Page

Stigma Radikalisme Untuk Hadang Islam



Radikalisme, Alat Barat Hadang Islam

Salah satu alasan utama BNPT memblokir situs-situs media lslam adalah menyebarkan paham radikalisme. Sayangnya, ketika BNPT diminta menjelaskan definisi 'radikal' tersebut, instansi negara ini tak bisa menjawab dengan pasti.

Dalam sebuah diskusi di Jakarta, Ahad (5/4/2015) Kepala BNPT Saud Usman Nasution menjelaskan empat kriteria situs radikal. Pertama, menyebarkan konten yang mengajak atau mengarahkan tindakan anarkis dan terorisme, kedua, mengandung unsur SARA (suku, agama dan ras), ketiga, takfiri (mengkafirkan seseorang atau kelompok), dan keempat, melakukan propaganda yang mengandung unsur kebencian, kekerasan, ancaman, anjuran berjihad yang mengharuskan pergi ke negara-negara seperti Suriah.

"Itu tolak ukur kami, tapi ini bisa dibicarakan. Bahkan diperlukan pembicaraan, karena aturannya kurang tegas, maka perlu duduk bersama, jangan saling menyalahkan,“ kata Komisaris Jenderal ini.

Anehnya, justru situs-situs yang diblokir itu jauh dari kriteria tersebut. Mahladi, pemimpin redaksi hidayatullah online -salah satu situs yang diblokir-, pun menantang BNPT membuktikan itu. "Tolong buktikan Pak, satu saja konten berita kami mengajak ke ISIS. Dia tidak bisa jawab. Lalu saya tanya, kapan kami mengkafir-kafirkan orang? Tunjukkan kontennya yang mana? itu juga tidak dijawab. Jadi, kan tidak jelas mana barang buktinya, lagian, kafir dan tidak kafir kan wilayah agama, apa haknya BNPT mempermasalahkan itu?” jelas Mahladi menceritakan pertemuannya dengan Saud Usman kepada Media Umat.

Ia pun mempertanyakan kepada pengganti Ansyaad Mbai ini tentang maksud memaknai jihad secara sempit. Ditanya soal itu, Saud menjawab: "Ngajak-ngajak perang!" Mahladi kemudian menjelaskan, justru di dalam Al-Qur,an banyak ayat yang mengajak perang.

Fahmi Salim, anggota Komisi Pengkajian dan Penelitian MUl Pusat, menyatakan ada upaya menyimpangkan makna radikal menjadi pemaksaan kehendak untuk mencapai tujuan. ”Sehingga ketika mendengar

kata radikal yang terbayang adalah berbagai tindak kekerasan, memang itulah yang sengaja dicitrakan kepada kelompok-kelompok Islam selama ini dan sekarang kepada situs-situs Islam," katanya.

Makna Radikal

Kata radikal berasal dari kata radix yang dalam bahasa Latin artinya akar. Dalam kamus, kata radikal memiliki arti: mendasar (sampai pada hal yang prinsip), sikap politik amat keras menuntut perubahan (undang-undang, pemerintahan), maju dalam berpikir dan bertindak (KBBI, ed-4, cet.l, 2008).

Bila dikembalikan kata radikal kepada pengertian asalnya, maka kata radikal adalah sebuah kata yang bersifat 'netral', tidak condong kepada sesuatu yang bermakna positif atau negatif. Positif atau negatif tergantung dengan apa kata radikal itu dipasangkan. Contoh misalnya ”Muslim radikal", maka artinya adalah seorang Muslim yang sangat memegang prinsip hidupnya sesuai dengan keyakinannya yakni agama Islam. Semua keyakinan, ucapan, dan perbuatannya dikembalikan pada Islam sebagai bentuk prinsip hidupnya.

”Memang apa masalahnya dengan radikal? Radikal itu kan artinya mengakar," kata Fahmi. Maka, media Islam pun harus mengakar pada ajaran Islam, Al-Qur'an dan Sunnah. Dengan kata Iain harus mendasar, fundamental.

lstilah inipun, lanjutnya, sering dipakai pendeta Kristen dalam khutbahnya. Mereka berkata iman harus radikal. "Lantas mengapa orang Islam tidak boleh radikal? Justru yang jadi masalah kalau mengaku Islam tetapi tidak mengakar pada akidah Islam, kalau mengaku Muslim tidak menjadikan AI Qur'an dan Sunnah sebagai fundamen,” tandasnya.

Propaganda

Hanya saja, istilah radikal itu kini digunakan oleh Barat dan musuh-musuh Islam dengan makna yang keluar dari makna sebenarnya. Istilah radikal dan teroris kemudian menjadi alat propaganda yang digunakan oleh musuh-musuh Islam kepada kelompok atau negara yang berseberangan dengan ideologi dan kepentingan Barat.

Islam radikal kemudian digunakan secara sistematis terhadap pihak-pihak yang menentang sistem ideologi Barat (kapitalisme, sekularisme dan demokrasi), yang ingin memperjuangkan penerapan syariah Islam secara kaffah, khilafah Islam, menginginkan eliminasi negara Yahudi dan melakukan jihad melawan Barat. Khusus untuk Indonesia, istilah itu dilekatkan kepada siapa saja yang (dianggap) membahayakan keutuhan dan kedaulatan NKRI.

Dosen IAIN Sunan Ampel Surabaya, Dr Imran Mawardi MA, seperti dikutip hidayatullah.com mengatakan, istilah radikalisme sengaja dibuat oleh Barat untuk menghancurkan umat Islam. Sebab, pasca keruntuhan komunisme, satu-satunya ideologi yang menjadi ancaman paling menakutkan bagi dunia Barat adalah Islam.

Inilah pangkalnya. Jadi rezim Jokowi ikut arahan Barat? []

Barat yang Biadab!

Saat ini dunia Barat di bawah pimpinan Amerika Serikat selalu menampakkan diri seolah-olah sebagai negara yang berperadaban, senantiasa menjaga perdamaian, baik hati, dan sebagainya. Padahal di balik itu, mereka sebenarnya punya 'dosa besar' terhadap dunia.

Mereka banyak menumpahkan darah umat manusia sepanjang sejarah. Bahkan kekejamannya belum ada yang menandingi sebelumnya, oleh perabadan manapun. Sudah banyak jiwa manusia yang menjadi korban kebiadaban kaum imperalis itu akibat perang dan konflik yang mereka kobarkan di seluruh penjuru dunia.

AS adalah negara Barat paling kejam dan paling tidak berperikemanusiaan. Demi dominasi kaum kulit putih untuk memperoleh tanah dan kekuasaan secara paksa di benua Amerika, mereka banyak membunuh orang suku indian. Di Amerika Utara, orang Indian yang dibunuh mencapai 100 juta orang. Sedang di Amerika Selatan, orang Indian yang dibunuh mencapai 50 juta orang. Kebiadaban serupa juga dilakukan oleh Australia, yang telah membunuh 20 juta orang suku Aborigin.

Negara-negara Barat juga harus bertanggung-jawab terhadap puluhan juta korban jiwa pada dua perang dunia di abad ke-20. Pada Perang Dunia ll (1914-1918), korban jiwa yang tewas mencapai 20 juta orang, sedang yang luka-luka mencapai 15 juta orang. Sedang pada Perang Dunia ll (1939-1945) korban tewasnya mencapai 60 juta orang. Ketika AS pada tahun 1945 menjatuhkan bom atomnya di Hiroshima dan Nagasaki (Jepang), korban yang tewas totalnya mencapai 246.000 orang, yakni gabungan korban yang tewas di Nagasaki sebanyak 80.000 orang dan di Hiroshima sebanyak 166.000 orang.

