Page

Jika Istri Merasa Lebih Dari Suami



Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Ibu Pengasuh Rubrik Konsultasi Keluarga yang saya hormati, saya seorang ibu ingin bertanya, bagaimana menyikapinya, jika karakter istri lebih kuat dibanding suami. Misal dalam kecepatan berpikir ketika mengambil keputusan, kegesitan dalam mengambil langkah, untuk menambah pemasukan RT dan lain-lain. Terkadang kondisi ini membuat istri merasa lebih ‘superpower’ dibanding suami. Mohon solusinya. Syukron.

Wassalaamu 'alaikum Wr. Wb
FR - Tasik

Wa 'alaikumussalam Wr. Wb.

Ibu FR yang baik,

Sebagai sebuah ibadah, pernikahan memiliki sejumlah tujuan mulia. Memahami tujuan itu sangatlah penting guna menghindarkan pernikahan bergerak tak tentu arah yang akan membuatnya sia-sia tak bermakna. Menikah adalah menjalankan sunnah Nabi sesuai dengan fitrah manusia. Hikmah yang dapat diambil jika sunnah Nabi ini dijalankan adalah munculnya ketentraman jiwa. Dengan pernikahan akan tumbuhlah kecintaan, kasih sayang, dan kesatuan antara pasangan suami-isteri. Dengan pernikahan, keturunan umat manusia akan tetap berlangsung semakin banyak dan berkesinambungan. Pernikahan juga bertujuan untuk menjalin silaturahmi. Bertemunya suami istri akan dibarengi dengan bertemunya dua keluarga. Semestinya pernikahan juga diarahkan sebagai sarana untuk dakwah, amar ma'ruf nahi mungkar.

Ibu FR yang baik,

Dalam kehidupan rumah tangga, seringkali muncul persoalan relasi antara suami istri. Tidak mudah memang menyatukan dua orang pribadi yang berbeda, berasal dari latar belakang yang berbeda, yang memiliki kebiasaan, karakter, keinginan, yang berbeda pula. Keadaan ini jika tidak dihadapi dengan penuh kesabaran dan saling menghargai satu sama lainnya seringkali akan menimbulkan, ketidaknyamanan pada kedua belah pihak, suami dan istri. Seperti halnya persoalan yang Anda sampaikan. Ada kalanya memang istri memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan suami. Karenanya, sangatlah penting bagi setiap pasangan yang akan menikah untuk mempersiapkan pernikahannya dengan baik, sehingga dapat mengantisipasi segala sesuatu yang akan dihadapi dalam kehidupan rumah tangga.

Ibu FR yang baik,

Dalam kehidupan rumah tangga, ada hak dan kewajiban masing-masing yang semestinya dijalankan dan diterima. Keluarga sakinah hanya bisa dicapai bila pasangan suami istri dan anak-anak menyadari hakdan kewajiban masing-masing serta mampu melaksanakan semua itu dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.
Sakinah sesungguhnya hanyalah buah dari interaksi seluruh anggota keluarga yang dijalankan secara Islami. Tak terkecuali relasi antara suami dan istri. Layaknya dua orang "sahabat” yang harus tetap memperhatikan hak dan kewajibannya masing-masing. Ketika hak dan kewajibannya ini berjalan dengan sempurna maka masing-masing akan merasa nyaman dan tentram tinggal di dalam rumah. Rumah akan benar-benar dirasakan sebagai tempat yang memberikan ketenangan, kebahagiaan, kedamaian dan perlindungan, bukan sebaliknya keresahan, pertentangan dan keributan yang membuat para penghuninya tidak betah tinggal di sana.

Ibu FR yang baik,

Sehebat apapun istri dalam kehidupan rumah tangga, maka peran masing-masing tetap harus jelas. Kepemimpinan tetap harus berada di tangan suami. Ketika istri memiliki kemampuan lebih, tetaplah hormat kepada suami. Hindari melakukan hal-hal yang membuat suami merasa disepelekan terutama soal keuangan. Terkadang tanpa disadar istri yang lebih ”sukses" dari pasangannya merasa lebih berkuasa. Saat sikap tersebut muncul, di situlah mulai timbul konflik. Biarkan suami juga merasa memberikan kontribusi terhadap rumah tangga, jangan sampai muncul sikap merendahkan suami.
Tetaplah menghargai pendapat suami, sampaikan dengan lembut, sekiranya memang pendapatnya tidak tepat. Suami akan merasa tidak dihargai oleh istri jika pola komunikasi berubah, terutama ketika membahas keuangan rumah tangga. Jangan sampai istri merasa memimpin rumah tangga. Harus diingat, rumah tangga dipimpin oleh suami, bukan istri. Jika sudah merasa mampu melakukan semuanya sendiri, tetaplah mengingatkan bahwa suami adalah kepala rumah tangga.

”Kaum laki-laki itu adalah pemimpim kaum wanita, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” ( TQS. An-nisaa': 34)

Sumber: Tabloid Media Umat edisi 150, Mei 2015
---