Page
▼
Orang Buta Ikut Aksi Bela Tauhid 212
AKU TAK MELIHAT AKSI 212,
TAPI ENERGINYA DAHSYAT TERASA.
Itu kata teman saya Lek Kamno. Orang yg diuji Allah dengan kehilangan fungsi indera matanya itu ketika sepulang dari Aksi 212 di Monas Jakarta.
Bliau tinggal di Jogja, bahkan sehari2 utk azan di masjid saja masih sering menabrak tiang, berulang kali jidatnya berdarah...
Tapi begitu mendengar acara 212 Bliau semangat... "Asal ada yg mau saya pegang tangannya utk jalan, saya siap berangkat".
Maka dengan segala keterbatasannya bliau ikut rombongan naik kereta ekonomi PP, jalan kaki dari Stasiun Senen ke Monas. Tak henti2nya takbir bliau teriakkan sambil terus mengibarkan Panji hitam Rosululloh.
Ketika ditanya apa motifnya??
"Aku ingin ummat ini bersatu di bawah panji Rosul, aku ingin mati di bawah kalimat Laa ilaaha Illalloh".
Allohu Akbar! Semoga Allah ridho padamu Lek, juga orang2 di sekitarmu yg menuntunmu utk selalu ikut berjuang di jalan Allah.
#Spirit 212
#AksiBelaTauhid212
#BelaTauhid212
By Haris
Pengklaiman Ajaran Islam Oleh Kelompok Tertentu
Copas:
PENGKLAIMAN AJARAN
ISLAM OLEH KELOMPOK TERTENTU.
Islam adalah Agama yg
diturunkan Allah SWT Kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengatur Hubungan Manusia
dg Allah SWT, untuk mengatur Hubungan Manusia dg dirinya Sendiri, untuk
mengatur Hubungan Manusia dg Manusia yg lainnya.
Islam Jelas diturunkan
tidak untuk Golongan tertentu, untuk bangsa tertentu ataupun untuk suku
tertentu. Islam diturunkan oleh Allah SWT kpd Nabi Muhammad saw untuk seluruh Alam semesta (Manusia,
Hewan, bahkan Tumbuh2an Dll).
Kehadiran islam Khusus
nya Bagi Manusia untuk memberikan petunjuk dari mana manusia berasal? untuk apa
manusia diciptakan? dan Mau kemana Manusia setelah alam dunia ini??
Didalam Al-Quran juga
sudah jelas bahwa Manusia yg paling mulia tidak dilihat Golongan, Suku dan
Bangsa nya tetapi dilihat dari ketaqwaannya.
Setelah Memahami ini
maka tidak ada orang Kelompok, bangsa manapun yg berhak mengaku paling berhak
menjadi satu satunya yg akan masuk surga, yang berhak mengklaim yg memiliki
islam, dan yg berhak paling ahlussunnah.
Pengklaiman tersebut
Karena tidak faham atau Memang sdh mati mata hatinya yg lama telah dibutakan
dunia.
Ajaran2 islam dan
syiar syiar islam merupakan milik bersama umat islam dari Golongan, suku,
bangsa manapun tanpa terkecuali, Maka sungguh tepat langkah dakwah Hizbut
Tahrir yang tidak pernah mengklaim bahwa Ajaran KHILAFAH, Bendera Tauhid itu
milik Hizbut Tahrir, Bahkan dalam setiap dakwah menyampaikan bahwa Syariah,
KHILAFAH dan BENDERA Tauhid adalah Ajaran islam Milik Umat Islam, maka dari itu
menjadi kewajiban Seluruh kaum Muslim untuk menegakkan dan menjaganya.
Pengklaiman Ajaran
Islam hanya akan menjadi sekat sekat ashobiyah yang menimbulkan perpecahan,
misalnya siapa Ahlussunnah? Banyak Kelompok 2 yg mengklaim bahwa mereka
ahlussunnah dan diluar Kelompok mereka bukan Ahlussunnah, padahal yg namanya
Ahlussunnah adalah Kelompok yg senantiasa berpegang teguh dg Sunnah Nabi SAW,
Kelompok manapun dari manapun yg memegang Sunnah Nabi SAW dialah Ahlussunnah.
Maka tidak layak sebuah Kelompok mengklaim Kelompok nya satu satunya
Ahlussunnah.
Kalau ada Kelompok yg
memaksakan bahwa bendera Tauhid yg biasa dibawa oleh HT itu adalah benderanya
HT, mungkin selama ni sdh menjadi kebiasaan mereka mengklaim Bahwa islam
merekalah yg paling benar, sehingga mereka membuat buat istilah islam, misal
islam NUSANTARA, ISLAM Indonesia, Aswaja
dll,
Maka menjadi tidak
heran ketika Hizbut Tahrir merasa bahwa BENDERA Tauhid bukanlah semata2 milik
mereka, ada Kelompok yang memaksa bahwa Bendera Tauhid harus milik Hizbut
Tahrir, entah apa latar belakang mereka memaksa BENDERA Tauhid harus milik
Hizbut Tahrir.
Bagi umat islam yg
senantiasa ingin Menjaga ukhuwah Islamiyah, menengesampingkan kepentingan
Kelompok mereka dan mereka menginginkan adanya simbol pemersatu umat, maka
ketika didakwahkan oleh Hizbut Tahrir selama puluhan tahun, pelan dan pasti
mereka menerima simbol pemersatu yaitu bendera Tauhid yg Memang berasal dari
dalil2 As-Sunnah Sabdah Nabi SAW. Maka sungguh mengherankan bila ada Kelompok
yang mengklaim sebagai Kelompok Ahlussunnah tetapi malah justru menolak syiar
syiar islam yg berasal dari As-Sunnah.
Yuk kita biasakan
bahwa ajaran islam, syiar islam adalah milik semua umat islam diseluruh dunia
bukan milik Golongan, suku dan bangsa tertentu.
Wallahu a'lam
bisshowab..
(Hamba Allah SWT,
tinggal diBumi Allah SWT,)
PERNYATAAN SIKAP ULAMA YOGYAKARTA #BelaBenderaTauhid
PERNYATAAN SIKAP ULAMA
YOGYAKARTA #BelaBenderaTauhid
24 Oktober 2018
YOGYAKARTA –
Mudzakarah Ulama’ Ahlussunnah Wal Jama'ah yang bertajuk Pernyataan sikap
#BelaBenderaTauhid di Joss Room Pesantren At-tasniim Yogyakarta pada pukul
20.00 pada Rabu (24/10).
“Setiap kaum itu punya
semboyan kebanggaan. Dan semboyan yang paling agung untuk kaum muslimin adalah
kalimat tauhid,” ujar Ustadz Iful Fitrah Al Kandari pembina pesantren At
Tasniim Yogyakarta. Mudzakarah ulama ini dihadiri puluhan ulama seluruh provinsi
DIY.
Pembicara lain dalam
acara tersebut adalah Ustadz Abu Hanif, dan Ustadz Abah Narko A Fikri. Ustadz
Abu Hanif sebagai pembicara pertama memaparkan tentang keprihatinannya terkait
masalah pembakaran bendera tauhid.
Terdapat 3 perkara
syubhat dari argumentasi mereka.
Pertama adalah
membakar bendera/ panji bertuliskan kalimat Allah diqiyaskan dengan Al Qur'an. Illat-nya
ngawur dan mengada-ada. Dulu al fakir banyak membakar mushaf di pesantren
karena banyak mushaf yang rusak, namun (sekarang malah) diqiyaskan bendera, bukan dalam kondisi
tercecer, namun dikibarkan.
