Inspirasi Pagi
Ust. Yuana Ryan Tresna
Dakwah adalah ikhtiar
menundukkan orang pada kebenaran. Kafir jadi muslim, dan maksiyat jadi
shalih.
.
Dalam dakwah, ada
ujian keikhlasan. Bukan mencari kemenangan dan kebanggaan. Apalagi riuhnya
tepuk tangan. Namun kebahagiaan saat melihat banyak orang tersadarkan. Kadang
bukan lawan diskusi, namun khalayak ramai yang turut mencermati.
.
Jidal (debat) hanya
sesekali jika diperlukan. Perlu untuk memberi pelajaran. Dakwah yang kontinyu
itu dengan Hikmah (argumentasi) dan mau'izhah hasanah (pelajaran yang
baik).
.
Sekeras apapun
perbedaan pandangan, tetap harus menjunjung tinggi adab yang luhur. Memenuhi
haknya secara patut. Meski medsos (khususnya twitter) itu keras. Harus tahan
saat justru kita yang dicaci maki. Jangan marah saat kita dihina, namun
marahlah saat Islam dinista.
.
Tak perlu memulai
perdebatan. Cukup saja memberikan respon, sanggahan, dan ikhtiar meluruskan
kebohongan, fitnah dan permusuhannya.
.
Ada banyak contoh
kasus penghinaan pada martabat Islam. Misalnya dalam sebuah buku. Kemudian
secara bertahap, isi buku yang berisi kebencian dibedah secara monolog.
Pengikutnya makin riang, sedangkan orang awam mengernyitkan dahi sambil
bertanya-tanya kebingungan. Pada titik itulah peran kita, pengemban dakwah.
Membuat monolog menjadi dialog.
.
Terakhir,
ada nasihat yang bagus Sahl bin Abdillah al-Tustari رحمه الله تعالى tentang keikhlasan, dimana beliau mengatakan:
.
الدُّنْيَا كُلُّهَا جَهْلٌ
مَوَاتٌ إِلَّا الْعِلْمَ مِنْهَا، وَالْعِلْمُ كُلُّهُ حُجَّةٌ عَلَى الْخَلْقِ
إِلَّا الْعَمَلَ بِهِ، وَالْعَمَلُ كُلُّهُ هَبَاءٌ إِلَّا الْإِخْلَاصَ مِنْهُ،
وَالْإِخْلَاصُ خَطْبٌ عَظِيمٌ لَا يَعْرِفُهُ إِلَّا اللهُ عَزَّ وَجَلَّ حَتَّى
يَصِلَ الْإِخْلَاصُ بِالْمَوْتِ
"Dunia ini
seluruhnya adalah kebodohan dan kematian kecuali ilmu yang berada di dalamnya.
Ilmu pun seluruhnya hanya akan menjadi penghujat kepada seluruh makhluk kecuali
yang mengamalkannya. Amal pun seluruhnya hanya akan terhambur sia-sia kecuali yang
dilandasi keikhlasan. Sedangkan keikhlasan adalah perkara besar yang tidak
dapat diketahui kecuali hanya oleh Allah ﷻ, sehingga keikhlasan itu dibawa
sampai mati."
(Imam al-Baihaqi,
Syu'abul Iman).