda oleh gemerlapnya dunia dan masa lalu kita.
Jadi, hijrah itu mutlak harus lillah dan konsisten lillah. Serta hanya mengharapkan ridha-Nya semata. Sekaligus juga, mengharapkan ampunan-Nya, rahmah, mahabbah dan berkah-Nya semata pula.
Allah SWT berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُوْلَئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَةَ اللَّهِ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ.
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Baqarah [2]: 218).
وَمَنْ يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الْأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً
“Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak.” (QS. An-Nisaa' [4]: 100).
Dari Amirul Mukminin, Abu Hafsh ‘Umar bin Al-Khattab ra, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah Saw bersabda:
إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ وإِنَّما لِكُلِّ امريءٍ ما نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُولِهِ فهِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُوْلِهِ ومَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُها أو امرأةٍ يَنْكِحُهَا فهِجْرَتُهُ إلى ما هَاجَرَ إليهِ
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR. Bukhari, No. 1 dan Muslim, No. 1907, [dan Hadits ke-1 Arba'in Nawawi: Amal Tergantung Niat]).
Wallahu a'lam bish shawab. []
#HijrahBarengBareng
#HijrahKaffah
#HijrahKeIslamKaffah