Page

BAHAYANYA TIDAK TAHU ilmu agama Islam

 



Oleh: Zakariya al-Bantany







Tidak tahu itu adalah sebuah kegelapan dan kebodohan (kejahiliyahan). Serta sebuah malapetaka atau bencana dahsyat. Bagi seorang hamba dan bagi seluruh umat manusia.


Maka, orang yang tidak tahu itu sungguh bahaya dan dalam bahaya. Juga membahayakan orang lain, keluarga, masyarakat, agama dan negaranya.


Karena ketidaktahuannya, pada akhirnya ia merasa sudah benar. Hingga akhirnya ia tersesat dari jalan kebenaran, dan menjerumuskan orang lain dalam ketidakbenaran.


Serta, membawa fitnah dan kerusakan bagi keluarga, masyarakat, agama dan negaranya tersebut.


Oleh karena itulah, sebelum berkata dan sebelum berbuat. Kita itu wajib, harus pakai ilmu (pengetahuan) dan didasari ilmu (pengetahuan) terlebih dahulu.


Sebagaimana dijelaskan oleh Imam Bukhari rahimahullah:




العلم قبل القول و العمل




"Ilmu (pengetahuan dan pemahaman) itu sebelum berkata dan sebelum berbuat." [Al-'Ilmu, Shahih al-Bukhari].






Juga, Allah SWT pun telah menegaskan dalam firman-Nya:




وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُوْلاَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولاً




"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawabannya." (QS. Al-Isra’ : 36).





Ringkasnya, setelah menyebutkan pendapat para Salafush Shalih tentang ayat ini, imam Ibnu Katsir rahimahullah, berkata:


“Kesimpulan penjelasan yang mereka sebutkan adalah: bahwa Allah SWT melarang berbicara tanpa ilmu, yaitu (berbicara) hanya dengan prasangka yang merupakan perkiraan dan khayalan.” [Tafsir Al-Qur’an al-'Adzhîm, Surat Al-Isra’: 36].






Maka, bila kita tidak tahu atau belum tahu, dan belum punya ilmunya, maka diam itu lebih baik. Rasulullah Saw bersabda:




وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَــقُلْ خَــــيْرًا أَوْ لِيَـصـــمُــتْ




“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari). 





Dan yang terbaik pun, adalah bertanya dan belajarlah dengan ketawadhuan penuh adab. Kepada yang lebih tahu dan lebih paham atau ahli ilmu (para Alim).


Khususnya, bertanya dan belajar kepada Ulama-Mursyid yang faqih fiddin (menguasai Tsaqafah Islam) secara mendalam dan cemerlang. Serta menguasai dan sangat memahami secara mendalam dan cemerlang terhadap fakta (realitas) kehidupan.


Allah SWT berfirman:




فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ




“Bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” (QS. An-Nahl: 43).






Dan teruslah belajar dan belajar Islam agama kita ini. Secara mendalam dan cemerlang dari A sampai Z. Dari bab akidah, ibadah, akhlaq, hingga bab mu'amalah. Khususnya pula, bab siyasah/daulah (politik/negara): Khilafah (Imamah). Tiada hentinya belajar tersebut.


Karena juga, yang namanya belajar atau menuntut ilmu itu. Bagi seorang Muslim, itu hukumnya adalah wajib 'ain (fardhu 'ain).


Rasulullah Saw bersabda:




طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ على كل مُسْلِمٍ




“Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap Muslim.”(Shahih al-Jami': 3913).






أُطْلُبُ الْعِلْمَ مِنَ الْمَحْدِ إِلَى اللَّهْدِ




“Carilah ilmu dari buaian sampai liang lahat.”(HR. Muslim).






Rasulullah Saw pun bersabda:




مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ وَ مَنْ أَرَادَ ْالآخِرَةِ فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ وَ مَنْ أَرَادَ هُمَا فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ




"Barangsiapa yang menginginkan kehidupan dunia, maka ia harus memiliki ilmu, dan barang siapa yang menginginkan kehidupan akhirat maka itupun harus dengan ilmu, dan barang siapa yang menginginkan keduanya maka itu pun harus dengan ilmu." (HR. Thabrani).





