Oleh: Zakariya al-Bantany
*Shalat Yang Berkualitas*
Bila hati kita resah, risau, galau, gundah-gulana, was-was, tidak khusyu', lalai dan kita pun terkadang bermaksiat dalam kesendirian kita.
Itu artinya ada masalah dengan kualitas shalat kita tersebut. Kualitas shalat kita bisa jadi bermasalah, baik secara Syariat maupun secara Hakikat.
Bukankah Rasulullah Saw telah bersabda:
وَصَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِى أُصَلِّى
“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.” (HR. Bukhari, No. 6008).
Rasulullah Saw adalah orang yang sangat terbaik dan sangat berkualitas shalatnya, baik secara Syariat maupun secara Hakikat.
Dan beliau Saw adalah model terbaik atau contoh teladan terbaik, dan tuntunan shahih shalat yang berkualitas untuk kita umatnya ini.
Begitu pula para Sahabat radhiyallahu 'anhum pun adalah orang-orang yang terbaik, dan berkualitas shalatnya baik secara Syariat maupun secara Hakikat.
Dan para Sahabat radhiyallahu 'anhum pun adalah pula teladan terbaik shalat yang berkualitas. Karena, para Sahabat mewarisi tatacara shalat yang berkualitas dari Rasulullah Saw.
Karena itu, sangat wajar para Sahabat memiliki kepribadian yang luhur. Yaitu, kepribadian Islam (Syakhsiyah Islamiyah) dan digelari Khairu Ummah (umat yang terbaik) yang terpelihara dari perbuatan keji dan mungkar. Serta menebar rahmah dan berkah bagi dunia dan alam semesta. Dan sebaik-baiknya generasi awal Islam.
Bahkan, sebagian mereka para Sahabat radhiyallahu 'anhum pun tersebut, dijamin masuk surga oleh Allah tanpa hisab.
Karena itu, mari segera kita bersama-sama perbaiki shalat kita baik secara Syariat maupun Hakikat dengan ilmu, iman dan taqwa. Sehingga shalat kita pun akan menjadi berkualitas dan membekas.
Bila shalat kita berkualitas, maka niscaya shalat kita itu akan membekas dalam jiwa, dan kepribadian kita, serta dalam kehidupan kita. Niscaya pula makin bikin hidup kita, makin lebih hidup dan berkualitas, penuh rahmah dan penuh berkah.
Sehingga kita pun akan menjadi pribadi yang mukhlis, wara', zuhud, dan istiqamah hingga tercegah dari perbuatan keji dan mungkar. Dan hati kita pun akan menjadi semakin sabar, lembut nan ikhlas serta ridha dalam menerima nasihat, ilmu dan kebenaran, serta Qadha dan Qadarnya Allah SWT.
Oleh karena itu, beruntunglah orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya dan celakalah orang-orang yang lalai dalam shalatnya.
Allah SWT berfirman:
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ. الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ
"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman. (Yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya." (QS. Al-Mukminun: 1-2).
فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ. الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ
"Celakalah orang-orang yang shalat. (Yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya." (QS. al-Ma’un: 4-5).
*Keutamaan Shalat Berjama'ah*
Adapun keutamaan shalat berjama'ah, khususnya di dalam Masjid sangat banyak sekali. Dijelaskan dalam banyak dalil syara' perihal shalat berjama'ah tersebut.
Diantaranya terdapat dalam beberapa hadits Rasulullah Saw berikut ini, Rasulullah Saw bersabda:
صَلَاةُ الرَّجُلِ فِي الْجَمَاعَةِ تُضَعَّفُ عَلَى صَلَاتِهِ فِي بَيْتِهِ وَفِي سُوقِهِ خَمْسًا وَعِشْرِينَ ضِعْفًا وَذَلِكَ أَنَّهُ إِذَا تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ ثُمَّ خَرَجَ إِلَى الْمَسْجِدِ لَا يُخْرِجُهُ إِلَّا الصَّلَاةُ لَمْ يَخْطُ خَطْوَةً إِلَّا رُفِعَتْ لَهُ بِهَا دَرَجَةٌ وَحُطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةٌ فَإِذَا صَلَّى لَمْ تَزَلْ الْمَلَائِكَةُ تُصَلِّي عَلَيْهِ مَا دَامَ فِي مُصَلَّاهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ وَلَا يَزَالُ أَحَدُكُمْ فِي صَلَاةٍ مَا انْتَظَرَ الصَّلَاةَ
“Shalat seorang laki-laki dengan berjama’ah dibanding shalatnya di rumah, atau di pasarnya lebih utama (dilipat gandakan) pahalanya dengan dua puluh lima kali lipat. Yang demikian itu karena bila dia berwudhu dengan menyempurnakan wudhunya lalu keluar dari rumahnya menuju Masjid, dia tidak keluar kecuali untuk melaksanakan shalat berjama’ah, maka tidak ada satu langkah pun dari langkahnya kecuali akan ditinggikan satu derajat, dan akan dihapuskan satu kesalahannya. Apabila dia melaksanakan shalat, maka Malaikat akan turun untuk mendoakannya selama dia masih berada di tempat shalatnya, ‘Ya Allah ampunilah dia. Ya Allah rahmatilah dia’. Dan seseorang dari kalian senantiasa dihitung dalam keadaan shalat selama dia menanti pelaksanaan shalat.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam hadits yang lain, Rasulullah Saw pun bersabda:
صلاة الجماعة أفضل من صلاة الفذ بسبع وعشرين درجة
“Shalat berjama'ah lebih utama 27 derajat dibanding shalat sendirian.” (HR. Bukhari dan Muslim).