Kedua, mereka tuduhkan
bendera ormas tertentu, padahal jelas itu adalah bendera yang sesuai hadist
Rasul. Bahkan, Jika kita lihat videonya malah bendera merah putih yang
tercecer.
Ketiga, membakar
bendera tauhid sama kayak Rasul membakar masjid dhirar,
masjid orang munafik, lalu rasul membakarnya, dan rasul sudah menjadi kepala
negara. Bukankah sekarang, belum ada kepala negara Islam?
Pernyataan tersebut
dikuatkan dengan pemaparan Ustadz Iful Fitrah Al Kandari tentang posisi liwa
rayah dalam pandangan islam.
Kebodohan berlapis
bagi mereka yang membakar bendera tauhid.
Kebodohan pertama,
mereka tidak tahu jika itu bendera Rasul.
Kebodohan kedua,
mereka tidak tahu kalau Hizbut Tahrir
tidak pernah mengklaim bendera tersebut sebagai bendera organisasi.
"Bendera dan
panji rasul menunjukkan bendera dan panji kaum muslim, karena apa yang menjadi
seruan bagi rasul sama seperti seruan bagi kaum muslimin," tutup Ustadz
Iful Fitrah Al kandari.
Acara tersebut
diakhiri dengan pernyataan sikap dari Abah Narko A Fikri bahwa ulama menghimbau
pelaku harus dihukum berdasarkan hukum Islam. Abah narko juga mengajak untuk
umat islam bersatu dan tidak terpecah-belah seperti saat ini.[L]
Stigma Negatif Atas Khilafah, Blunder?
Isu Khilafah: Pisau Bermata Dua
Beggy Rizkiyansyah
Salah satu efek daBeggy
Rizkiyansyahri
pembakaran bendera berkalimat tauhid adalah isu khilafah itu sendiri yang terus
digoreng media.
Sebenarnya bukan isu
khilafah itu sendiri yang krusial ditangani pemerintah, tetapi isu seberapa
relevan konsep negara bangsa itu dalam serbuan globalisasi.
Pemerintah mungkin
saja memanfaatkan isu khilafah sebagai pretext, tetapi di sisi lain, orang pun
akan mulai mempertanyakan relevansi negara bangsa, terutama ketika konsep
negara bangsa mulai terlihat tak berdaya di hadapan globalisasi dan ekonomi
pasar yang menjamah dan menjarah ke mana-mana.
Tak perlu bertensi
tinggi untuk mengakui bahwa korporasi multinasional sudah sejak lama
mengangkangi yang namanya batas-batas negara bangsa. Kenichi Ohmae dalam The
End of Nation State sudah mengingatkan hal ini sejak lama.
Di Uni Eropa, negara
bangsa semakin dianggap tak relevan oleh warganya. Di Yunani meski warganya
sengsara oleh politik ekonomi Jerman sebagai dedengkot Uni Eropa, nyatanya
mereka tetap ingin menjadi bagian dari Uni Eropa namun menolak sistem ekonomi
yang sama dengan EU. Hal ini dibahas secara tajam oleh Joseph Stiglitz.
Seberapa relevan EU dengan mata uangnya?
Meski sekarang terjadi
pasang naik sayap kanan ultranasionalis, tetapi kalau mau ditelusuri, isu
ekonomi yang sebenarnya jadi persoalan.
Nah, saya mau
ketawa-ketawa lihat bagaimana reaksi pemerintah terhadap isu khilafah. Apa
susahnya menjawab secara cerdas wacana khilafah? Apalagi ada segudang akademisi
intelektual di belakang pemerintah, yang anehnya bukan memakai intelektualitas
mereka, tetapi mendadak para akademisi itu menjadi preman pasar. Mendukung main
gebuk, berangus.
Lha ini repot, wacana
seperti itu kalau dibungkam tak akan membuat orang menjauhi. Bisa jadi malah
semakin tertarik.
Tetapi memang
dilematis. Ketka pemerintah mencoba membantah isu khilafah dan menekankan
relevansi konsep negara bangsa, di saat yang sama mereka membuka air bah
liberalisasi ekonomi yang menghancurkan batas-batas negara bangsa.
Disinilah kita bisa
melihat adegan Ria Jenaka di depan mata kita. Tetapi ya memang lebih mudah
merespon dengan teriak-teriak "harga mati" meski sebenarnya yang
terjadi harga pasar, he, he.
#BENDERA ITU BUKAN SEMBARANG BENDERA
KH. Hafidz Abdurrahman
Hari Santri, 22
Oktober 2019, telah dinodai oleh insiden pembakaran bendera. Yang dibakar bukan
bendera biasa, meski sekuat tenaga para pembakar, termasuk Ketua Ansor, bahkan
PBNU, sebagaimana yang dilansir media, menyatakan itu adalah bendera HTI. Padahal,
bendera itu adalah bendera Rasulullah, bendera Tauhid, bendera Islam, bendera
kaum Muslim di seluruh dunia. Bukan bendera kelompok, suku dan bangsa tertentu
Karena dengan jelas
dinyatakan dalam nas hadits, sebagaimana riwayat dari Ibn 'Abbas berkata,
"Rayah [panji] Rasulullah saw. berwarna hitam, dan Liwa' [bendera]-nya
berwarna putih." Dalam riwayat lain, "Bertuliskan La ilaha Illa-Llah
Muhammad Rasulullah" Hadits di atas selain diriwayatkan oleh Imam
Tirmidzi, Nasa’i dari Jabir, juga diriwayatkan oleh Abu Dawud, Ibnu Majah, Ibnu
Hibban, Baihaqi, Thabarani, Ibnu Abi Syaibah, dan Abu Ya’la. Hadits ini shahih.
Secara jelas dikatakan bahwa warna rayah adalah hitam dan liwa adalah putih
Para ulama sudah
membahas hal ini ketika mereka semua menjelaskan hadits-hadits di atas dalam
kitab syarah dan takhrijnya. Sebut saja
seperti shahib Kanz al-Ummal, Majma’
al-Zawa’id, Fath al-Bari li Ibni Hajar, Tuhfah al-Ahwadzi, Umdah al-Qari, Faidh
al-Qadir, dll. Hadits ini
diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, tentu saja dengan status
shahih. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Ibnu Hiban, Baihaqi, Abu
Dawud Thayalisi, Abu Ya’la, Nasa’i, Thabarani, dll
Semuanya ini menjadi
dalil, bahwa ini adalah bendera Rasulullah. Bukan bendera organisasi tertentu,
tetapi bendera Islam dan umat Islam. Karena itu pembakaran ini mendapat reaksi
dari seluruh Indonesia, bahkan meluas hingga ke luar negeri. Karena ini bukan
bendera biasa, tapi kalimat Tauhid, bendera Rasulullah, bendera Islam dan
umatnya
Saat Perang Mu'tah,
Sayyidina Ja'far bin Abi Thalib sanggup mempertahankan bendera ini hingga kedua
tangannya hilang, dan jantungnya ditembus tombak, hingga syahid. Begitu pun
dengan Zaid bin Haritsah, dan 'Abdullah bin Rawwahah, sanggup mengorbankan jiwanya
untuk mempertahankan kemuliaan bendera ini. Karena ia lambang perjanjian kita
dengan Allah. Ia simbol eksistensi Islam, dan umatnya.[]
-----
Zakariya al-Bantany:
Rajin tahlilan tapi koq yo aneh bin ajaib mereka justru sangat benci bendera tahlil atau bendera tauhid bahkan mereka sudah melampaui batas dengan bangganya membakar bendera tahlil tersebut..?!