AS sangat kejam kepada umat Islam. Contohnya, saat invasi AS ke lrak pada tahun 2003. Menurut BBC jumlah Muslim yang tewas di Irak akibat invasi itu mencapai 500.000 orang. Tapi data lain dari justforeignpolicy.org (2008) menyebutkan total warga Irak (sipil maupun tentara) yang tewas berjumiah 1.189.173 jiwa.[]

Sumber: Tabloid Media Umat edisi 149, April 2015
---

Mengikuti Arahan Kafir Penjajah Blokir Dakwah Islam



Jokowi Mengikuti Arahan Negara Kafir Penjajah

Amerika dan kafir penjajah lainnya menginginkan penghancuran Islam dan menghalangi perjuangan kebangkitan Islam, karena mereka tahu musuh yang sebenarnya dari neoliberalisme dan neoimperialisme adalah Islam. Namun sayangnya Presiden Jokowi yang mengaku beragama Islam, dipilih oleh rakyat yang mayoritas Muslim, digaji dari pajak rakyat yang mayoritas Muslim, justru malah tunduk pada perintah kafir penjajah. Mengapa bisa begitu? Lantas apa yang harus umat lakukan? Temukan jawabannya dalam wawancara wartawan Media Umat Joko Prasetyo dengan Ketua DPP Hizbut Tahrir In donesia (HTI) Rakhmat S Labib. Berikut petikannya.

Bagaimana pendapat Ustadz tentang pemblokiran sejumlah situs Islam online?

Tindakan pemerintah itu jelas menunjukkan kesewenang-wenangan rezim. Memang sebagian situs itu akhirnya dibuka. Akan tetapi, itu dilakukan setelah mendapatkan protes keras dari umat, ormas, dan tokoh Islam. Andai tidak ada protes, pemblokiran itu akan terus berlangsung. Bahkan bisa jadi yang diblokir akan terus bertambah.

Mengapa akan terus bertambah?

Karena kritera radikal yang dirumuskan BNPT sangat bias dan tidak jelas. Di antara kriteria radikal yang disebut BNPT adalah memaknai jihad secara terbatas. Apakah ketika memaknai jihad sebagai perang di jalan Allah SWT disebut sebagai radikal? Kalau benar, akan ada banyak situs yang diblokir. Bahkan, ada banyak buku dan kitab fiqih yang harus diberangus karena dianggap mengajarkan radikalisme.

Di samping itu, dengan kriteria yangi bias dan tidak jelas bisa digunakan pemerintah untuk memblokir situs mana saja yang tidak sejalan dengan kepentingan politik penguasa.

Maka kita bisa melihat, yang ditarget adalah situs Islam. Buktinya, situs bukan Islam, seperti situs komunis dan lainnya tidak diblokir.

Direktur Deradikalisasi BNPT Irfan Idris juga menyatakan bahwa yang diblokir itu yang menjelek-jelekan Presiden Jokowi dan sistem yang berlaku...

Banyak sekali situs yang mengungkap kejelekan Jokowi, bukan hanya situs-situs Islam, tetapi mengapa yang diblokir hanya situs Islam? Ini makin menunjukkan bahwa, yang menjadi target pemblokiran adalah situs Islam. Bahkan, Islamnya itu sendiri!

Nah, kalau ada media yang mengungkap kejelekan pemerintah, justru semestinya pemerintah bercermin diri, apakah yang dinyatakan media itu benar atau tidak. Menurut saya, yang dilakukan media bukanlah menjelek-jelekkan Jokowi. Kalau menjelek-jelekkan itu artinya rezim ini baik, namun diberitakan jelek. Padahal faktanya, rezim ini memang bermasalah. Kebijakannya banyak membuat rakyat menjadi menderita . Anehnya, justru banyak menguntungkan asing, seperti mengizinkan Freeport untuk mengekspor dalam bentuk konsentrat, padahal itu jelas-jelas dilarang oleh undang-undang. Oleh karena itu, yang benar bukan menjelek-jelekkan, tetapi mengungkap kejelekannya. Kalau tidak ingin diberitakan kejelekannya ya jangan bertindak jelek!

Itu terkait dengan mengungkap kejelekan rezimnya. Kalau terkait dengan kejelekan sistemnya?

Ya, ya harus diungkap. Jokowi melakukan tindakan itu kan berdasarkan sistem yang diberlakukan. Bahkan aspek sistemnya ini harus lebih diungkap dan ditunjukkan kebobrokannya. Sistem demokrasi dan liberalisme itulah yang jelas-jelas membuat rakyat negeri ini menderita, menyebabkan kekayaan alamnya dijarah, dan mengokohkan penjajahan oleh Amerika dan negara-negara kafir penjajah lainnya. Ini harus diungkap kebobrokannya, agar rakyat menjadi sadar. Sebab kalau sistem bobroknya tidak diganti, hanya ganti pemimpin saja, ya tidak akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik.

Maka umat ini harus sadar, penguasa juga harus sadar bahwa sistem bobrok inilah yang membuat pengelolaan negara ini gagal, tidak bisa mengurus rakyat dengan benar. Lha, masak kalau mengungkap fakta seperti itu disalahkan? Maka, semestinya berterima kasih kepada yang melakukan kritik itu.

Pemblokiran tersebut menunjukkan sikap rezim yang lslamophobia?

Ya, jelas sekali. Tidak bisa diingkari, semua situs yang diblokir adalah situs Islam. Apakah isinya semuanya sampah yang membahayakan sehingga harus diblokir? Lalu mengapa sikap tegas tidak dilakukan terhadap situs komunis, situs yang mendukung separatisme, situs porno dan situs rusak lainnya? Itu semua menunjukkan bahwa pemblokiran itu didasarkan pada lslamophobia, kebencian mereka terhadap Islam.

Di samping itu, bukan sekali ini saja rezim Jokowi menunjukkan sikap lslamophobia. Sebelumnya, Menteri Tenaga Kerja melarang guru agama dari luar negeri. Alasannya, guru-guru tersebut dikhawatirkan menebar benih radikalisme. Ini jelas mengada-ada. Kalau itu dianggap ancaman, mengapa guru-guru lain yang mengajarkan demokrasi, kapitalis, HAM, dan semacamnya tidak dipersoalkan? Padahal semua itu adalah warisan penjajah yang membuat rakyat ini menderita, membuat negeri ini terancam, bahkan terjajah oleh neoliberalisme dan neoimperialisme.

Apakah isu radikalisme juga alat propaganda Barat untuk menjegal kebangkitan Islam?

Ya, jelas itu. Yang mereka inginkan adalah menghancurkan Islam, menghancurkan perjuangan kebangkitan Islam, karena mereka tahu musuh yang sebenarnya dari neoliberalisme dan neoimperialisme adalah Islam.

Jadi sebenarnya yang ingin mereka berangus itu lslam. Tetapi kalau langsung menyatakan ”kami ingin memerangi lslam” tentu saja akan mendapatkan perlawanan dari seluruh umat Islam.

Oleh karena itu, mereka membuat kategori-kategori moderat, radikal, tradisional, fundamentalis dan lain sebagainya. Lalu mengadu-domba sesama umat Islam yang telah dikategorikan tadi. Tujuannya apa? Tujuannya adalah untuk memuluskan agenda Barat agar penjajahan mereka atas dunia Islam tetap langgeng.

Kaitannya antara propaganda Barat dengan tindakan pemerintah Indonesia?

Kalau kita lihat sejak awal, pemerintah Indonesia memerangi teroris itu kan hanya mencontek atau mengerjakan tugas dari Amerika saja. George Bush dulu menyatakan ”Anda bersama kami atau bersama teroris.” Dengan kata lain Bush membagi dunia menjadi dua, bila negara-negara yang ada tidak bersama Amerika maka dituduh bersama teroris. Kemudian itu diikuti berbagai negara termasuk Indonesia. LaIu berbagai terminologi dan ajaran Islam seperti "kafir harbi”, "jihad", dikait-kaitkan dengan teroris.

Agenda itu juga dengan jelas disampaikan Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry ketika hadir dalam pelantikan Jokowi jadi presiden. Dalam republika.co.id pada 20 Oktober 2014 yang berjudul Ini Tujuan Kerry Hadiri Pelantikan Jokowi. Di situ ditegaskan bahwa Kerry menginginkan Indonesia sebagai negeri Muslim terbesar memimpin perang melawan radikalisme Islam. Tidak cukup disebut radikalisme! tetapi radikalisme Islam! Jelas Islam yang dibidik.