Dengan belajar dan belajar tersebut. Itu pun, agar kita semakin tahu dan semakin paham dengan semua ajaran Islam. Khususnya, perkara akidah dan hukum Syariah.


Sehingga, kita menjadi tahu serta paham mana yang boleh dan mana yang tidak boleh, mana yang baik dan mana yang buruk. Mana yang haram dan mana yang halal. Serta mana pahala dan mana dosa, atau mana yang surga dan mana yang neraka.


Dan juga agar kita pun tahu dan paham, secara mendalam dan cemerlang pula. Dengan segala urusan dan realitas (fakta) kehidupan. Serta, segala problematikanya dan solusinya menurut Islam.


Daripada kita nyinyir, bully dan komentar negatif terhadap ajaran Islam agama kita sendiri dan sesama Muslim saudara kita sendiri. Serta sok pintar, atau pun asbun alias asal bunyi. Yang justru malah itu semakin menambah banyaknya dosa kita saja.


Itulah, kenapa kita itu wajib hukumnya mengawali segala sesuatu perkataan, perbuatan dan termasuk pula komentar kita, pilihan hidup kita. Termasuk mimpi kita atau cita-cita kita, maupun tujuan hidup kita, dengan ilmu (pengetahuan dan pemahaman) ?!


Agar kita itu tidak salah jalan dan jalan salah, atau agar kita itu tidak salah paham dan paham salah. Serta pula agar kita pun tidak gagal paham dan paham gagal, maupun agar kita itu tidak sesat dan menyesatkan.


Juga, biar kita itu tidak asbun alias asal bunyi doang. Dan agar pula kita itu tidak rusak, tidak makin rusak dan merusak. Serta, agar kita tidak terus-menerus dalam kemaksiatan dan dosa.


Karena, kita itu bakal mati dan juga setiap perkataan, beserta perbuatan kita tersebut. Termasuk pula, komentar dan pilihan hidup kita. Baik atau pun buruknya, dan besar atau pun kecilnya.


Semuanya itu akan dihisab atau dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah SWT, kelak di Yaumil Hisab. 


Allah SWT berfirman:




كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ




“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan kematian.” (QS. Ali Imran: 185).






Allah SWT pun berfirman:




يَوْمَىِٕذٍ يَّصْدُرُ النَّاسُ اَشْتَاتًا ەۙ لِّيُرَوْا اَعْمَالَهُمْۗ




“Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan berkelompok-kelompok, untuk diperlihatkan kepada mereka (balasan) semua perbuatannya."




فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ




“Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.”




وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ




“Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (QS. Al-Zalzalah: 6-8).






Di Yaumil Hisab kelak kita dihisab atau diadili oleh Allah, hanya pakai cara hukum-hukum Allah atau Syariah-Nya semata. Bukan pakai cara hukum Pancasila, demokrasi, liberal, komunis, ataupun hukum kufur jahiliyah lainnya.


Dan setelah dihisab di Yaumil Hisab kelak. Balasannya hanya ada dua pilihan di Akhirat nanti, yakni surga ataukah justru di neraka.


Itulah, yang akan menentukan nasib masa depan kita di Akhirat. Apakah kita akan dimasukkan ke dalam surga (jannah) oleh Allah SWT ?!.


Ataukah justru sebaliknya Allah akan memasukkan dan melemparkan kita ke dalam neraka. Minimal berabad-abad lamanya, atau maksimal selama-lamanya. Na'udzubillahi mindzalik.


Bila seorang hamba yang beriman ditimbang lebih banyak amal shalihnya, maka positif ia bakal ke surga.


Allah SWT berfirman:




وَمَنْ يَأْتِهِ مُؤْمِنًا قَدْ عَمِلَ الصَّالِحَاتِ فَأُولَئِكَ لَهُمُ الدَّرَجَاتُ الْعُلَى جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ جَزَاءُ مَنْ تَزَكَّى




“Dan barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh telah beramal shalih, maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang tinggi (mulia), (yaitu) surga-surga ‘Adn yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Dan itu adalah balasan bagi orang yang bersih (dari kekafiran dan kemaksiatan).” (QS. Thaha: 75-76).






