Ratusan ulama, Kyai,
Ustadz dan mubalighah hadir dalam kegiatan Liqa Syawal 1432 H Hizbut Tahrir
Indonesia dan Ulama Berjuang bersama umat Tegakkan Khilafah, yang
diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia Wilayah III Cirebon, di Pondok
Pesantren Mansyaul-Huda Desa Heuleut Kecamatan Kadipaten Kabupaten Majalengka.
Hampir semua tempat duduk terisi penuh oleh para ulama dari Majalengka,
Kuningan, Cirebon dan Indramayu . Mereka tampak antusias dan tak beranjak dari
tempat duduknya mengikuti rangkaian acara yang dikemas sangat menarik, dengan
dukungan multimedia yang canggih.
Acara Liqa Syawwal
yang diikuti sekitar 500 Ulama, Kyai, Ustadz dan Mubalighah ini berlangsung
dari pagi sampai Dhuhur. Acara utama dimulai dengan pembacaan Kalimatut Taqdim dari Shahibul Bait, Ust. H.
Aa Fachrurrozi, SP., MP., diikuti tayangan Multimedia tentang Perjalanan Dakwah
Hizbut Tahrir, kemudian testimoni Ulama yang disampaikan oleh Ust H. Aceng
Ibrahim, ulama dari Jatiwangi, KH Satori Amin ulama dari Cirebon, dan Ust Drs
Ghazali Nurkalam ulama dari Majalengka. Acara dilanjutkan dengan penyampaian Kalimatul Hikmah Liqa’ Syawwal oleh Ust. H.
Heru Binawan dari DPP Hizbut Tahrir Indonesia, pembacaan Syair Yaumun Nashr oleh Ade Sutisna syabab dari
Majalengka, dan penyampaian Seruan Hizbut Tahrir yang disampaikan KH Edi
Subakas dari Kuningan. Acara kemudian ditutup dengan pembacaan doa oleh Dr KH
A. Sarkosi Subki, Pimpinan Ponpen Mansyaul Huda.
Sekitar jam 7 pagi,
hari Ahad (25/9) puluhan kendaraan dan beberapa bus berduyun-duyun memasuki
komplek YPI Depdagri kecamatan Ciawi Bogor. Kendaraan-kendaraan tersebut
ternyata membawa orang-orang yang sangat istimewa yaitu para Alim Ulama dan
Mubalighah dari Bogor, Sukabumi dan Cianjur.
Alim Ulama dan
Mubaligah yang datang ini jumlahnya sekitar 1500 orang. Mereka semua memenuhi
undangan Hizbut Tahrir Indonesia Bogor Raya. “Kami menyiapkan 1500 kursi tapi
yang hadir melebihi kursi yang kami siapkan” demikian disampaikan Ustadz Rokim
Abdul Karim sebagai penanggung jawab acara, sambil menunjukkan ke arah perserta
mubaligah yang berdiri karena tidak kebagian kursi.
Alim ulama dan
mubaligah ini hadir semata-mata karena dorongan kerinduan mereka untuk berjuang
bersama Hizbut Tahrir dalam rangka menegakkan syariah dan khilafah. Karena di
undangan sudah dijelaskan bahwa mereka diundang untuk saling mengokohkan dalam
membina ummat serta menyadarkan ke ummat bahwa syariah dan khilafah adalah
kewajiban dan janji dari Allah SWT.
Rois Am Syuriah NU
Kabupaten Bangka Tengah, KH Syairan mengajak umat Islam, utamanya di Bangka
Tengah untuk berjuang demi penegakkan berdirinya khilafah.
“Mari kita berdoa
untuk mendapatkan keberkahan dalam rangka hidup sejahtera di bawah naungan
khilafah. Saya yakin kita semua tidak mau, hidup terus menerus dalam
kehancuran,” kata KH Syairan dalam orasi Konferensi Rajab 1432 H di Novotel
Bangka, Minggu (19/6/2011).