Sungguh kita sayangkan rezim Jokowi mengikuti petunjuk dan arahan negara kafir penjajah, AS. Apakah dia lupa bahwa dirinya adalah penguasa di negeri Muslim, mengaku beragama Islam, dipilih oleh rakyat yang mayoritas Muslim, digaji dari pajak rakyat yang mayoritas Muslim, namun justru malah tunduk pada perintah kafir penjajah.

Maka umat harus segera sadar, bahwa pemimpinnya terbukti sebagai antek neoimperialisme. Oleh karena itu, seluruh komponen umat Islam harus merapatkan barisan melawan setiap upaya menghacurkan Islam. Di samping itu, kita harus bangkit dan berjuang untuk tegaknya syariah dalam naungan khilafah. Hanya dengan itu semua persoalan yang kini membelit umat Islam dapat terselesaikan.[]

Sumber: Tabloid Media Umat edisi 149, April 2015
---

Buah Liberalisasi, Situs Porno Merusak Generasi



Di tengah keengganan Kemenkominfo merehabilitasi sejumlah situs Islam yang diblokir dengan tudingan radikal, pemerintah terkesan lamban memblokir situs porno. Padahal kriteria radikal masih bias dan porno sudah jelas. Sehingga negeri mayoritas Muslim menjadi negara terbesar ketiga di dunia sebagai pengakses situs esek-esek tersebut.

”Ternyata lndonesia berada di peringkat ketiga yang paling banyak mengakses situs porno dan di peringkat pertama adalah India,” kata Haliq mengutip hasil survei yang dilakukan oleh situs google.com, Ahad (12/4/2015) seperti diberitakan antara.

Menurut Haliq hasil survei yang dilakukan oleh situs penyedia data dan pencari tersebut sangat mengkhawatirkan. Karena salah satu penyebaran HlV/AlDS melalui hubungan seksual. Dengan banyaknva pengakses situs porno di Indonesia, tidak menutup kemungkinan maraknya seks bebas berpotensi menularkan virus HIV melalui hubungan seksual. Bahkan, jelas dia, daerah yang paling besar mengakses situs porno adalah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Padahal kota ini dijuluki sebagai kota pelajar.

”Kami sangat khawatir, dengan semakin mudahnya masyarakat mengakses situs porno maka penyebaran HIV sulit ditanggulangi. Untuk itu kami meminta kepada Kementerian Kominfo untuk memblokir situs porno maupun berbau porno," jelasnya.

Di sisi lain, KPA Nasional juga telah melakukan survei bersama Kementerian Kesehatan RI, ternyata hasilnya baru sekitar 20 persen pelajar mengetahui apa itu HIV dan AIDS. Untuk itu, pihaknya terus melakukan berbagai upaya agar seluruh masyarakat tahu apa itu HIV, bagaimana penyebarannya, pencegahannya dan menanggulangi jika sudah teridentifikasi positif mengidap penyakit yang belum ada obatnya ini.

"Cara yang paling mudah mencegah penularan adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan kadar keimanan kita dan jangan sekali-kali melakukan kegiatan yang berpotensi tertular HIV,” ujar Haliq.

Jumlah penderita HIV AIDS di Indonesia saat ini mencapai 150 ribu orang. Mayoritas pengaidap penyakit ini berusia produktif antara 17 hingga 30 tahun. Bahkan, ada perbedaan penyebaran virus ini dibandingkan beberapa tahun lalu. Awalnya penularan HIV mayoritas dari jarum suntik pengguna narkoba. Tetapi dalam beberapa tahun terakhir mayoritas penularan dari hubungan seksual.

Liberalisasi Budaya

Pelan tapi pasti Indonesia telah masuk ke pelukan liberalisasi budaya. Dan korbannya adalah para remaja. Penulis buku Detik-Detik Penghancuran Keluarga lwan Januar menyatakan setidaknya ada tiga faktor yang membuat liberalisasi leluasa merusak generasi.

”Pertama, bangsa kita hari ini tumbuh dalam pola pikir sekuleristik, agama hanya dianggap sebagai pelengkap, bukan pedoman hidup sebagaimana mestinya," ungkap Iwan kepada Media Umat.

Hal itu, menurut Iwan, berdampak tiadanya rem yang dapat menghentikan budaya permisif dan hedonis ini. Padahal, rem paling ampuh untuk hentikan perilaku itu ya rasa malu dan takut pada Allah. ”Kalau sekadar kehamilan bisa pakai kondom, kalau penyakit kelamin bisa pakai kondom juga, dll. Paling mujarab ya berasal dari diri sendiri, iman dan takwa,” bebernya.

Kedua, karena asas negaranya sekulerisme maka banyak pihak merasa sah saja membuat karya yang berorientasi seksual, film, lagu, bacaan, dsb. ”Lihat saja sinetron untuk remaja dan anak- anak selalu ada bumbu percintaan, berpelukan, atau keintiman," ungkapnya.

Ketiga, negara abai terhadap realita ini. Nyaris tak ada tindakan preventif untuk keamanan remaja. Menteri agama saja begitu toleran pada perayaan Valentine dengan menyebut "Saya tak pernah rayakan. Tapi saya hormati yang rayakan dengan cara dan tujuan yang baik."

Iwan pun menawarkan solusi. Di antaranya adalah penanaman akidah Islam secara benar kepada umat, kontrol sosial masyarakat, dan negara bertindak tegas terhadap setiap produk yang mengandung ajaran liberalisme. Nah itu semua hanya bisa jika sistem negeri ini diubah dari sistem kapitalisme liberal kepada sistem lslam.[]

Sumber: Tabloid Media Umat edisi 149, April 2015
---

Umat Islam Protes Surat Edaran Rayakan Ceng Beng


Bunyi gendang dan dentuman kembang api menandai puncak perayaan Ceng Beng atau Sembahyang Kubur di Pekuburan Sentosa, Jalan Soekarno Hatta, Pangkalpinang, Ahad (5/4/2015) dini hari. Sekitar seribuan warga Cina berziarah ke makam keluarga dan leluhur.

Mereka mengeluarkan peralatan sembahyang kubur berupa kertas sembahyang berwarna perak, kertas berwarna putih, kertas berwarna kuning, hio sembahyang, kue jajanan, ayam rebus utuh satu ekor, apel, jeruk, cangkir teh yang kemudian diisi teh, dan lilin merah. Semua perlengkapan sembahyang itu diletakkan di altar pemakaman, Selanjutnya dibakar beberapa hio yang diapit dengan kedua belah tangannya dan disembahnya. Setelah itu ditancapkan hio yang telah dibakar tersebut di altar.

Perayaan Ceng Beng berlangsung meriah dengan digelarnya festival budaya yang dibuka oleh Kasubdit Promosi Dalam Negeri Kementerian Pariwisata, Hendri Karnoza. Festival ini diselenggarakan Pemkot Pangkalpinang bekerja sama dengan Yayasan Perkuburan Sentosa. Kegiatan ini tercatat sebagai agenda pariwisata untuk menyukseskan Visit Pangkalpinang 2015.

Hadir pada acara tersebut Wali Kota Pangkalpinang M Irwansyah, Wakil Wali Kota M Sopian, Ketua Yayasan Sentosa Johan Riduan Hasan, Kepala Dinas Kebudayaan dan Olahraga Pangkalpinang Ahmad Elvian.

Menuai Protes

Sebelumnya, Pemerintah Kota Pangkalpinang melalui Disbudparpora Pangkalpinang mengeluarkan surat edaran kepada seluruh SLTA di Pangkalpinang untuk berpartisipasi pada festival yang rutin diadakan setahun sekali oleh para penganut Konghucu tersebut padahal mayoritas siswa-siswi di Pangkalpinang beragama Islam. Tentu saja surat edaran tersebut menuai protes dari umat Islam.