Ini yang namanya "jahil murakkab jiddan" sekaligus bukti bentuk pelecehan dan penghinaan terhadap kalimat tahlil dan pelecehan terhadap Islam dan umat Islam. Sebab bendera tahlil tersebut adalah bendera Rasul sekaligus bendera Islam dan bendera umat Islam yang notabene simbol Islam.
Terbukti demokrasi hanya kian bikin pemuja dan penikmatnya kehilangan akal sehat, hati nurani dan imannya serta rasa malunya hingga mereka makin democrazy alias hanya menjadi tontonan dungu nan gila.
Demokrasi biang pelecehan terhadap tauhid dan seluruh ajaran Islam serta umat Islam.
Masih percaya demokrasi..?!
Udah tumbangkan aja demokrasi sistem kufur. Segera tegakkan kembali sistem Islam Khilafah sang pelaksana Syariah dan pemersatu umat serta penjaga tauhid beserta seluruh ajaran Islam dan umat Islam.
Mau..?!
-----
Zakariya al-Bantany:
Rajin tahlilan tapi koq yo aneh bin ajaib mereka justru sangat benci bendera tahlil atau bendera tauhid bahkan mereka sudah melampaui batas dengan bangganya membakar bendera tahlil tersebut..?!
Ini yang namanya "jahil murakkab jiddan" sekaligus bukti bentuk pelecehan dan penghinaan terhadap kalimat tahlil dan pelecehan terhadap Islam dan umat Islam. Sebab bendera tahlil tersebut adalah bendera Rasul sekaligus bendera Islam dan bendera umat Islam yang notabene simbol Islam.
Terbukti demokrasi hanya kian bikin pemuja dan penikmatnya kehilangan akal sehat, hati nurani dan imannya serta rasa malunya hingga mereka makin democrazy alias hanya menjadi tontonan dungu nan gila.
Demokrasi biang pelecehan terhadap tauhid dan seluruh ajaran Islam serta umat Islam.
Masih percaya demokrasi..?!
Udah tumbangkan aja demokrasi sistem kufur. Segera tegakkan kembali sistem Islam Khilafah sang pelaksana Syariah dan pemersatu umat serta penjaga tauhid beserta seluruh ajaran Islam dan umat Islam.
Mau..?!
Tindak Maksiat Hakikatnya Celakakan Ummat
Oleh : Afi Wida
Sahabatku... Masih
terlintas dalam ingatan kita, duka cita telah meninggalnya lebih dari 2.000
orang pasca gempa, tsunami dan liquifaksi di Palu, Sulawesi Tengah.
Sebelumnya Lombok NTB
juga luluh lantak dengan gempa bumi. Akhirnya lebih dari 70.000 orang mengungsi
keluar dari rumah tinggalnya.
Kemudian musibah
banjir bandang menerjang Sumatera Utara, hingga banjir juga landa Sumatera
Barat hingga lebih dari 14.000 warga mengungsi.
Sahabatku... Sebagai
Mukmin tentu kita meyakini bahwa Alloh Maha Kuasa untuk memberi peringatan atau
teguran bagi hamba-hambaNya supaya mau mentafakkuri fenomena alam di mana
mereka berada kini. Maraknya kemaksiatan yang tersistem semakin menguatkan arti
dari hadirnya peringatan dari Alloh secara bertubi-tubi.
Fenomena maraknya LGBT
di Palu, hingga ribuan anggotanya. Penanaman kepala kerbau di proyek2 besar
merupakan dua di antara 'tiket yang dipesan' yang dipersiapkan datangnya
bencana yang sebagai teguran dari Alloh Ta'aala.
Berikutnya
sahabatku... Gejala maraknya 'tiket yang dipesan', juga terindikasi marak
diadakan. Sebuah pesta pasangan gay dan lesbi di sebuah mall di Magelang,
diadakan tanpa izin. Namun atas kesadaran dari FPI Magelang raya dan kepolisian
akhirnya acara maksiat tersebut bisa dibubarkan.
Sahabat ku, setelah
sekian banyak amal maksiat yang dilakukan. Pada akhirnya timbulkan nestapa yang
luar biasa. Masihkah hal ini dibiarkan sahabat-2 ku?
Mari menjadi pioner
dalam amal shalih demi kebaikan dan kemuliaan ummat. Juga mari turut andil
dalam upaya mulia yakni dakwah membina ummat. Sehingga insyaAlloh bisa mencegah
dari bencana di dunia terlebih di akhirat.
Semoga hidayah dari
Alloh Ta'aala tercurah bagi kita dan ummat. Sehingga ke depan tampil kembali
Sistem dan pemimpin yang sesuai dengan Islam. Aamiin.
'Afwu minkum wallohu
a'lam.
Hei, Tuhanmu Bukan BPJS
Siang kemarin. Jumat,
12 Oktober 2018. Saya membesuk anak seorang ustadz. Beliau adalah salah satu
jamaah Majlis Darul Ma'arif. Putra beliau mengalami kecelakaan tunggal usai
melaksanakan sholat subuh berjamaah di salah satu masjid besar. Kecelakaan tersebut
menyebabkan memar di bagian wajah, mata bengkak dan sedikit pendarahan di otak.
Semoga Allah jaga dia, segera sembuhkan dan normal seperti sedia kala. Aamiin
Ustadz ini lalu
bercerita bahwa beliau sudah mencoba mengurus biaya perawatannya puteranya di
BPJS. Ternyata pihak BPJS mensyaratkan surat keterangan dari pihak kepolisian.
Beliau lalu menuju Polres Banjarmasin. Pihak kepolisian menerangkan "Pak
kalau cuma surat keterangan kecelakaan itu mudah. Bapak tunggu sbentar juga
jadi. Tapi bapak bakal kembali lagi kesini. Yang dimaksud BPJS adalah surat
laporan dari kepolisian. Untuk mendapatkan laporan itu harus ada olah TKP,
saksi-saksi dihadirkan. Termasuk nanti jika anak bapak sudah sembuh akan
dimintai keterangan." Maa syaa Allah, ribet sekali. Sekedar mendapatkan
hak seorang ASN yang tiap bulan dipotong gajinya, sesulit inikah?. Inikah
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dijanjikan pemerintah?.
Ustadz yang juga imam
tetap di salah satu masjid di Banjarmasin ini melanjutkan ceritanya. Di malam
hari usai sholat tahajud, beliau mengalami pengalaman batin. Ada suara yang
jelas beliau dengar berkata: "Hei, apakah tuhanmu BPJS?. Apakah tanpa BPJS
anakmu tidak akan sembuh?". Beliau menceritakan pengalamannya dengan suara
berat dan menahan tangis. Meski tetap terlihat mata beliau berkaca-kaca. Saat
ini seluruh biaya perawatan putera beliau di tanggung sendiri.
Setelah hening sesaat,
saya menanggapi. "Ustadz dulu ada jamaah bertanya tentang hukum asuransi.