إِنَّ أَعْظَمَ النَّاسِ أَجْرًا فِي الصَّلَاةِ أَبْعَدُهُمْ إِلَيْهَا مَمْشًى فَأَبْعَدُهُمْ وَالَّذِي يَنْتَظِرُ الصَّلَاةَ حَتَّى يُصَلِّيَهَا مَعَ الْإِمَامِ أَعْظَمُ أَجْرًا مِنْ الَّذِي يُصَلِّيهَا ثُمَّ يَنَامُ
“Manusia paling besar pahalanya dalam shalat adalah yang paling jauh perjalanannya, lalu yang selanjutnya. Dan seseorang yang menunggu shalat hingga melakukannya bersama imam, lebih besar pahalanya daripada yang melakukannya (sendirian) kemudian tidur.” (HR. Muslim).
من صلَّى العشاء في جماعة فكأنما قام نصف الليل ، ومَن صلّى الصبح في جماعة فكأنما قام الليل كله
“Barangsiapa shalat isya’ secara berjama'ah maka seakan-akan dia melakukan shalat separuh malam. Barangsiapa shalat subuh berjama'ah maka seakan-akan dia shalat seluruh malam.” (HR. Muslim).
Mereka pun yang melakukan sholat berjama’ah, akan terhindar dari gangguan setan yang terkutuk.
Sebagaimana Rasulullah Saw bersabda:
مَا مِنْ ثَلَاثَةٍ فِي قَرْيَةٍ وَلَا بَدْوٍ لَا تُقَامُ فِيهِمْ الصَّلَاةُ إِلَّا قَدْ اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمْ الشَّيْطَانُ فَعَلَيْكَ بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ الْقَاصِيَةَ
“Tidaklah tiga orang di suatu desa atau lembah yang tidak didirikan shalat berjama'ah di lingkungan mereka, melainkan setan telah menguasai mereka. Karena itu tetaplah kalian (shalat) berjama'ah, karena sesungguhnya srigala itu hanya akan menerkam kambing yang sendirian (jauh dari kawan-kawannya).” (HR. Abu Daud dan An-Nasa'i).
*Makna Politis Shalat Berjama'ah*
Shalat berjama'ah khususnya di dalam Masjid, pada setiap hari di 5 waktu (shalat 5 waktu) dan di hari Jumat (shalat Jumat), yang banyak keutamaannya tersebut. Yang dilakukan setiap hari oleh umat Islam, di berbagai belahan dunia dan di negeri ini yang penduduknya mayoritas umat Islam.
Sesungguhnya secara tersirat mengandung makna politis, sebagai konsep ajaran Islam perihal sistem politik Islam, dimana masjid merupakan miniatur Daulah Islam (negara Islam/Khilafah).
Sedangkan, shalat berjama'ah di dalamnya menggambarkan konsep sistem pemerintahan Islam/ketatanegaraan Islam.
Dimana shalat berjama'ah merupakan miniatur sistem pemerintahan/ketatanegaraan Khilafah Islam (al-Imamah/Daulah Islam).
Imam shalat berjama'ah wajib satu, adalah miniatur Khalifahnya (Amirul Mukminin/Sulthan/imam al-A'dzham) yang wajib satu. Dan makmum shalat berjama'ahnya, adalah miniatur dari rakyat dari negara Islam atau Daulah Islam (Khilafah Islam).
Imam (Khalifah) dan makmum (rakyat) menghadap kiblat yang sama. Menyembah Tuhan (Allah) yang sama, dan tatacara shalat mereka pun sama mengikuti tatacara shalat Rasulullah Saw dari takbir hingga salam.
Serta bahasa (bahasa Arab) dan bacaan (Al-Quran dan As-Sunnah) yang mereka pakai pun sama.
Artinya, sistem hukum yang diterapkan dalam Daulah Islam (negara Islam/Darul Islam). Seperti, yang digambarkan dalam Masjid dan shalat berjama'ah tersebut, adalah satu dan sama yaitu Syariah Islam dalam bingkai Khilafah.
Wallahu a'lam bish shawab. []