Maka delegasi HTI Babel menemui Wakil Walikota Pangkalpinang Muhammad Sopian, Selasa (31/3) di kantornya. Dalam pertemuan tersebut Ketua DPD I HTI Babel Sofyan Rudianto menjelaskan kepada Wakil Walikota bahwa Cheng Beng bukan sekedar kebudayaan, tapi adalah keagamaan, karena keagamaan tidak seharusnya kaum Muslimin khususnya sekolah Muslim yang dapat imbauan diwajibkan ikut berpatisipasi, cara ini termasuk kesyirikan karena ada pihak sekolah juga keberatan.

"Cheng Beng ini bukan sekedar budaya tapi sudah masuk kegiatan keagamaan, karena ini menyangkut masalah agama maka tidak seharusnya sekolah MusIim dilibatkan, karena cara ini sudah termasuk kesyirikan,” terang Sofyan Rudianto.

Sementara itu aktivis HTI Babel, Firman Saladin menambahkan, ...dalam Cheng Beng ini adalah ritual ibadah penganutnya maka ditakutkan anak-anak Muslim jatuh pada budaya syirik. ”Kita takutkan anak-anak Muslim jatuh pada budaya syirik, biarkan saja agama Tionghoa mau malakukan ibadah Cheng Beng, kita jangan menganggu ibadah mereka," ujarnya.

Firman menegaskan, HTI Babel bukan berarti benci kepada Wakil Walikota, namun HTI Babel hanya mengingatkan bahwa haram hukumnya kaum Muslimin terlibat perayaan agama lain.

Setelah mendengarkan penjelasan dari delegasi HTI Babel, Wakil Walikota Pangkalpinang, M Sopian berjanji akan mencabut surat edaran tersebut dan mengganti surat khusus Kepada sekolah mayoritas tionghoa.

”Terima kasih atas teguran ini, surat edaran ini akan kami cabut dan kami buat ulang surat untuk sekolah di Pangkalpinang khusus sekolah yang mayoritas muridnya Tionghoa saja," ujar M Sopian.

Sementara itu, Kepala Disbudparpora Pangkalpinang, M Elvian mengatakan, imbaun kepada sekolah Muslim sifatnya hanya imbauan dan tidak ada unsur pemaksaan. Di dalam kegiatan Cheng Beng ini ada hiburan, pariwisata lokal untuk mempopuler potensi lokal juga salah satu agenda pariwisata nasional. Selain itu di dalamnya ada acara karnaval Lampion. "Kalau sekolahnya tidak ada siswa yang beragama Tionghoa tidak apa-apa kalau tidak ikut," katanya.[]

Bacaan: Tabloid Media Umat edisi 149, April 2015
---

Data Prostitusi Anak di Amerika Serikat



Prostitusi "Anak" di Amerika Serikat menurut sebuah laporan dari kelompok anti-trafficking Shared Hope International setidaknya 100.000 anak-anak digunakan sebagai pelacur setiap tahun, menjadi bagian dari $9,8 milyar industri seks, dan sebuah penelitian oleh Jessica Edwards, dari Pacific Institute for Research and Evaluation, menemukan bahwa sekitar 650.000 remaja Amerika melakukan seks demi imbalan.

Mengenai Pornografi "Anak" di negara sistem bukan-Islam Amerika Serikat, The Association of Sites Advocating Child Protection (ASACP) memperkirakan bahwa Amerika Serikat memasok bagian terbesar website-website pornografi anak berbayar yaitu hampir 50 persen dari volume global. Dan juga terdapat perkiraan bahwa negara bersistem demokrasi Amerika Serikat menyumbang bagian terbesar dari situs-situs internet pornografi dewasa komersil yaitu 50% dari volume global.

Kekerasan terhadap anak di Amerika Serikat menurut Child Help, AS punya catatan terburuk di antara negara-negara industri, kehilangan antara 4 dan 7 anak-anak setiap hari karena kekerasan dan pengabaian.

Masalah kerusakan semacam ini adalah hasil dari Kebebasan Dan Demokrasi yang mengarahkan umat manusia pada kehancuran, bukan hasil dari remaja putri yang menikah yang menurut aturan demokrasi dianggap belum dewasa. Maka budaya dan aturan sekular liberal beserta sistem yang menerapkannya itulah yang merampas masa emas anak-anak dan remaja, dan merampas masa depan beradab, di mana semua hukum bukan-Islam itu berdampak jangka panjang juga bagi mental anak-anak dan remaja.

Islam membolehkan pernikahan di usia muda bagi yang sudah memiliki kemampuan untuk memenuhi berbagai kewajiban terkait dan juga membolehkan poligami. Hukum-hukum syariah tidak berubah mengikuti kehendak manusia. Begitu pula pemikiran kaum Muslimin harus tetap pemikiran Islam, tidak berubah terpengaruh oleh ideologi-ideologi batil yang masih bercokol saat ini.

Masyarakat harus waspada terhadap bahaya di mana anak-anak terpapar paham kebebasan dan demokrasi. Kewajiban-kewajiban terhadap anak-anak telah jelas ditetapkan oleh Islam yang akan memastikan kebaikan dengan dorongan iman dan takwa, sementara ideologi-ideologi bukan-Islam yang membual soal hak-hak asasi justru tidak akan pernah bisa mewujudkannya.
Maka hal ini semakin menunjukkan betapa pentingnya umat mewujudkan kewajiban menegakkan Khilafah yang sesuai Metode Kenabian, yang akan mewujudkan keadilan Islam dan menjaga kehormatan dan melindungi ajaran-ajaran Islam dari cemoohan orang-orang zalim, fasik, munafik, serta kafir.

Bacaan: khilafah.com/early-marriage-in-afghanistan-or-child-prostitution-in-america-mrs-ruhla-ghani-which-one-robs-childhood-and-future-opportunities/
---


sebarkan Buku-Buku Supremasi Ideologi Islam

Sungguh aneh jika ada sebagian orang yang mengaku Mukmin menolak Khilafah, apalagi menganggap Khilafah sebagai ancaman. Padahal yang jelas nyata menjadi biang aneka bencana di negeri ini adalah sekularisme dan semua sistem turunannya.

Sebagian besar rakyat di negeri ini miskin dan menderita. Utang negeri ini pun menggunung. Apakah itu akibat diterapkan syariah dan Khilafah? Tidak! Kemiskinan itu disebabkan oleh kapitalisme-liberalisme. Sistem itulah yang membuat kekayaan negeri ini yang melimpah dikuasai oleh hanya segelintir orang. Kapitalisme-liberalisme itu juga membuka pintu lebar bagi penjajahan asing.

Korupsi di negeri ini tetap marak dan meluas. Apakah syariah dan Khilafah yang menjadi penyebabnya? Tidak! Maraknya korupsi ditengarai karena semakin mahalnya ongkos politik. Untuk memperebutkan jabatan politik dalam kontestasi demokrasi, dibutuhkan biaya yang amat besar. Semua itu akan ditagihkan kembali oleh orang-orang yang berhasil mendapatkan kekuasaan. Salah satunya dengan jalan korupsi dan manipulasi! Artinya, sistem demokrasi menjadi biang penyebab maraknya korupsi. Sistem demokrasi juga telah menghasilkan banyak undang-undang liberal,  yang menguntungkan para pemilik modal, juga undang-undang yang membuka pintu bagi penjajahan negara-negara kafir penjajah.

Kenakalan remaja, pergaulan bebas, narkoba, pornografi dan aneka perilaku dekadensi moral juga semakin marak. Apakah itu terjadi karena syariah dan Khilafah? Tidak! Semua itu pun terjadi karena sekularisme dan liberalisme. Ideologi dan paham itulah yang membuat manusia berperilaku layaknya binatang.

Jelaslah bahwa aneka problem di negeri ini terjadi bukan karena syariah dan Khilafah! Semua itu karena penerapan sekularisme dan semua sistem turunannya.