Saya jawab hukum asal asuransi adalah haram karena akadnya batil. Mengapa
batil?. Karena objek akadnya tidak ada. Janji menanggung resiko bukanlah objek
akad. Karena resikonya tidak jelas (gharar) dan memang tidak ada. Objek akad
dalam mu'amalah hanya berkisar pada barang atau jasa. Sementara janji jelas
tidak termasuk dalam jasa, apalagi barang." Jama'ah lalu bertanya: Lantas
apa solusinya?. Saya jawab (1). Tawakkal 'alaLlah. Dia yang Maha Menyembuhkan,
Ia yang Maha menyelesaikan masalah, termasuk Maha melapangkan rizki hamba-Nya
yang bertakwa. (2). Kesehatan semestinya menjadi tanggung jawab negara. Setiap
warga tanpa memandang agama dan kondisi ekonominya mendapat layanan kesehatan
secara cuma-cuma dengan layanan yang prima. Itulah yang dicontohkan baginda
Nabi saw dan diikuti para khalifah sesudahnya. Jama'ah itu kemudian menyela:
"Itu masalahnya, kita tidak punya negara yang seperti itu". Saya
jawab kita memang belum punya karena ditentang dan dihalangi oleh negara-negara
penjajah. Dan anehnya sebagian umat Islam ikut menghalangi. Ini kan aneh. Aneh
ora son?
Tapi saatnya tetap
akan tiba. Sebagaimana terbitnya matahari yang tak dapat dihadang oleh siapa
pun. Wallahu a'lam
MDM, 13 Oktober 2018
Wahyudi Ibnu Yusuf
IMF, Laissez-Faire, Dan Kejahiliyyahan Ekonomi
Oleh: Muhammad
Alauddin Azzam (Pegiat Literasi)
Yaumun minal ayyam. Adam Smith (1732 - 1790)
telah menjadi seorang "nabi" baru di tengah kemelut abad pertengahan
keenam belas hingga kedepalan belas di Eropa waktu itu. Kitab suci yang bernama
Wealth of Nation (1776) yang menjadi
kiblat para pengikutnya dengan kokohnya memberikan anggapan bahwa kegiatan para
kapitalis tersebut berharga dan tidak pernah dihalangi oleh aturan pemerintah.
Azimat ajaib, doktrin laissez-faire
-biarkan pasar berjalan dengan caranya sendiri- yang merupakan inti dari studi
ekonomi besar-besaran Smith mengenai asal-usul kemakmuran bangsa-bangsa telah
merajai dunia. Luar biasa.
Laissez-faire, sebuah doktrin yang sejatinya
bukan untuk memakmurkan bangsa-bangsa, akan tetapi justru mematikan. Kita bisa
saksikan bagaimana International Monetery Fund (IMF) yang plesiran ke negeri-negeri di dunia, apa yang
mereka tawarkan ? Tentu saja mereka menawarkan materialisme. Apa yang dimaksud
materialisme ? Sebuah paham yang ada di dalam kebijakan bahkan doktrin yang
merusak kehidupan manusia. Investasi modal asing, hutang, dan doktrin
kemanusiaan yang merusak kemandirian negeri hingga peribadatan kita kepada
Allah SWT. Inilah bahaya materialisme yang ditawarkan IMF kepada kita manusia
bangsa Indonesia.
Masih soal
Laissez-Faire, bukan hanya soal materialisme yang ditawarkan IMF, akan tetapi
juga soal naiknya harga BBM. Naik-turunnya harga BBM tidak lepas dari doktrin
Laissez-Faire. Dokrin ini telah membuat harga BBM kita diserahkan ke pasar.
Pasar dengan seenaknya, bisa memutar-mutar harga minyak internasional.
Akhirnya, harga BBM nasional kita menjadi ikut naik. Inilah salah satu bentuk
dari kebodohan. Kebodohan apa itu ? Tidak lain adalah berupa kebodohan luar
biasa yakni kejahiliyyahan ekonomi.
Kejahiliyyahan ekonomi
yang dihasilkan dari refleksi pemikiran-pemikiran romawi dan yunani kuno yang
kemudian menghasilkan renaisans, kelahiran kembali sejatinya adalah omong
kosong. Kita diajak untuk menjadi jahiliyyah dengan ide-ide barat. Kita dihinakan
dengan ide-ide ekonomi ala barat. Kita diombang-ambingkan hingga ringkih tak
berdaya akibat ide-ide barat. Akumulasi ide yang sejatinya berbentuk
kejahiliyyahan ekonomi yang menghantui kita akhir-akhir ini.
Tidak hanya soal ignorance-nya penguasa saja, tapi ini juga
menyangkut kejahiliyyahan ekonomi. Patut dipertanyakan secara tajam dan
mendalam soal kejahiliyyahan kita hari ini.
Apakah kita masih
belum peka dan sadar soal dampak dari keberadaan IMF, Laissez-Faire, dan
Kejahiliyyahan Ekonomi ?
11/10/18
ANTARA REZIM 'ALPATEKAH' DAN KIYAI 'PANITIA'
Oleh: Nasrudin Joha
Miris, melihat
kerusakan demi kerusakan ditampakkan di negeri ini. Dari bencana alam sampai
bencana akidah. Dari soal ekonomi hingga soal politik, hukum dan soal sosial
masyarakat.
Setelah heboh ujaran
'lakalawalakatailabila' kini publik dikejutkan dengan ungkapan 'alpatekah'.
Belum lekang heboh alpatekah, kini umat Islam semakin miris dengan fatwa ulama
yang tunduk pada panitia, bukan pada Al quran dan AS sunnah.
Seorang atlet muslimah
berhijab, menolak menanggalkan hijab karena terikat dengan syariat. Seraya
memilih didiskualifikasi panitia ketimbang didiskualifikasi sebagai hamba yang
taat.
Seorang Muslimah yang
memilih pilihan kemuliaan dengan tetap mempertahankan mahkota kesucian,
ketimbang menanggalkannya demi sebuah ilusi medali yang tak memberi derajat
diri berupa tambahan kebajikan dihadapan Illahi rabbi. Seorang Mukminah sejati,
yang tak takut celaan orang yang suka mencela, dan tak berharap pujian karena
menggendong piala. Seorang Muslimah yang telah mengambil pilihan kampung
akhirat, ketimbang dunia yang serba fana.
Celakanya, sikap mulia
ini bukannya di bela malah disayangkan. Bukannya mendakwa panitia, justru sang
muslimah yang diminta taat pada aturan panitia. Seorang Kiyai, yang perlahan
sehasta demi sehasta meninggalkan kehangatan kaumnya. Merapat pada pencela dan
para penista agama.
Bagaimana mungkin
ketaatan seorang muslimah justru yang dipersoalkan ? bagaimana bisa seorang
ulama justru tunduk pada fatwa panitia ? Bukankah ulama itu pewaris para Nabi ?
Bukankah nabi mewariskan Al Quran dan menyeru taat terhadapnya ? Apakah ada
seruan ketaatan pada panitia ?
Perlahan, Allah SWT
buka aib setiap hamba secara terbuka. Jika Allah hendak membuka aib, Kemana
hamba akan mempertontonkan kemuliaan ? Jika Allah SWT berkehendak menghinakan
manusia, akankah berguna berlindung dibalik kekuatan manusia ?
Sungguh tahun-tahun
pemurnian ini benar-benar memisahkan mana ulama sejati dan mana ulama imitasi.
Umat dapat mengindera secara jelas, Kemana akan melabuhkan pilihan dan
kepercayaan.
Wahai diri,
berhati-hatilah atas fitnah dunia, yang bisa datang dari harta, benda,
kedudukan, wanita bahkan label ulama. Tidak ada yang bisa menjamin keselamatan
diri, kecuali ketaatan penuh pada ilahi rabbi. Tegarlah menapaki jalan,
luruslah dalam menghadapi tentangan, tetaplah berjalan diatas titian yang telah
dipilih para Rasul dan Ambiya.
