Page

Celestial Entrepreneur (5) Belajar Dari Abu Bakar As-Shiddiq



Oleh: Fahmi Shadry, Anggota DPP Lajnah Khusus Pengusaha HTI, Pebisnis di bidang Digital Communication Technology

Abu Bakar As Shiddiq adalah sahabat Nabi SAW yang merupakan orang ketiga yang menerima dakwah Nabi Muhammad SAW. Ketika Rasulullah SAW menyampaikan dakwah kepada Abu Bakar, ia menyimak dengan cermat apa yang diucapkan Nabi Muhammad SAW. Tak sedikitpun keraguan ada di dalam dirinya. Ia yakin, perkataan itu benar karena Rasulullah SAW tidak pernah berbohong. Tanpa banyak cakap, Abu Bakar langsung bersyahadat. Rasulullah SAW terlihat gembira menyambut keIslaman Abu Bakar, sosok pengusaha sukses yang sangat dihormati di Makkah.

Ia telah dikenal oleh kaumnya sebagai orang mulia, berbudi luhur, dan selalu menolong orang lain. Sehingga banyak orang yang selalu mendatanginya baik untuk minta tolong maupun untuk keperluan bisnis. Dalam kesempatan baik seperti ini ia selalu mengajak teman akrabnya untuk masuk Islam. Sungguh luar biasa setelah satu minggu Abu Bakar masuk Islam, ada enam sahabat karibnya dari kalangan pengusaha yang juga masuk Islam, dengan sebab dakwahnya. Mereka juga termasuk enam dari 10 orang yang dijanjikan oleh Allah masuk Surga, yaitu 'Utsman bin Affan, Thalhah bin 'Ubaidillah, Zubair bin 'Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa'ad bin Abi Waqqash dan Abu 'Ubaidah bin Jarrah.

Abu Bakar sangat memperhatikan nasib orang lemah, kaum miskin dan para budak. Seperti diceritakan oleh Ibnu Katsir, berkaitan dengan firman Allah SWT, "Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka, yaitu orang yang mengeluarkan hartanya (di jalan Allah), untuk menyucikan jiwanya. Dan ia tidak mengharapkan balasan untuk kebaikannya, selain menghendaki wajah Tuhannya yang Mahatinggi. Dan pasti ia kelak mendapat Keridhaan” (TQS. al-Lail [92]: 17-21). Telah disebut oleh beberapa mufassir bahwa ayat tersebut menjelaskan tentang sikap Abu Bakar yang sangat spektakuler dalam memanivestasikan keimanan dan ketakwaannya melalui harta yang dimilikinya. Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Urwah bahwa Abu Bakar ra. telah memerdekakan tujuh orang budak yang disiksa oleh pemiliknya karena beriman kepada Allah SWT, termasuk di antaranya Bilal bin Rabah. Al-Hakim meriwayatkan dari Amir bin Abdullah bin Al Zubar dari bapaknya, bahwa Abu Quhafah, ayah Abu Bakar, berkata kepada Abu Bakar, "Aku lihat engkau memerdekakan budak-budak yang lemah. Anakku, sekiranya kau memerdekakan budak-budak yang kuat, pasti mereka akan membela dan mempertahankanmu.” Mendengar ucapan ayahnya, Abu bakar berkata, ”Ayah, aku hanya mengharapkan apa yang ada di sisi Allah.” Maka, turunlah ayat di atas yang membenarkan sikap Abu Bakar.

Abu Bakar merupakan sahabat Nabi yang turut menemani Rasulullah ketika berhijrah. Ia berkorban jiwa dan raga untuk melindungi Rasulullah selama perjalanan hijrah. Selain itu ia membawa hartanya sebanyak 6000 dirham perak (setara Rp420 juta) sebagai bekal berhijrah.

Pada suatu waktu ia pernah menginfakkan seluruh hartanya untuk dakwah Islam. Ketika Rasulullah SAW bertanya, ”Wahai Abu Bakar apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu”, ia menjawab singkat, ”Allah dan Rasulnya". Sikap ini yang membuat Umar bin Khattab tercengang ketika itu dirinya hanya sanggup menginfakkan separuh hartanya.

Ia adalah khalifah pertama setelah Rasulullah SAW wafat. Kecintaan Rasulullah SAW kepadanya dilukiskan dalam sabdanya, ”Andai kuambil kekasih di antara manusia pasti kujadikan Abu Bakar sebagai khalilku.”

Semoga kita bisa meneladani Abu Bakar As Shiddiq ra., seorang pengusaha Muslim generasi awal yang tunduk pada kebenaran Islam, bersedia berjuang jiwa raga dan hartanya demi tegaknya Islam di muka bumi. Semoga Allah memudahkan segala urusan kita dan memberikan keistiqamahan untuk terus berjuang menegakkan syariah dalam naungan khilafah. Aamiin. []

Sumber: Tabloid Media Umat edisi 186
---