Sungguh, hari demi hari, perjuangan Islam terus menunjukkan peningkatan signifikan. Seruan Khilafah semakin membahana. Karena itu, wahai kaum Muslim, mari kita turut meraup pahala berlimpah dalam perjuangan ini dengan penuh semangat.

sebarkan Buku-Buku Supremasi Ideologi Islam

AGAMA DAN POLITIK TAK BISA DIPISAHKAN



Jokowi serukan sekulerisme

Presiden Joko Widodo dalam kunjungannya ke Barus Sumatera Utara berpesan agar rakyat Indonesia tidak mencampuradukkan politik dengan agama. Hal itu demi mencegah gesekan antar umat beragama. “Inilah yang harus kita hindarkan. Jangan sampai dicampuradukkan antara politik dan agama. Dipisah betul sehingga rakyat tahu mana yang agama, mana yang politik,” kata Jokowi (Antaranews, 24/3/17).

Ungkapan Presiden Jokowi tersebut menuai kritikan tajam dari berbagai kalangan. Pidato ini dianggap mempertegas prinsip sekularisme di Indonesia. Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Ma’ruf Amin, menjelaskan, “Agama dan politik itu kan saling mempengaruhi,” ujarnya di Hotel Crowne Plaza, Jakarta Selatan, Senin (27/3) (Tribunnews.com 27/3/17).

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Amien Rais, MA., juga menanggapi, “Kalau politik dipisahkan dari agama, politik menjadi kering dari nilai-nilai kebaikan; akan jadi beringas; akan jadi eksploitatif,” kata beliau.

Sekulerisme di Indonesia

Meski mayoritas jumlah penduduk Indonesia adalah muslim, namun upaya  formalisasi syariat Islam secara langsung berhadap-hadapan dengan para penganut sekuler. Pada mulanya sekularisme adalah paham yang memisahkan politik dari agama, namun dalam perkembangannya sekularisme menjelma menjadi paham ekstrim yang anti agama (khususnya Islam).

Juru bicara HTI M. Ismail Yusanto menjelaskan, sebenarnya Indonesia sudah sekuler sejak awal kemerdekaan. Ini terjadi pada tahap penyusunan landasan negara. Ada debat sengit antara Indonesia yang berdasar Islam atau bukan. “Setelah melalui proses yang berliku-liku, pilihan jatuh pada yang kedua. Semenjak itu, Indonesia sesungguhnya adalah negara sekuler, dalam arti tidak menjadikan Islam sebagai dasar dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara,” tandasnya.

Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra membenarkan ada perdebatan antara agama dan negara antara Soekarno dan Muhammad Natsir di awal kemerdekaan dan berujung kepada kompromi. Sebelumnya, jelas Yusril, dalam pidato Soekarno 1 Juni 1945, Ketuhanan ditempatkan dalam urutan kelima sesudah empat sila yang lain. Dalam kompromi tanggal 22 Juni dan 18 Agustus 1945, sila Ketuhanan ditempatkan pada urutan pertama, yang menandai bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa adalah pondasi utama membangun bangsa dan negara. Menurutnya, dengan diterimanya Pancasila sebagai landasan falsafah benegara, maka negara RI adalah jalan tengah antara negara Islam dan negara sekuler.

Meski telah sekular sejak merdeka, namun Amerika nampaknya belum puas, ia menginginkan Indonesia semakin bertambah sekuler lagi. Hal ini dijelaskan oleh seorang cendekiawan muslim KH. M. Nur Abdurrahman dalam forum Halaqoh Islam dan Peradaban Ahad (29/5/2011) di Sulawesi Selatan. Beliau menyatakan bahwa gerakan sekularisme di Indonesia cukup gencar, bahkan didukung oleh Amerika. Beliau kemudian menceritakan tentang upaya Amerika mengirim seorang duta sekularisme ke Indonesia yakni Abdullah An-Na’im. Pemikiran sekularisme An-Na’im tertuang dalam bukunya “Islam dan Negara Sekuler, Menegosiasikan Masa Depan Syariah” (terjemahan bahasa Indonesia).  Pemahaman ini sangat berbahaya karena  An-Na’im  berusaha memperkecil peran dan pengaruh hukum syariah dalam kehidupan publik ummat Islam. Bahkan lebih dari itu, Islam dan hukum syariah tidak bisa berperan sama sekali dalam ranah publik.

Bahkan, sekulerisme di Indonesia tidak hanya diuapayakan oleh Amerika, namun Cina pun sangat bernafsu mensekulerkan Muslim di Indonesia. Pada tanggal 16 Desember 2010, Eramuslim.com merilis tulisan dengan judul “Proyek Menghancurkan Islam dan Umat Islam Indonesia.” Dalam tulisan tersebut dikatakan bahwa Wikileaks membuka kedok Cina yang ingin mensekulerkan umat Islam Indonesia. Tujuannya untuk menghilangkan semangat Islam dan bersikap toleran terhadap apa saja, dan siapa saja, yang ingin memperbudak mereka. Dengan sekulerisasi itu akan memudahkan penguasaan terhadap Indonesia. Agar muslim Indonesia tidak membahayakan kepentingan Cina yang sekarang sudah hampir menguasai Indonesia. WikiLeaks merilis sebuah kawat rahasia Kedubes AS di Beijing yang berisi pertemuan antara Dirjen Urusan Asia Kemlu China (Hu Zhengyue) dengan pejabat Kemlu AS (Eric John). Menurut Hu, China memantau betapa ada peningkatan gesekan antar etnis dan agama di Indonesia. Pemerintah China pun ingin mendorong sekularisasi muslim di Indonesia. "Beijing ingin mempromosikan Islam sekuler di Indonesia," kata Hu kepada John.

Sekularisme masuk ke Indonesia secara paksa melalui proses penjajahan, khususnya oleh pemerintah Hindia Belanda. Prinsip negara sekuler telah termaktub dalam Undang-Undang Dasar Belanda tahun 1855 ayat 119 yang menyatakan bahwa Pemerintah bersikap netral terhadap agama, artinya tidak memihak salah satu agama atau mencampuri urusan agama (Suminto, 1986: 27).

Prinsip sekuler dapat ditelusuri pula dari rekomendasi Snouck Hurgronje kepada Pemerintah Kolonial untuk melakukan Islam Politiek, yaitu kebijakan Pemerintah Kolonial dalam menangani masalah Islam di Indonesia. Kebijakan ini menindas Islam sebagai ekspresi politik. Inti Islam Politiek adalah: (1) dalam bidang ibadah murni, Pemerintah hendaknya memberikan kebebasan sepanjang tidak mengganggu kekuasaan Pemerintah Belanda; (2) dalam bidang kemasyarakatan, Pemerintah hendaknya memanfaatkan adat kebiasaan masyarakat agar rakyat mendekati Belanda; (3) dalam bidang politik atau kenegaraan, Pemerintah harus mencegah setiap upaya yang akan membawa rakyat pada fanatisme dan ide Pan Islam (Suminto, 1986: 12).

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tahun 1945 seharusnya menjadi momentum untuk menghapus penjajahan secara total, termasuk mencabut pemikiran sekuler yang ditanamkan penjajah. Sayang sekali, ini tidak terjadi. Revolusi Kemerdekaan Indonesia hanyalah mengganti rezim penguasa, bukan mengganti sistem atau ideologi penjajah. Pemerintahan memang berganti, tetapi ideologi tetap sekuler. Jadi, sebenarnya Indonesia sejak berdirinya telah memilih sebagai negara sekuler. Tak ingin menjadikan agama sebagai landasan bernegara. Pilihan sebagai negara sekuler ini pun terus dijaga sejak orde lama, orde baru, dan dilanjutkan ke orde reformasi.

Alhasil, gagasan sekularisme (pemisahan agama dari politik) sebagaimana yang diutarakan oleh Presiden Jokowi tak lain sekadar mengekor ke peradaban Barat; mengikuti dan melanggengkan arahan penjajah. Padahal semua orang tahu, pilihan negara sekuler ini telah menimbulkan dampak buruk, tidak hanya bagi negara tapi juga bagi rakyat.

Sekularisme bentuk penjajahan dan Pangkal Kerusakan

a.     Di bidang politik, sekularisme merusak karena melenyapkan aspek spiritual (nâhiyah rûhiyah) dalam politik dan hanya menonjolkan pertimbangan materi. Akibatnya, kekuasaan pun hanya dijadikan alat untuk meraih keuntungan materi, bukan untuk melayani kepentingan rakyat dan mewujudkan kemaslahatan mereka, sebagaimana yang Islam perintahkan.