Rezim represif anti
Islam ini, semakin lama semakin tegas mengumumkan diri sebagai entitas yang
menyelisihi Islam. Tetaplah sabar dan terus Istiqomah dalam perjuangan,
InsyaAllah dengan satu pukulan telak, rezim ini pasti jatuh dan tersungkur.
Bersiaplah, untuk
mengumandangkan takbir kemenangan. Menyambut kejatuhan tirani, mengubur setiap
kesombongan dan membuang sejarah kelam penindasan.
Saling berwasiatlah,
kalian tidak akan pernah rehat sebelum rezim ini menyerah atau dengan terpaksa
mengumumkan kekalahan. Tidak ada pilihan, rezim ini kalah atau kalian yang
mengibarkan bendera kemenangan. []..
Kembalikan Peran Ulama Sebagai Penjaga Warisan Nabi
Ahad, 7 Oktober 2018
YOGYAKARTA –
Mengembalikan Peran Ulama sebagai Penjaga Warisan Nabi menjadi topik hangat
Mudzakarah Ulama pada Ahad (7/10).
“Jika peran ulama
tidak berjalan, pasti tidak ada muhasabah kepada para penguasa, Tidak ada
dukungan terhadap syariah, semangat jihad dalam generasi muda menjadi melempem,
tidak diperolehnya pemahaman Islam yang benar, Sehingga umat menolak Khilafah”
ujar Habib Nahl Al ‘Athas dalam Majelis yang dihadiri oleh puluhan masyarakat
dari Ulama dan Asatid Yogyakarta.
Ustadz Abdurrahim,
salah satu Mubaligh muda Yogyakarta. memaparkan bahwa Rasul telah memberikan 3
buah warisan yang wajib dijaga umat islam. Warisan tersebut adalah Islam,
Ulama, dan Khilafah.
Faktanya, 3 warisan
itu ada yang masih ada dan ada yang sirna. Islam dan Ulama adalah warisan yang
masih ada saat ini, namun Khilafah adalah perkara yang telah ditinggalkan saat
ini. Padahal, Ketika umat ini jauh dari tatanan Islam pasti akan menghadapi penderitaan
dan kemunduran.
Setelah runtuhnya
Kekhilafahan Turki Ustmani, pada 3 Maret 1924, umat Islam belum memiliki
pemimpin yang menyatukan mereka, akibatnya mereka mengalami penindasan dan
pembantaian dimana-mana.
Dalam akhir sesinya,
Ustadz Abdurrahim mengajak bahwa “Tanggung jawab bagi kita kalau ada ulama yang
melenceng dari warisatul ambiya, maka harus dirubah dan diluruskan.
Pernyataan tersebut
dikuatkan oleh Habib Nahl Al ‘Athas dalam khatimahnya, "Ulama adalah garda
terdepan dalam melanjutkan warisan Rasul. Mereka harus menjadi bagian dari
Kelompok yang istiqomah mengajak kepada penerapan syariah dalam Khilafah."[]
HATI-HATI ! BUKAN HANYA POROS MEKAH-BEIJING, ADA POROS AMERIKA YANG BISA AMBIL ALIH KENDALI DI BABAK AKHIR PERTARUNGAN
Oleh: Nasrudin Joha
Amerika, berhasil
meruntuhkan Uni Soviet, mengambil alih kendali negeri pecahan Soviet dan
menancapkan hegemoni politik di timur tengah -menggeser posisi ingris dan
Perancis- dengan menggunakan perang proxy.
Sentimen Islam yang
anti komunisme digerakkan Amerika untuk membuat perlawanan sengit kaum muslimin
terhadap eksistensi Uni Republik Soviet Sosialis. Di jantung Moskow, Amerika
menginjeksi virus demokrasi untuk menggantikan kediktatoran sosialisme.
Cara ini, mampu
merontokkan Uni Soviet dan bubar menjadi negara-negara kecil. Praktis, hanya
Rusia saja artefak sejarah peninggalan Soviet yang masih lestari hingga saat
ini.
KeKhilafahan Turki
Utsmani, runtuh disebabkan sentimen nasionalisme Arab yang dihembuskan Inggris.
Negeri-negeri kaum muslimin, dicekoki
racun musuh bersama kediktatoran rezim Utsmani. Tidak sadar musuh
sesungguhnya, akhirnya Inggris menangguk kemenangan gemilang atas runtuhnya
Khilafah Turki Utsmani, tanpa mengerahkan bala tentara dan senjata.
Bedanya, jika Soviet
masih meninggalkan artefak sejarah berupa negara Rusia yang masih eksis hingga
saat ini. Sementara Khilafah Turki Utsmani benar-benar hapus dari pentas
sejarah. Tidak ada satupun negeri di dunia ini yang masih merepresentasikan
negara Khilafah, negara kaum muslimin.
Pertarungan politik di
negeri ini, tidak boleh sekedar dibaca sebagai pertarungan politik Islam di
bawah kendali HRS di Mekah melawan rezim bengis berhaluan sosialis komunis yang
dikendalikan Beijing. Energi kaum muslimin, tidak boleh hanya diarahkan untuk
meluluhlantakkan kebengisan sosialisme komunisme China, tetapi juga harus tetap
waspada atas eksistensi kapitalisme Amerika, yang telah, sedang dan akan terus
menjajah negeri ini.
Jika energi umat Islam
diarahkan pada poros Beijing saja, poros New York bisa ongkang-ongkang kaki
memetik hasil akhirnya. Amerika, bisa mengompori poros Beijing dan poros Mekah
untuk bertarung menggunakan seluruh energi, dan tinggal menunggu babak akhir
untuk mengambil alih kendali.
Amerika, akan
melakukan hal yang sama sebagaimana dilakukannya saat menundukkan Uni Soviet.
Amerika, akan menaruh telur di keranjang poros Beijing maupun si poros Mekah.
Karenanya, berhati-hatilah terhadap kaum munafik di antara kalian.
Ciri-ciri pengkhianat
perjuangan itu mudah dikenali, dia akan mengajak goal
perjuangan pada orientasi dunia, mengabaikan petunjuk Qur'an dan Sunnah, serta
tega menelantarkan urusan Islam dan kaum muslimin.
Periksa dan amatilah,
hubungan-hubungan Amerika baik yang terbuka maupun tertutup, dengan ormas atau
partai politik yang berkepentingan dengannya. Amerika, tidak mungkin diam
membiarkan pergolakan politik ini mengalir di ujung hidungnya. Amerika, pasti akan
dan senantiasa mengerahkan segenap daya dan upaya untuk mempertahankan
penjajahan di negeri ini.
Karenanya, umat wajib
memiliki kesadaran politik tingkat tinggi, tidak cepat merasa lemah dan
menyerah, terus paksa musuh-musuh Islam agar tidak bisa tidur siang dan malam,
karena tidak tahu akan dimulai dari mana kebangkitan umat Islam.
Saat ini, umat di
negeri ini maupun di belahan bumi yang lain, telah dan terus bekerja serius
untuk menggarap proyek daulah Khilafah. Negara kaum muslimin sedunia.
Negara, yang akan
mengambil alih dunia, yang akan menundukan sosialisme Beijing maupun Rusia,
serta menghinakan kapitalisme Amerika.
Daulah Khilafah, akan membebaskan negeri-negeri kaum muslimin, mengembalikannya
ke pangkuan Islam, dan memberikan ketaatan paripurna kepada Allah SWT.
Wahai kaum muslimin,
bersiaplah ! Waspadalah ! Tingkatkan kepekaan politik, amati seluruh dinamika
yang ada, dan ingat ! Jangan terkecoh dengan manuver politik musuh. []..
