Page

Usaha Kecil Terhimpit



Oleh: Wari Al-Bantany, Ketua Lajnah Khusus Pengusaha DPD I HTI Banten

Muslimpreneurs yang dirahmati Allah SWT, ada ungkapan baru yang terdengar di tengah masyarakat, yaitu ”Wong cilik dadi tambah cilik” (orang kecil jadi tambah kecil).

Ungkapan ini adalah gambaran dari sebuah realitas masyarakat. ”Wong cilik” adalah rakyat yang identik dengan kemiskinan, daya beli lemah, penghasilan rendah, pendidikan kurang serta kesehatan yang tidak terjamin.

Mereka dulu diperah suaranya saat kampanye, dengan janji-janji manis. Mereka menjadi primadona bagi semua partai politik. Namun, setelah berkuasa, ”wong cilik” jadi sasaran kebengisan penguasa. Mereka tambah susah karena BBM naik, listrik naik, gas naik, dan harga sembako melambung tinggi. Alhasil, ”wong cilik dadi tambah cilik”.

Mengokohkan Neoliberalisme

Kenaikan BBM, gas, sembako, dan listrik adalah buah dijalankannya mekanisme pasar murni yang menjadi ciri ekonomi neoliberal. Dengan dijalankannya sistem tersebut kenaikan harga BBM, gas, listrik bersifat dinamis mengikuti mekanisme pasar, seperti yang diungkapkan oleh vice president fuel marketing PT. Pertamina (Persero) Muhammad Iskandar. Ia menegaskan bahwa Pertamina tidak perlu meminta izin untuk menaikkan harga.

"Itu kan dulu (mesti minta izin). Tapi, sekarang semua dikembalikan sesuai dengan mekanisme yang sebenarnya. 'Rule of the game' yang diatur pemerintah adalah yang subsidi (3 kg). Yang tidak disubsidi kan tidak (perlu izin). Jadi, betul-betul kembali ke rule of the game,“ ucap Iskandar di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (2/4/2015).

Kalimat tersebut menegaskan kalau negara tidak lagi melayani rakyat tetapi menjadi pelayan bagi para investor dan pemodal asing (kapitalis). Negara berubah wajah menjadi pedagang yang mengejar keuntungan dari rakyatnya, sehingga rezim ini makin mengokohkan neoliberalisme.

Pedagang Kecil Terhimpit

Pedagang kecil yang memiliki keterbatasan modal sangat sulit memutar modalnya yang sudah sangat terbatas. Di samping itu ketidakmampuan mengelola usaha serta manajemen risiko yang sangat rendah menjadikan usaha kecil kembang kempis.
Tidak hanya itu, persaingan melawan para pemodal besar membuat mereka makin tidak berdaya, apalagi ketatnya persaingan usaha saat ini. Sewa tempat yang makin melangit dengan harga yang tidak rasional membuat mereka harus gigit jari, sehingga tidak bisa mendapatkan tempat usaha yang strategis. Belum lagi kompleksnya persoalan hidup membuat mereka menjadi tidak fokus dalam menjalankan usaha. Hal ini terjadi di semua bidang dan jenis usaha, baik eceran, grosir maupun industri rumahan.

Kebijakan rezim Jokowi menambah beban dan penderitaan rakyat, dengan ditariknya subsidi BBM secara otomatis memiliki efek domino berupa naiknya harga sembako, juga naiknya tarif dasar listrik serta diikuti kenaikan harga gas. Semakin sempurna sudah penderitaan rakyat, khususnya pedagang kecil.

Lawan Kezaliman

Muslimpreneurs, tidak terlalu berlebihan bila saya mengajak semua pedagang, baik kecil maupun besar untuk bersatu melawan kezaliman penguasa saat ini yang makin mengokohkan penjajahan kaum imperialis lewat ekonomi. Akibatnya, kriminalitas semakin meningkat disebabkan kemiskinan absolut dan gersangnya ruang spiritualitas di kalangan masyarakat yang makin sekuler. Semuanya karena sistem kapitalisme yang terbingkai rapi di negara ini.

Saat ini kita menyaksikan kebenaran dari apa yang telah disampaikan oleh Hizbut Tahrir akan adanya ancaman bagi negara ini yakni ancaman neoliberalisme dan imperialisme. Dan hari ini para penguasa kita telah menjadi agen-agen dari para imperialis AS dan sekutunya, sekaligus telah mengokohkan paham neoliberalisme yang menguntungkan para kapitalis dan semakin menyengsarakan rakyat.

Indonesia negara yang kaya raya tetapi rakyatnya menderita, makin sengsara dan jauh dari sejahtera. Untuk itu mari kita tolak segala kezaliman penguasa dan bersama Hizbut Tahrir memperjuangkan kembalinya Daulah Khilafah Islamiyah yang akan menyejahterakan rakyat dengan sistem syariah Islam yang diridhai oleh Allah SWT. Semoga Allah memberi jalan pada umat Islam untuk menegakkan Daulah Khilafah Islamiyah. Allahu Akbar! []

Sumber: Tabloid Media Umat edisi 150, Mei 2015
---