Dalam politik sekuler, kebebasan hanya menjadi alat pembenaran berbagai perilaku maksiat. Sebaliknya, tidak ada kebebasan untuk taat dalam bersyariah secara kaffah. Demokrasi adalah sistem sekuler yang menipu rakyat dengan konsepnya: kedaulatan di tangan mereka. Faktanya, pemilik modallah yang mengendalikan para penguasa dan wakil rakyat. Akibatnya, para penguasa dan wakil rakyat sering abai terhadap rakyat. Mereka lebih banyak memperkaya diri dengan perilakunya yang koruptif, tak peduli urusan rakyat. Akibat sekularisme pula, umat tidak paham bahwa Islam mengharamkan mengangkat pemimpin kafir bagi mereka.

Proses sekulerisme melahirkan para pejabat negara yang tidak lagi bertaqwa ketika duduk di kursi jabatannya. Tidak aneh jika muncul para koruptor dan penindas rakyat karena ketaqwaannya tersimpan di tempat-tempat ibadah.

b.     Di bidang ekonomi, sekulerisme didasarkan pada asas kebebasan, meliputi kebebasan kepemilikan harta, kebebasan pengelolaan harta dan kebebasan konsumsi. Asas kebebasan ini tidak layak karena melanggar segala nilai moral dan spiritual. Lahirlah bisnis–bisnis yang justru yang justru menghancurkan rakyat dan menyebarkan penyakit di tengah masyarakat yang agamis. Fakta menunjukkan, Indonesia menjadi salah satu pasar narkoba terbesar, bahkan negara sendiri mengakui saat ini darurat narkoba. Negeri ini pun menjadi pasar pornografi yang sangat besar di dunia. Bisnis prostitusi, dianggap menguntungkan meski jelas sangat melanggar nilai agama dan merusak institusi keluarga. Sistem perbankan ribawi, sistem perusahaan kapitalisme (PT) dan sistem uang kertas (fiat money) melahirkan berbagai krisis ekonomi dan moneter. Sistem ini dibangun tanpa mengindahkan sama sekali aturan Allah SWT.
c.      Di bidang sosial, sekularisme menyebabkan kerusakan moral. Wanita, misalnya, hanya dianggap komoditas dagang dan pemuas nafsu laki-laki semata. Perselingkuhan dianggap “pertemanan”, sementara poligami justru dianggap perbuatan kriminal. Sistem sosial yang bobrok seperti ini telah terbukti menghancurkan institusi keluarga, menyebarkan penyakit kelamin, menimbulkan kebejatan moral dan melahirkan anak-anak hasil zina.
d.     Di bidang pendidikan,  pendidikan sekuler gagal menghasilkan generasi baik dan unggul yang mampu bersaing, kerusakan masyarakat merajalela; narkoba, seks bebas, tawuran, dll. Ini semua karena pendidikan dijauhkan dari agama.

Walhasil, sekulerisasi ini menghasilkan kemudharatan bagi negeri ini. Karena ide ini produk Barat, pastilah Barat yang menikmati hasilnya. Inilah bentuk penjajahan gaya baru, neo-imperialisme.

Bersatunya Agama (Islam) dan Politik adalah mutlak, ibarat 2 sisi mata uang

Seharusnya, berbagai dampak penerapan paham sekulerime ini menjadi pelajaran, sehingga melahirkan kesadaran bagi umat Islam akan keindahan ajaran Islam, bahwa kemunduran peradaban Islam terjadi karena umat Islam meninggalkan agamanya. Bahwa semakin lama dan semakin jauh umat Islam meninggalkan agamanya, dipastikan kerusakan semakin parah.

Justru keberadaan agama ini seharusnya menjadi pondasi bernegara. Itulah yang dicontohkan Rasulullah dan para Sahabat. Mereka membangun peradaban Islam  dari awal, tanpa sama sekali mengambil sistem yang ada sebelumnya seperti Romawi dan Persia, demokrasi atau kerajaan. Inilah yang semestinya diikuti, bukan justru menyingkirkan Islam dari negara dan politik.

Jadi, pernyataan Presiden Jokowi yang meminta semua pihak agar memisahkan persoalan politik dan agama untuk menghindari gesekan antarumat, dinilai salah sasaran oleh Jubir HTI Muh. Ismail Yusanto. “Ini salah sasaran. Seharusnya presiden itu menyerukan hadirkan agama dalam politik. Supaya politik itu menjadi politik yang benar, politik yang lurus, yang bermartabat,” ungkapnya kepada mediaumat.com, Sabtu (25/3/2017).

Ismail menegaskan, agama tidak akan pernah bisa dipisahkan dari politik. Indonesia merdeka itu di antaranya justru karena pengaruh agama. Orang berani perang oleh karena dorongan agama, takbir itu dorongan agama, resolusi jihad itu dorongan agama. “Ini aneh, sampai ada presiden mengatakan seperti itu. Berarti dia tidak memahami sejarah dan tidak memahami peranan agama itu dalam politik di Indonesia,” bebernya.

Coba lihat dalam sejarah, lanjutnya, siapa yang paling berani menghadapi penjajah? Hari Pahlawan itu terjadi karena peristiwa Hotel Oranye. Itu semangat pemuda Surabaya melawan Belanda. Dengan semangat apa? Semangat jihad. Semangat jihad itu timbul karena ada Resolusi Jihad. Resolusi Jihad itu muncul karena pemahaman agama. Ada Pangeran Diponegoro, ada Imam Bonjol, ada Syarikat Islam, ada “Berkat Rahmat Allah” di dalam konstitusi.

“Kata ‘Allah’ itu kan kata-kata agama, jadi bagaimana bisa-bisanya Presiden mengatakan agama dan politik itu harus dipisahkan. Agama itu harus hadir dalam politik. Sebab kalau agama itu tidak hadir dalam politik maka politik tidak punya kekuatan, tidak punya spirit!” tegasnya. Dan politik yang lepas dari agama menjadi politik Machiavelis seperti yang sekarang ini terjadi. Menjadi politik transaksional, menjadi politik duit. Korupsi muncul karena politik duit. “Apakah itu yang dikehendaki?” tanyanya retoris.

Di sisi lain, politik adalah instrumen strategis untuk mendakwahkan Islam. Dalam sejarah Islam, peradaban Islam menjadi rahmatan lil alamin tidak bisa diketahui dan tidak bisa dirasakan oleh peradaban lain di dunia ini kecuali dengan bersentuhan secara politik. Karena politik ini mengatur urusan orang banyak dan hubungan antar negara, antar peradaban. Nilai-nilai rahmatan lil alamain tidak bisa ditransfer secara masif tanpa adanya instrumen politik.

Alasan bahwa pemisahan agama dan politik ini untuk menghindarkan gesekan antar umat beragama tidak dapat diterima jika agama yang dimaksudkan itu adalah Islam. Justru yang menghindarkan gesekan antar umat beragama adalah karena hadirnya ajaran Islam. Islam mengajarkan menghormati keyakinan pemeluk agama lain, Islam mengajarkan adil, perbedaan agama tidak boleh membuat seorang Muslim berbuat curang dan zalim kepada  pemeluk agama lain. Islamlah yang mengajarkan bagaimana cara mengelola perbedaan dengan bermartabat.

Pemahaman bahwa memisahkan persoalan politik dan agama untuk menghindari gesekan antarumat beragama, ingin mengelabui umat atau menakut-nakuti umat seolah-olah agama itu sumber konflik. Pandangan seperti ini sangat berbahaya. Agama diturunkan oleh Allah sebagai rahmat, sebagai problem solver bukan menjadi sumber konflik. Jadi, menakuti-nakuti rakyat, seolah-olah akan menjadi gesekan dengan membawa agama dalam politik, ini menunjukkan bahwa presiden tidak memahami ajaran Islam yang sesungguhnya.