#IslamSelamatkanNegeri
#KomunismeMengancamNegeri
#waspadaiKomunismeKapitalisme
#KhilafahSolusiTuntas
#bahagiaDalamNaunganIslam
Pujian Dan Kesaksian Al-'Allamah Mahmud Sa'id Mamduh Asy-Syafi'i Terhadap Al-'Allamah Al-Mujtahid Taqiyuddin An-Nabhani
Oleh Abdulbarr
Saat iseng-iseng
FB-an, saya melihat status lama dari FB milik Syaikh Mahmud Sa'id Mamduh tanpa
sengaja. Dalam status FB nya, beliau memberikan pujian kepada banyak para ulama
termasuk Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani di dalamnya. Dan yang menarik perhatianku
adalah orang yang selama ini salah paham kepada Hizbut Tahrir, dan karena
kesalahpahamannya itulah beliau jadi tidak suka dengan Hizbut Tahrir datang
mengomentari status Syaikh Mahmud dengan mengatakan:
الشيخ
تقي الدين النبهاني جرى على مذهب المعتزلة في بعض كتبه. واتباعه حزب التحرير
اصبحوا مصدر فتنة وتطرف وبلاء في البلاد مثل ما وقع في بلادنا اندونيسيا. ولكن
فضيلة الشيخ يعده من العلماء الافذاذ المعتبرين.
"Asy-Syaikh
Taqiyuddin an-Nabhani berada di atas madzhab Mu'tazilah dalam beberapa
kitabnya. Dan para pengikutnya adalah Hizbut Tahrir, mereka menjadi sumber
fitnah dan bencana di berbagai negeri seperti yang terjadi di negeri kami,
Indonesia. Namun tuan syaikh yang mulia malah menjadikannya sebagai bagian dari
ulama istimewa yang mu'tabar."
Kemudian Syaikh Mahmud
menjawab komentar beliau dengan menyatakan:
العلامة
المجتهد تقي الدين النبهاني كان مجتهدا في الأصول والفروع وكتبه القيمة جدا بين
أيدينا ، وهي رائعة وتدل عليه كالشخصية الاسلامية في ثلاثة مجلدات ـ والمجلد
الثالث خاص بأصول الفقه الخاص به ، ونظام الحكم ، والدولة الاسلامية ، والخلافة ،
والنظام الاقتصادي في الاسلام ، والنظام الاجتماعي في السلام ، والدستور ، وشرح
مقدمة الدستور ، ونظام الاسلام ، والتفكير ، وسرعة البديهة ، وغير ذلك ، رضي الله
عنه ، هو حالة خاصة ، ولكن تعاديه كل الانظمة والاخوان المسلمون .
"Al-'Allamah
al-Mujtahid Taqiyuddin an-Nabhani adalah seorang mujtahid dalam perkara ushul
& furu'. Dan kitab-kitab beliau amat berharga sekali dan merupakan karya
agung, buktinya seperti kitab asy-Syakhshiyah
al-Islamiyah 3 jilid, dan jilid 3 khusus tentang Ushul Fiqh, kitab Nidzamul Hukmi, kitab Daulah Islamiyyah, kitab al-Khilafah,
kitab an-Nidzam al-Iqtishadi fil Islam,
kitab an-Nidzam al-Ijtima'iy fil Islam,
kitab ad-Dustur, Kitab Syarh Muqaddimah ad-Dustur, kitab Nidzam al-Islam, kitab at-Tafkir, kitab Sur'ah
al-Badihah, dan lain sebagainya, semoga Allah meridlainya. Beliau
merupakan pribadi yang memiliki karakter istimewa. Namun, semua rezim dan juga
al-Ikhwanul Muslimun (malah) memusuhinya."
Setelah diselidiki,
ternyata beliau merupakan pengagum Syaikh Mahmud. Namun, orang itu tetap dengan
pendiriannya, meskipun yang dikaguminya tetap juga dalam pendiriannya. Adapun
saya sendiri, lebih mempercayai penilaian Syaikh yang dikaguminya, daripada orang
yang mengagumi syaikh. Karena itulah saya masih jadi syabab Hizbit Tahrir. Hehe
Dan satu lagi, saya
turut berterima kasih pada orang tersebut, karena akibat dari komentarnya
itulah, saya bisa mendapat informasi lebih dari Syaikh Mahmud. Alhamdulillah.
Istimewa Itu Menolong Agama Allah
LENTERA KEBANGKITAN
Istimewa Itu Menolong Agama
Allah
Allah SWT berfirman:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ
أَقْدَامَكُمْ
"Wahai
orang-orang yang beriman, jika kalian menolong agama Allah maka Allah akan
menolong kalian dan meneguhkan kedudukan kalian." (QS. Muhammad: 07)
Sesuatu yang paling
istimewa di dalam hidup kita saat ini, yakni manakala kita sebagai seorang
hamba Allah -atas dorongan akidah Islam- sangat serius dengan struggle-nya membela dan memperjuangkan atau
menolong Islam yang merupakan agama Allah ini agar tegak kembali secara kaffah
di bumi Allah ini.
Manakala Islam
benar-benar tegak kembali secara kaffah dalam segala aspek kehidupan kita.
Maka, sebuah keniscayaan seluruh penjuru bumi ini akan diselimuti rahmah dan
berkah Allah SWT.
Allah SWT berfirman:
وَلَوْ
أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ
مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا
يَكْسِبُونَ
"Jikalau
sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya." (QS. Al-A'raf: 96)
Menolong agama Allah
ada banyak macam caranya. Barangsiapa yang menolong agama Allah niscaya Allah
akan menolong dirinya, tidak hanya perkara akhirat yang Allah tolong, namun
juga perkara dunia baik masalah jodoh, rezeki, materi, keluarga maupun pekerjaan
ataupun berbagai macam persoalan kehidupan yang mendera kita.
Saudaraku, tahukah
anda, sebaik-baik menolong agama Allah yang istimewa saat ini adalah turut
mendukung dan membela, serta turut pula bergabung dan berjuang bersama dalam
barisan dakwah menegakkan kembali Syariah dan Khilafah yang telah dijanjikan
oleh Allah SWT (baca: QS.an-Nuur: 55) dan yang telah dinubuwwahkan oleh Rasul-Nya.
Rasulullah Saw.
bersabda:
...ثم تكون خلافة علي منهاج النبوة...
"...Kemudian akan
kembali datang Khilafah 'alaa Minhaaj
an-Nubuwwah (Khilafah yang mengikuti metode Kenabian atau Khilafah
Rasyidah)..." (HR. Ahmad)
Karena, dengan
tegaknya kembali Khilafah Islam, maka niscaya kehidupan Islam akan berlanjut
kembali dan hukum-hukum Allah akan bisa diterapkan secara kaffah dalam segala
aspek kehidupan, dan Islam akan kembali bisa disebarluaskan ke segala penjuru
dunia dengan dakwah dan jihad. Sebab, Khilafah adalah mahkota kewajiban.
Dengan tegaknya
kembali Khilafah mahkota kewajiban, maka sebuah keniscayaan pula Islam pun akan
benar-benar kembali menjadi rahmatan lil
'alamin, dan umat Islam pun akan kembali menjadi khairu ummah (umat yang terbaik) yang menebar rahmah dan berkah
bagi dunia dan alam semesta.
Ketahuilah saudaraku,
tegaknya Syariah dan Khilafah adalah puncak keimanan dan ketakwaan kita dan
puncak kemuliaan kita sebagai hamba Allah dan sebagai umat Islam yang satu.