Sekitar 2.000 umat
muslim di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menghadiri Konferensi Rajab 1432 H
di Convention Hall Novotel Golf Bangka & Convention Center, Pangkalanbaru,
Bangka Tengah, Minggu, (19/6/2011) mulai pukul 07.30 WIB. Acara kali ini mengambil
tema ‘Hidup Sejahtera di Bawah Naungan Khilafah’.
HTI DPD I Lampung
mengadakan Workshop Ulama dengan tema Menggalang Ulama Bersatu: Penegak Syariah
dan Khilafah, di Aula Wisma Haji Islamic Centre Bandar Lampung, Minggu
(8/5/2011). Acara dimulai jam 08.00, tampak peserta ulama dan para Kyai dari
berbagai pondok pesantren (ponpes) di Lampung, misalkan ponpes al-islam, ponpes
riyadus solihin, ponpes Miftahul huda, ponpes badrul huda, ponpes al-hidayah,
lembaga ulul albab, lembaga ponpes tutur jagat, ponpes darul fikri, Gerakan
Mubaligh Indonesia, As-salam dan beberapa ponpes lainnya dan asatidz pengurus
takmir masjid satu-persatu memadati ruangan. Acara dimulai dengan menampilkan
beberapa Video aktivitas HTI menggalang Ulama berjuang menegakkan Syariah dan
Khilafah dan Video mengenal HTI dan video teaser Konferensi Rajab Lampung
melalui LCD yang disorot pada dua layar panel di sisi kiri dan kanan panggung,
yang membuat ratusan Ulama dan Asatidz sangat antusias untuk mengikuti acara
demi acara.
Dan Khilafah ini juga
adalah janji Allah bagi umat Muhammad. Seru Ust Abdul Karim. Dan Karakter
seorang muslim yang yakin pada janji Allah tidak gentar pada balatentara musuh.
Janji itu harus kita songsong, jangan berdiam diri, karena tidak sama orang yang
berjuang dengan orang yang tidur.” Para hadirin pun bertakbir Allahuakbar.
Setelah presentasi
materi dan dua kali sesi tanya jawab, sehingga membuat para Ulama, Kiyai dan
Asatidz menjadi yakin dan mantap bahwa menegakkan Syariah dan Khilafah adalah fardun wa wa’dun. Lalu Ust. Abdul Karim juga
tidak lupa untuk mengajak para ulama di Lampung, sebagai pewaris para Nabi
untuk berjuang bersama HTI menegakkan syariah dan khilafah, karena pada
hakikatnya menegakkan Khilafah mesti dengan amal jama’i (kolektif) sebagaimana thoriqoh dakwah Rasul, dan selain itu karena
ulama juga adalah bintang-bintang yang menjadi penunjuk jalan dan menerangi
umat dengan cahaya kejayaan.
Di sesi terakhir
adalah testimoni Ulama yang akan mewakili dari berbagai ulama dan asatidz yang
hadir pada Workshop ini, yang dimana dalam hal ini Al-mukarom Ustadz. Djedje
Djaelani dari ponpes Miftahul Huda 529 Lampung sebagai pemberi testimoni.
Ustadz Djedje mengatakan pada testimoninya para Ulama harus bekerjasama dengan
HTI untuk bersama-sama menegakkan syariah dan Khilafah, sebab empat imam
madzhab saja sebagaimana yang tadi dijelaskan Kiyai Abdul Karim sepakat
menegakkan Khilafah adalah wajib. Diapun kembali menyemangati peserta ulama
berjuang menegakkan syariah Islam dalam institusi khilafah. “bagaimana bisa
mewujudkan negeri baldatun thoyyibatun warobbun ghofur bila hukum-hukum Allah
tidak diterapkan?” ungkapnya. Ust. Djeje juga menegaskan pentingnya untuk tidak
berhenti mengkomunikasikan Islam antarsesama ulama dan juga masyarakat. Ulama
adalah guru bagi umat, guru dari para Jendral, penguasa, dan pewaris para Nabi.