Jika dihubungkan dengan sejarah, pernyataan sekuler tersebut, lebih tepat jika diarahkan kepada pengalaman politik penyatuan antara negara dan gereja di masa silam Eropa, dengan konteks Kristiani dunia ini penuh konflik dan berdarah-darah. Pernyataan presiden tersebut seolah-olah memandang pengalaman politik Islam dengan kacamata/ perspektif Kristen. Maka ia menegaskan harus dipisah betul antara agama dan politik. Itu pengalaman politik Kristen, tidak bisa dibawa ke Islam, karena sangat tidak cocok, sangat tidak relevan. Sebab pengalaman politik Islam justru membuktikan rahmatan lil alamin.

Jadi, antara Islam dan politik ibarat mata uang yang tak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Tampak jelas Rasulullah telah mempraktekkan semua itu. Di Madinah beliau telah memerankan banyak aktivitas sebagai kepala negara, mulai dari memutuskan perkara, mengangkat panglima perang, mengatur keuangan, mengirim utusan-utusan diplomatik ke luar negeri. Bahkan masjid Nabawi tidak hanya difungsikan untuk urusan ibadah ritual, tetapi tempat bermusyawarah dalam membicarakan segala urusan rakyat.

Pentingnya penyatuan hubungan Islam dan politik ini dinyatakan oleh imam Ghazali dalam kitabnya: “agama dan kekuasaan adalah dua saudara kembar…agama adalah pondasi dan kekuasaan adalah penjaganya. Segala sesuatu yang tidak berpondasi niscaya akan roboh dan segala sesuatu yang tidak berpenjaga niscaya akan hilang/ musnah.” Imam Ibnu Taimiyah juga menuliskan dalam kitabnya: “jika kekuasaan terpisah dari agama atau jika agama terpisah dari kekuasaan, niscaya keadaan manusia akan rusak.”

Mengubur sekulerisme, ganti dengan syariah

Peradaban sekulerisme di mana agama dipisah dari kehidupan termasuk politik adalah peradaban yang rendah, hanya melahirkan penghambaan kepada dunia dan hal-hal rendah. Allah SWT memerintahkan kepada kita agar tidak menyembah kecuali hanya kepada-Nya, tidak menaati selain Dia dan tidak menyandarkan bantuan kecuali dari Dia.  Allah SWT berfirman: “Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit.” (TQS. Thaha [20]: 123-124)

Sungguh tak mungkin Islam dapat berdampingan dengan sekularisme. Sekularisme menciptakan kerusakan serta menyuburkan kemaksiatan dan pelanggaran terhadap aturan Allah SWT. Sebaliknya, Islam menebarkan rahmat bagi semesta alam. Di sepanjang lintasan sejarahnya yang panjang, khilafah Islam dengan syariahnya mampu menciptakan keadilan dan kesejahteraan global; sanggup mengelola kekayaan pluralitas hingga perbedaan agama dan keyakinan tidak menjatuhkan pemeluknya ke dalam konflik dan permusuhan, semua agama hidup berdampingan dan saling menghormati. Keberhasilan khilafah menciptakan keadilan dan kesejahteraan, juga kemampuannya mengelola keragaman yang ada di wilayahnya dengan syariah Islam, menunjukkan bahwa propaganda miring kelompok sekuler seperti di atas terbantahkan secara sempurna. Sebaliknya, sekulerisme yang menjadi penopang sistem dunia saat ini nyata-nyata menjerumuskan manusia ke lembah penderitaan dan kerusakan. Karena itu  saatnya kita mengubur sekularisme, lalu kita ganti dengan akidah dan syariah Islam.

Disusun oleh Aida
---

Negara-Negara Arab Bersekutu Makan Uang Riba



Terdapat lembaga yang bernama Arab Fund for Economic and Social Development (AFESD) yang berbasis di Kuwait yang merupakan institusi keuangan yaitu lembaga pemberi utang riba pan-Arab. Semua negara anggotanya adalah semua negara yang tergabung dalam Liga Arab (Arab League). Liga Arab saat ini terdiri dari 18 negara anggota aktif: Aljazair, Bahrain, Komoro, Djibouti, Mesir, Irak, Yordania, Kuwait, Lebanon, Mauritania, Maroko, Oman, Qatar, Arab Saudi, Somalia, Sudan, Tunisia, Uni Emirat Arab. Liga Arab pada mulanya adalah idenya Inggris pada tahun 1942. Kemudian pada 1945 tujuh penguasa Timur Tengah menurutinya dengan menandatangani Alexandria Protocol. Tujuh negara itu adalah Mesir, Irak, Libanon, Suriah, Arab Saudi, Yordania dan Yaman.

Pada 2003 Dana Arab untuk Pembangunan Ekonomi Dan Sosial (AFESD) punya aset sebesar US$7,3 milyar. AFESD didirikan berdasarkan kesepakatannya Dewan Ekonomi Dan Sosial dari Liga Arab pada 1972.

Belakangan ini Sudan dan AFESD menyepakati utang riba senilai 200 juta dollar untuk pembangunan pembangkit listrik di area al-Baqir sebelah selatan Khartoum dengan kapasitas 350 MW. Lembaga utang riba itu dalam pernyataannya menunjukkan bahwa periode pelunasan utang adalah 30 tahun, dengan periode kelonggaran (grace period) 7 tahun dan bunga/riba tahunan sebesar 2%. Acara penandatanganan kesepakatan utang riba itu diadakan di ibukota Maroko, Rabat. (Sudan Tribune, 18/4/2017)

Bunga/riba 2% adalah haram, dan larangan bagi orang-orang yang melegalkan riba sudah jelas diketahui. Allah Yang Mahakuasa telah menyatakan perang terhadap mereka, dan siapakah mereka yang berani berperang melawan Allah?! Allah Swt. berfirman (artinya):
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.  Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertobat (dari pengambilan riba), maka bagimu POKOK HARTAmu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya." (TQS. Al-Baqarah:278-279)

Kedzaliman rezim ini telah mencapai tingkatan yang tinggi, dalam mengubah hukum, menghalalkan apa yang diharamkan oleh Allah. Rezim telah mengambil banyak utang ribawi sementara penduduk negeri terus saja dalam penderitaan dan kesengsaraan dan tidak terpecahkan berbagai permasalahannya, tapi malah situasi mereka memburuk.
Di manakah Bendungan Morewe, yang dibangun dengan uang riba, dan dikatakan bahwa bendungan itu akan memasok dan mengekspor listrik? Hasilnya adalah penduduk negeri tertipu. Bendungan ini tidak memproduksi sepersepuluh dari apa kata penguasa, dan negeri masih juga kekurangan listrik meski telah kehilangan milyaran dollar! Allah Swt. berfirman (artinya):
"Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa." (TQS. Al-Baqarah:276)

Di manakah utang untuk pembangunan 22 sekolah di selatan, yang kata Juru Bicara Parlemen Ahmed Tahir: "Jika utang itu murni berdasar riba, maka diizinkan bagi kita membolehkannya demi kemaslahatannya." Mereka telah menjadikan maslahat sebagai agama mereka dan mereka menaatinya, bukannya menaati Allah, jadi mereka telah melarang apa yang Allah wajibkan dan mereka melegalkan apa yang telah Allah larang!!

Tidakkah rezim penguasa menyadari krisis, kehancuran, dan tiadanya rahmat Allah dari proyek-proyek yang dibangun atas riba? Tidakkah rezim melihat keruntuhan ekonomi, luasnya kemiskinan dan jatuhnya nilai mata uang, sebagai akibat dari sistem kapitalis yang menghalalkan bunga/ riba? Diriwayatkan dari Jabir ra.:
“Rasulullah Saw. mengutuk orang yang menerima riba, orang yang memberinya, juru tulisnya dan kedua saksinya. Rasulullah Saw. menegaskan, “Mereka semua sama.” (Shahih Muslim).