Dan tegaknya Khilafah
Rasyidah yang sangat kita rindukan ini adalah puncak keagungan dan kemuliaan,
serta kejayaan Islam agama kita, dan puncak peradaban agung kita yakni
peradaban Islam yang penuh rahmah dan penuh berkah.
Tentunya dengan
tegaknya kembali Syariah dan Khilafah di muka bumi ini akan pula mendatangkan
pahala investasi yang sangat besar bagi para pejuangnya dan pahala investasi
itu pun akan terus mengalir tiada kesudahan sekalipun pejuangnya sudah tiada di
dunia.
Wallahu a'lam bish shawab. []
#2019TumbangkanDemokrasi
#2019TegakkanKhilafah
#KhilafahAjaranIslam
#ReturnTheKhilafah
#KhilafahAdalahSolusi
[]
@Zakariya al-Bantany
HARAPAN BODOH YANG TERULANG
Oleh : Nazril Firaz
Al-Farizi
Teringat kembali pada
tahun kemarin tepatnya pada tanggal 8 Mei 2017 ada PKB, Ansor dan PBB yang siap
untuk menampung kader "eks" HTI saat menjelang pencabutan BHP HTI.
Lalu kemudian pada tanggal 12 Mei 2017 disusul oleh PKS siap menampung kader
"eks" HTI, disusul lagi pada tanggal 21 Juli 2017 PPP pun menyatakan
siap menampung kader "eks" HTI.
Kemudian pada tanggal
12 September 2018 baru-baru ini tim koalisi pemenangan Jokowi pun menyatakan
hal sama, siap menampung suara kader "eks" HTI yang berjuta-juta via
PBB.
Mudah sekali dan bisa
kita baca akal pikiran mereka mengapa mereka mengharapkan itu dan mengatakan
lagi hal seperti itu. Kita kembalikan kepada beberapa perkara :
1. Mereka sekedar
untuk memenuhi kepentingannya sendiri agar memenangkan pemilu dengan meminta
suara dari kader "eks" HTI.
2. Mereka melakukan
pencitraan seolah iba dan mencari perhatian yang lagi-lagi untuk kepentingan
memenangkan kekuasaan politik demokrasi.
3. Mereka menyangka
bahwa kondisi kader "eks" HTI berceceran bagai gembel jalanan yang
seolah kebingungan dan tak punya wadah lagi sehingga mereka mau membuka pintu
menerima kader "eks" HTI.
Untuk poin 1 dan 2
tidak perlu dibahas, sudah kita ketahui itulah politik kepentingan di dalam
demokrasi, memang seperti itu sudah menjadi tabi'atnya, yaitu kepentingan
abadi.
Untuk poin ke-3 ini
pada tahun kemarin kami pernah membuat tulisan berjudul "Kedahsyatan
Ikatan Aqidah dan Tsaqafah Sebagai Ikatan Tertinggi". Tulisan itu
membantah sekaligus menjelaskan soal sangkaan bahwa kader "eks" HTI
seolah linglung berceceran tak jelas.
Mereka menyangka bahwa
ikatan yang mengikat para kader HTI hanya sekedar kemaslahatan dan posisi tugas
keorganisasian saja sehingga pada saat "dibubarkan" sudahlah selesai,
berakhir, linglung, berceceran menjadi gembel. Itulah yang ada di pikiran
mereka.
Lalu pertanyaannya,
mengapa mereka berpikir seperti itu?
Jawabannya sudah
dijelaskan oleh Syaikh Taqiyuddin di dalam kitab At-Takattul al-Hizby bahwa
salah satunya soal ikatan yang mengikat diantara mereka hanyalah :
1. Ikatan kemaslahatan
2. Ikatan tugas-tugas
struktur keorganisasian
Maka jangan heran
lihatlah pergerakan partai-partai mereka hanya bergerak disaat ada kemaslahatan
yang menguntungkan mereka, tetapi jika kemaslahatan itu sudah dicapai atau
tidak berhasil dicapai, maka lenyaplah pergerakan dari partai-partai ini. Atau
bahkan di dalam internal partai sendiri pun pecah karena saling mengejar
maslahat sehingga terjadi dualisme.
Lihatlah mereka
bergerak menjelang pesta demokrasi 5 tahunan dengan mengemis memelas kasih
kepada orang-orang agar dapat meraih simpati dan suara agar kepentingannya
terpenuhi, termasuk salah satunya mengemis kepada kader HTI.
Mereka bisa menyangka
bahwa kader HTI pun sekedar diikat oleh maslahat dan tugas organisasi,
dikarenakan pada partai mereka sendiri pun memang antar kadernya sebatas diikat
oleh kemaslahatan dan tugas keorganisasian semata, dan hanya itu yang mereka
tau dan mereka sadari. Sehingga mereka pun menyangka seperti itu kepada Hizbut
Tahrir.
Padahal ikatan yang
mengikat antar kader HTI dan Hizbut Tahrir seluruh penjuru dunia adalah ikatan
Aqidah dan Tsaqafah yang mana ikatan ini tidak ada hubungannya dengan soal
apakah jika partai "bubar" lalu kader pun bubar, dakwah berhenti.
Tidak ada hubungan dan tidak masalah sama sekali. Ikatan ini akan tetap ada
meski dianggap "dibubarkan" oleh para pembenci Khilafah.
Ikatan ini muncul dari
aqidah itu sendiri yang memancarkan berbagai penjelasan serta solusi jawaban
terhadap berbagai permasalahan kehidupan. Dan perlu diingat dakwah ini pun
takkan pernah terhenti karena sepanjang ada Ideologi Islam, maka hal itulah yang
mendorong dakwah takkan pernah terhenti ini.
Jadi sampai kapanpun
ajakan dan tawaran apapun tidak ada gunanya dan tidak berguna dari kalian itu.
Camkan
itu baik-baik wahai kalian para pelaku Demokrasi.
[Nazril FA]
Makna Hakiki Kurban
LENTERA KEBANGKITAN
Makna Hakiki Kurban
@Zakariya al-Bantany
Rasulullah Saw. adalah
sosok pribadi agung nan mulia yang telah banyak mengorbankan segala daya dan
upaya dalam ketaatan secara totalitas kepada Allah SWT dan dalam mengemban
risalah dakwah Islam ke segala penjuru dunia dan ke segenap alam semesta. Allah
SWT berfirman:
“Sungguh telah datang
kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu,
sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasih lagi
penyayang terhadap orang-orang mukmin” (TQS. At-Taubat : 128)
Dalam menjelaskan ayat
ini, Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zhilalil
Qur’an mengatakan, “Allah tidak mengatakan ‘rasul dari kalian’ tetapi
mengatakan ‘dari kaummu sendiri’.
Ungkapan ini lebih
sensitif, lebih dalam hubungannya dan lebih menunjukkan ikatan yang mengaitkan
mereka. Karena beliau adalah bagian dari diri mereka, yang bersambung dengan
mereka dengan hubungan jiwa dengan jiwa, sehingga hubungan ini lebih dalam dan lebih
sensitif.”
Sudah maklum, selain
Baginda Rasulullah Saw. yang wajib kita amalkan seluruh ajarannya dan semua
nasihatnya, ada sosok penting lain yang tak bisa dipisahkan dari momen ibadah
haji dan kurban. Dialah Nabiyullah Ibrahim AS. Di dalam QS al-Shafat [37] ayat 102,
Allah SWT mengisahkan bagaimana Ibrahim as., dengan sepenuh keimanan, tanpa
sedikitpun keraguan, menunaikan perintah Tuhannya: menyembelih putra
tercintanya, Ismail as. Demikianlah, kedua hamba Allah yang shalih itu
tersungkur dalam kepasrahan. Berpadu dengan ketaatan dan kesabaran.
