Page

Islam Juga Agama Untuk Jin



Berimannya jin Nashibin

(Telah ditetapkan secara syar’i bahwa agama Islam ini untuk manusia dan jin. Dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah kepada manusia dan jin, dengan dalil firman Allah Swt.:

“Dan al-Qur’an ini diwahyukan kepadaku supaya dengan al-Qur'an ini aku memberi peringatan kepada kalian dan kepada orang-orang yang sampai al-Qur'an (kepadanya).” (TQS. al-An’am [6]: 19)

Dan al-Qur'an diyakini telah sampai kepada jin. Allah Swt. berfirman:

“Katakanlah (hai Muhammad): “Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya sekumpulan jin telah mendengarkan (al-Qur'an), lalu mereka berkata: “Sesungguhnya kami telah mendengarkan al-Qur'an yang mena’jubkan, (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya.” (TQS. al-Jin [72]: 1-2)

Rasulullah telah menuturkan tentang sampainya risalah Allah dan al-Qur’an kepada mereka (para jin), sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Ibnu Mas’ud. Ibnu Mas’ud berkata, “Pada suatu malam kami berada bersama Rasulullah, lalu kami kehilangan beliau, kemudian kami mencarinya di lembah-lembah dan jalan-jalan setapak. Dikatakan: menyebarlah! Kalau tidak beliau akan dibunuh dengan cara tipudaya! Akhirnya kami menghabiskan malam dengan perasaan tidak enak. Ketika memasuki pagi, tiba-tiba beliau datang dari arah Gua Hira'. Kami berkata, “Wahai Rasulullah, kami kehilanganmu, kami telah mencarimu, namun kami tidak berhasil menemukanmu, akhirnya kami pun menghabiskan malam dengan perasaan tidak enak.” Rasulullah berkata, “Telah datang kepadaku para juru dakwah jin, lalu aku pergi bersama mereka, kemudian aku mengajari mereka al-Qur'an...”)

 Setelah penguasa Thaif menolak memberi pertolongan kekuasaan untuk berdirinya negara Islam di Thaif, Rasulullah Saw. meninggalkan Thaif dan kembali ke Makkah, ketika beliau merasa putus asa untuk mendapat kebaikan dari Bani Tsaqif. Sehingga, ketika beliau telah sampai di lembah kurma, maka di tengah malam beliau mendirikan shalat. Lalu tujuh rombongan jin dari komunitas Nashibin melintasi Rasulullah Saw., mereka mendengarkan apa yang dibacanya. Setelah beliau selesai menjalankan shalat, mereka para rombongan jin kembali kepada kaumnya untuk memberi peringatan. Mereka benar-benar beriman dan mereka merespon dengan baik apa yang telah mereka dengar.
Allah menceritakan kepada kami kisah mereka di dalam al-Qur’an. Allah Swt. berfirman:

“Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan al-Qur'an, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan(nya) lalu mereka berkata, “Diamlah kamu (untuk mendengarkannya).” Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan. Mereka berkata, “Wahai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (al-Qur'an) yang telah diturunkan setelah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus. Hai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih.” (TQS. al-Ahqaf [46]: 29-31)

Sungguh berimannya jin kepada Rasulullah Saw. setelah beliau mendapatkan perlakuan yang tidak manusiawi dari orang-orang Bani Tsaqif merupakan hiburan yang mampu meringankan dan bahkan menghilangkan perasaan sakitnya.
Berimannya jin ini menjadi penegasan baru bagi Rasulullah Saw. bahwa Allah sekali-kali tidak akan mengabaikannya, bahkan Allah senantiasa menyertainya. Allah mengubah kesedihan yang dihadapi menjadi cahaya yang meneranginya, dan mengubah perasaan sakit menjadi hiburan.
Berimannya jin merupakan penegasan baru bagi Rasulullah Saw. bahwa penduduk bumi apabila mereka lari dari Rasulullah Saw. dan menganiaya, maka di dunia lain, yaitu dunia jin dan malaikat ada yang akan membantunya, menolongnya dan menyerukan dakwahnya. Berimannya jin juga merupakan semangat baru bagi Rasulullah Saw. dalam mengubah masyarakat dari kesombongan dan ketololan orang-orang kafir menjadi beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Sebagaimana berubahnya jin -padahal menurut asalnya mereka adalah makhluk Allah yang paling jahat di antara keturunan iblis yang terlaknat- menjadi kaum yang beriman. Bahkan mereka menjadi para juru dakwah bagi agama yang baru ini, yakni agama yang diserukan oleh Rasulullah Saw.

Bacaan: Prof. Dr. Muh. Rawwas Qol’ahji, SIRAH NABAWIYAH Sisi Politis Perjuangan Rasulullah Saw., Al-Azhar Press