Hizbut Tahrir wilayah Sudan memperingatkan para penguasa dari kemurkaan Allah dan pelanggaran atas kesucian-Nya. Para penguasa semacam itu harus bertaubat dari perbuatan ngawur-nya, mulai menaati Allah dalam hal kekuasaan, berhenti dari praktek riba, dan menolak sistem kapitalisme yang mengingkari Allah dan Rasulullah dan telah menghisap darah kaum miskin.
Dan mereka wajib menegakkan apa yang diturunkan Allah Swt., dalam negara yang diridhoi Allah Yang Mahakuasa, Negara Khilafah Rasyidah yang sesuai metode kenabian, sistem Islam semata yang mampu menangani ekonomi dan menerapkan hukum-hukum dari Allah, Tuhannya semua makhluk. Allah Swt. berfirman (artinya):
"...Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.  Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta." (TQS. Thaha:123-124)

Bacaan: Wikipedia, khilafah.com/has-the-sudan-government-repented-from-fighting-against-allah-by-devouring-the-forbidden-riba/
---

sebarkan Buku-Buku Supremasi Ideologi Islam

Anggota Hizbut Tahrir Ditangkap Karena Dakwah Melarang Kemungkaran Demokrasi Di Malaysia


demokrasi sistem bukan-Islam

Seorang anggota Hizbut Tahrir wilayah Malaysia (HTM), Azmi Rahman Bin Mat Zuini, 49 tahun, ditangkap oleh 4 aparat Departemen Agama Islam Selangor (JAIS) ketika membagikan Sautun Nahdhah, selebaran mingguan HTM, (14/4/2017).
Azmi ditangkap di Masjid Nahdah al-Islam, section 18, Shah Alam, Selangor, dengan alasan menghina perintah Mufti karena berbuat melanggar sebuah fatwa. Fatwa yang dimaksud adalah fatwa yang melawan Hizbut Tahrir, diterbitkan oleh Komite Fatwa Selangor pada 15 September 2015, di mana isinya penuh pencitraan negatif, kebohongan, pengaburan dan pemelintiran terhadap Hizbut Tahrir.
Segera setelah penangkapan, Azmi dibawa ke kantor pusat JAIS di Shah Alam, di mana surat investigasi telah diajukan atasnya. Dia kemudian dilepaskan dengan tebusan dan diminta kembali lagi untuk pemeriksaan lebih lanjut pada 17/04/2017. JAIS juga telah menentukan 07/12/2017 bagi Azmi untuk diadili.

Dengan penangkapan kesekian kalinya ini, JAIS tampak bertindak zalim terhadap Hizbut Tahrir, mereka mengabaikan Hukum Syar'i, juga tidak mempedulikan Judicial Review yang diajukan oleh Hizbut Tahrir yang saat ini masih diproses di Pengadilan Tinggi Syariah, Shah Alam terkait fatwa keliru atas Hizbut Tahrir.
Faktanya, Otoritas Relijius Selangor hingga saat ini gagal menjawab penjelasan Hizbut Tahrir atas kelirunya fatwa itu; sudahlah begitu, mereka terus saja menggunakan kekuatan untuk menindas para anggota Hizbut Tahrir.
Setelah berusaha merusak citra Hizbut Tahrir dengan fatwa keliru itu, mereka menunjukkan tidak punya takut ataupun malu kepada Allah Swt. dalam kezaliman mereka menangkap anggota Hizbut Tahrir yang sedang berdakwah di jalan Allah Swt.
Di saat yang sama, banyak selebaran di masjid-masjid di Selangor mengenai utang riba yang jelas-jelas haram, diabaikan saja. Dan di saat yang sama, otoritas relijius Selangor sengaja mengabaikan sekian banyak pusat judi, pabrik minuman keras, klub malam, dan bermacam kemungkaran di Selangor.

Otoritas Keagamaan Selangor tidak menunjukkan poin mana dari isi selebaran yang mereka sita itu yang menyalahi Islam. Mereka tidak punya argumen yang benar hingga sepotong kertas yang mengandung kebenaran dijawab dengan penangkapan. Jika mereka tidak punya argumen yang benar di hadapan Hizbut Tahrir, lalu bagaimana argumen mereka di hadapan Allah Swt. ketika di Akhirat?

Dengan menangkap anggota Hizbut Tahrir di hari Jum'at, berarti otoritas keagamaan Selangor melakukan kedzaliman di hari yang utama. Lebih buruk lagi, mereka berarti juga berbuat zalim di bulan Rajab, salah satu bulan haram (suci/mulia) menurut Allah Swt.
Nasihat Hizbut Tahrir bagi mereka adalah: berhentilah dari semua kezaliman yang ditimpakan atas Hizbut Tahrir karena jika tidak berhenti, pelaku kezaliman akan menemui azab Allah Swt. Dari fatwa yang zalim, penghinaan atas aktivitas dakwah, pemblokiran website hizb, hingga penangkapan dan putusan zalim atas para anggota hizb di pengadilan, semua itu tidak akan membawa kebaikan bagi otoritas keagamaan Selangor, tapi banyak dosa. Semoga Allah Swt. mengasihi dan menerima taubatmu.

Hizbut Tahrir telah bersumpah demi Allah Swt. bahwa Hizb akan terus berupaya secara intelektual dan politik, hingga keseluruhan hukum Allah Swt. ditegakkan di bumi ini. Hizbut Tahrir bertujuan mendirikan-kembali Khilafah Rasyidah yang sesuai manhaj kenabian di mana semua Muslim bersatu didalamnya, dan akan bersatu di bawah al-Liwa' dan ar-Rayah (bendera) Rasulullah Saw.
Sungguh, apa yang dilakukan Hizbut Tahrir adalah untuk kebaikanmu dan untuk kebaikan Umat ini dan Hizb tidak mengharap balasan apapun kecuali keridhaan Allah Swt. dan Surga-Nya. Maka, bersamalah dengan Hizbut Tahrir dalam upaya mulia memperjuangkan Islam ini dan jangan sekali-kali menjadi penghalang dakwah Islam, yang akan mengakibatkan kerugian di dunia dan Akhirat.

Bacaan: khilafah.com/member-of-hizb-ut-tahrir-arrested-by-jais-in-the-sacred-month-for-distributing-dawah-leaflet/
---


sebarkan Buku-Buku Supremasi Ideologi Islam

Wahai orang-orang beriman dan bijak! Sudah tiba saatnya Anda mengetahui hakikat pihak-pihak yang bertikai di negara Anda, hakikat para penguasa yang menggembar-gemborkan penyelesaian atas semua kasus dan masalah Anda, dan hakikat sekutu-sekutu mereka yang hanya melayani kaum kafir penjajah, utamanya Amerika.
Hizbut Tahrir mengajak Anda untuk berjuang bersamanya untuk kemuliaan Anda, persatuan dan kesatuan Anda, serta memadamkan perselisihan di antara Anda, yaitu dengan berjuang menegakkan Khilafah Rasyidah yang sesuai metode kenabian (‘ala minhājin nubuwah). Khilafah inilah yang akan melindungi Anda, dan dengan Khilafah ini pula Anda akan memutus tangan kekuasaan kaum kafir penjajah dari negara Anda, dan di hari (kemenangan) itu bergembiralah orang-orang yang beriman, karena pertolongan Allah.

Pada saat korupsi memporak-porandakan sistem peradilan, juga kegagalan para penguasa kaum Muslim dalam menancapkan politik imperialis di dunia Islam, maka Hizbut Tahrir di berbagai negara tampil beraktivitas bersama dengan umat untuk membangun sebuah gerakan yang kuat yang tidak dapat dihentikan oleh siapapun. Partai ini merupakan satu-satunya partai yang serius dalam agendanya untuk menghapus pengaruh imperialis dari negara dengan mencabut agen mereka, dan sistem kapitalis yang korup, dan mendirikan kembali negara Khilafah. Penangkapan, pemukulan, ancaman kematian, dan intimidasi oleh para rezim otoriter tidak akan menciutkan nyali para aktivisnya. Mereka menghadapinya dengan kesabaran, kekuatan tekad, ketabahan pada yang benar. Badan-badan keamanan di negara mereka telah mengetahui kegigihan dari para anggota Hizbut Tahrir dan ketabahan mereka pada yang Haq di seluruh dekade.

sebarkan Buku-Buku Supremasi Ideologi Islam