Kisah cinta yang amat
romantis sekaligus dramatis ini selayaknya menjadi ibrah sepanjang zaman bagi
umat Islam. Sebab bukankah Allah SWT pun telah berfirman:
"Sekali-kali
kalian tidak akan sampai pada kebajikan sebelum kalian menginfakkan harta (di
jalan Allah) yang paling kalian cintai." (QS Ali Imran [3]: 92)
Nabiyullah Ibrahim AS.
telah membuktikan hal itu. Bukan hanya harta, bahkan nyawa putra semata
wayangnya —yang kepada dia tertumpah segenap cinta dan kasih sayangnya— ia
persembahkan dengan penuh keyakinan kepada Allah. Zat Yang lebih ia cintai dari
apapun.
Karena itu pada momen
penting ibadah haji dan kurban tahun ini, selayaknya kita bisa mengambil ibrah
dari keteladanan Nabiyullah Ibrahim AS; dari besarnya cinta, ketaatan dan
pengorbanannya kepada Allah SWT. Cinta, ketaatan dan pengorbanan Ibrahim kepada
Allah SWT ini kemudian diteruskan secara sempurna, bahkan dengan kadar yang
istimewa, oleh Baginda Rasulullah Saw. Bukan hanya cinta dan taat. Bahkan
beliau pun siap mengorbankan segalanya, termasuk nyawa sekalipun, demi tegaknya
agama Allah SWT ini.
Ala kulli hal. Inilah sesungguhnya esensi
ibadah haji dan kurban. Kita diajari tentang cinta, ketaatan dan kepatuhan
total kepada Allah SWT. Kita pun diajari tentang keharusan untuk berkorban
—mengorbankan apa saja yang ada pada diri kita— semata-mata demi kemuliaan Islam
dan kaum Muslim. [Buletin Kaffah_No. 052_05 Dzulhijjah 1439 H-17 Agustus 2018
M]
Karena itu dengan
meneladani cinta, ketaatan dan pengorbanan Nabiyullah Ibrahim AS dan Baginda
Rasulullah Saw., mari kita songsong kembali masa depan cerah peradaban umat
manusia di bawah naungan Islam. Tentu saat kita hidup dalam naungan sistem
Islam yang paripurna yakni dalam bingkai Khilafah Rasyidah Islamiyah, di bawah
ridha Allah SWT hingga Allah SWT pun berkenan curahkan rahmah dan berkah-Nya
dari langit dan bumi kepada kita.
Itulah makna hakiki
kurban tersebut. Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya
jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya
agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. "Kami
mendengar, dan kami patuh". Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."
(QS. An-Nuur: 51)
"Maka demi
Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikan engkau (Muhammad)
sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, (sehingga) kemudian
tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau
berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya." (QS. An-Nisaa': 65)
"Hanya kepada-Mu
(ya Allah) kami menyembah dan hanya kepada-Mu pula (ya Allah) kami memohon
pertolongan." (QS. Al-Fatihah: 5)
Wallahu a'lam bish shawab.[]
#KhalifahMeniadakanPerbedaan
#KitaButuhKhalifah
#IdulAdhaAlaNabi
#21IdulAdha
#MenujuKesatuanUmmat
@Selamat Hari Raya
Idul Adha 21 Agustus 2018/10 Dzulhijjah 1439 H []
@Zakariya al-Bantany
(artikel ini tanpa
tulisan Arabnya)
Ayat Al-Qur’an Yang Sering Kita Langgar
LENTERA KEBANGKITAN
Ayat Al-Qur’an Yang Sering Kita
Langgar
@Zakariya al-Bantany
Pada tahun 2007 yang
lalu, jelang Konferensi Khilafah Internasional (KKI) yang akan diselenggarakan
oleh Hizbut Tahrir Indonesia pada hari Ahad 12 Agustus 2007 di Stadion Gelora
Senayan Jakarta, yang direncanakan akan dihadiri oleh ratusan ribu umat Islam
dari berbagai penjuru Nusantara. Saat habis ta'lim, al-faqier berjumpa dengan guru saya yang bernama Buya KH.
Zulkifli Husin rahimahullah (wafat tahun
2010), beliau seorang Ulama NU kharismatik dan juga seorang pengurus komisi
Fatwa MUI di sebuah daerah di kota Palembang Sumatera Selatan.
Guru saya tersebut
dengan wajah berkaca-kaca-setelah beliau sebelumnya mencari tahu dan mengkaji
kebenaran Hizbut Tahrir bertahun-tahun sejak tahun 2005 dengan merujuk
sumber-sumber yang dikeluarkan langsung dari Hizbut Tahrir-pernah berkata
kepada al-faqier:
"Hizbut Tahrir
itu benar, Hizbut Tahrir itu mengamalkan ayat:
'Dan berpeganglah kamu
semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan
ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah)
bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena
nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang
neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.' (TQS. Ali
Imran: 103)
Kata beliau
melanjutkan: “Ayat inilah yang sering kita langgar. Apa yang diperjuangkan oleh
Hizbut Tahrir (yakni Khilafah sang pemersatu umat) itu berat sekali. Tapi saya
doakan Hizbut Tahrir semoga berhasil." Padahal beliau bukan aktivis HTI
tapi beliau seorang warga Nahdhiyin tulen dan Ulama NU tulen.
Betul sekali kata
Almarhum guru al-faqier tersebut. Ayat
tersebut adalah ayat yang paling sering kita langgar dari dulu hingga sekarang
sejak diruntuhkannya negara umat Islam yakni Khilafah Islam Utsmani yang
berpusat di Turki oleh Inggris melalui agen penjajahnya yakni seorang yahudi
yang bernama mustafa kamal attarturk laknatullahi
'alaihi pada tahun 1924 masehi.
Hingga umat Islam
berpecah-belah dan tercabik-cabik menjadi lebih dari 50 negara kecil-kecil
tanpa kekuatan dalam bentuk negara bangsa (nation
state) dengan paham sempit nan sesat nasionalisme dan mengadopsi
ideologi kufur warisan penjajah yakni demokrasi kapitalisme sekulerisme dan
sosialisme komunisme hingga umat Islam kian menjadi bulan-bulanan kaum kafir
penjajah barat dan timur hingga umat Islam kian bersimbah darah dan kian
merintih kesakitan yang tiada tara dan tanpa berkesudahan serta kian
terbelenggu dalam gurita imperialisme kapitalisme global.
Karena itulah akibat
tidak ada Khilafah maka umat Islam berpecah-belah dan kian terus terjajah
secara sistemik oleh kapitalisme global asing dan aseng.
Maka solusinya kita
harus merujuk dan mengamalkan kembali QS. Ali Imran: 103 tersebut sekaligus
merujuk dan mengamalkan seluruh isi Al-Qur’an dengan segera menegakkan kembali
Khilafah Islam sang pelaksana Syariah dan pemersatu umat sehingga umat Islam terbebas
dari belenggu penjajahan kapitalisme global asing dan aseng serta umat Islam
kembali menjadi satu umat dan satu negara sekaligus menjadi adidaya super power yang menebar rahmah dan berkah
bagi dunia dan alam semesta.
Wallahu a'lam bish shawab.[]
#UlamaBelaHTI
#HTIOnTheTrack
#ReturnTheKhilafah
#KhilafahTheRealSolution
[]
@Zakariya al-Bantany
(artikel ini tanpa
tulisan Arabnya)