Rasulullah Saw pun bersabda:




إنَّ في الجنةِ مائةَ درجةٍ ، أعدَّها اللهُ للمجاهدين في سبيلِه ، كلُّ درجتيْنِ ما بينهما كما بين السماءِ والأرضِ ، فإذا سألتم اللهَ فسلُوهُ الفردوسَ ، فإنَّهُ أوسطُ الجنةِ ، وأعلى الجنةِ ، وفوقَه عرشُ الرحمنِ ، ومنه تَفجَّرُ أنهارُ الجنةِ




“Surga itu ada 100 tingkatan, yang dipersiapkan oleh Allah untuk para Mujahid di jalan Allah. Jarak antara dua surga yang berdekatan sejauh jarak langit dan bumi. Dan jika kalian meminta kepada Allah, mintalah surga Firdaus, karena itulah surga yang paling tengah dan paling tinggi yang di atasnya terdapat Arsy milik Ar-Rahman, darinya pula (Firdaus) bercabang sungai-sungai surga.” (HR. Al-Bukhari, No. 2790).






Sebaliknya bila ia ditimbang ternyata lebih banyak amal salah dan amal thalih (buruk)-nya. Maka, positif ia bakal ke neraka minimal berabad-abad lamanya bagi Muslim yang banyak maksiatnya. Dan maksimal kekal selama-lamanya di neraka bagi orang-orang kafir dan munafik. Allah SWT berfirman:




وَعَدَ اللَّهُ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْكُفَّارَ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ هِيَ حَسْبُهُمْ ۚ وَلَعَنَهُمُ اللَّهُ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ مُقِيمٌ




“Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah melaknati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal.” (QS. At-Taubah: 68).






Nabi Saw pun bersabda:




أَمَّا أَهْلُ النَّارِ الَّذِينَ هُمْ أَهْلُهَا فَإِنَّهُمْ لَا يَمُوتُونَ فِيهَا وَلَا يَحْيَوْنَ وَلَكِنْ نَاسٌ أَصَابَتْهُمُ النَّارُ بِذُنُوبِهِمْ أَوْ قَالَ بِخَطَايَاهُمْ فَأَمَاتَهُمْ إِمَاتَةً حَتَّى إِذَا كَانُوا فَحْمًا أُذِنَ بِالشَّفَاعَةِ فَجِيءَ بِهِمْ ضَبَائِرَ ضَبَائِرَ فَبُثُّوا عَلَى أَنْهَارِ الْجَنَّةِ ثُمَّ قِيلَ يَا أَهْلَ الْجَنَّةِ أَفِيضُوا عَلَيْهِمْ فَيَنْبُتُونَ نَبَاتَ الْحِبَّةِ تَكُونُ فِي حَمِيلِ السَّيْلِ فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ الْقَوْمِ كَأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ كَانَ بِالْبَادِيَةِ




“Adapun ahli neraka yang mereka merupakan penduduknya, maka sesungguhnya mereka tidak akan mati di dalam neraka dan tidak akan hidup. Tetapi orang-orang yang dibakar oleh neraka dengan sebab dosa-dosa mereka, maka Dia (Allah) mematikan mereka. Sehingga apabila mereka telah menjadi arang, diberi izin mendapatkan syafa’at. Maka mereka didatangkan dalam keadaan kelompok-kelompok yang berserakan. Lalu mereka ditebarkan di sungai-sungai surga, kemudian dikatakan: “Wahai penduduk surga tuangkan (air) kepada mereka!” Maka mereka pun tumbuh sebagaimana tumbuhnya bijian yang ada pada aliran air.” (HR. Muslim, No. 185).






Itulah, sangat bahayanya bila kita tidak tahu. Dan disinilah juga pentingnya kita tahu dan paham. Dengan belajar dan terus belajar Islam agama kita ini, dari A sampai Z secara mendalam dan cemerlang. Agar kita selamat dan bahagia dunia dan Akhirat.


Sebagaimana doa sapu jagat, yang sering kita baca. Dan sering kita panjatkan kepada Allah SWT, minimal sehabis shalat 5 waktu:




رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ




"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di Akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka." Aaamiin.






Wallahu a'lam bish shawab. []