Page

Militansi Muslimah Pejuang



Para feminis begitu militan memperjuangkan kesetaraan gender. Isu yang diusung sejak abad 16-18 M itu tak pernah berhenti digelindingkan. Berbagai cara dilakukan, baik secara personal maupun jalur struktural. Baik dengan cara elegan, maupun cara menjijikkan, seperti menelanjangi tubuh-tubuh perempuan itu sendiri.

Termasuk melalui PBB -sebagai kepanjangan tangan pengemban ideologi kapitalisme- yang tak henti memaksakan isu gender ke berbagai negeri Islam. Menyerang nilai-nilai mulia yang dibawa Islam. Menuduhnya pengekang Perempuan. Padahal tanpa perlu mengusung persamaan, perempuan Islam sangat mulia.

Nah, sebagai Muslimah, jangan sampai kalah militan dibanding para pejuang feminis. Agar para perempuan kian mengenal Islam lebih dalam. Mencintai dan membutuhkan Islam, sebagai penjamin hak-hak dan pelindung kaum perempuan. Maka, tunjukkan militansi sebagai pejuang Muslimah dengan cara sebagai berikut:

1. Militan dalam mencari ilmu dan mengasah skill

Tak pernah berhenti belajar, mencari tahu, menggeluti buku, mendatangi guru, menyampaikan dan menyebarkan ilmu. Banyak ilmu menghindarkan kebodohan. Menjauhkan diri dari informasi yang penuh kebohongan. Tiap manusia punya potensi, talent, bakat dan kemampuan terpendam. Keluarkan dan asah. Sebagai pejuang, harus militan mengasah kemampuan. Teknik menyampaikan pendapat, berbicara di depan umum, multimedia, menulis, keorganisasian dan sebagainya.

2. Militan dalam mengkaji Islam

Jadikan halaqah sebagai prioritas. Selalu hadir, kecuali alasan syar'i. Antusias siapapun gurunya. Berusaha aktif menghidupkan kajian. Ikhlas menyediakan fasilitas yang dibutuhkan.

3. Sabar menghadapi ujian

Muslimah selalu sabar dan mencari pemecahan dengan serius jika memiliki kelemahan fisik, keterbatasan materi, dan gangguan-gangguan domestik yang terkadang membuat mager alias malas gerak. Tidak pede, lokasi jauh, boros ongkos, anak rewel, dan segala hambatan harus selalu dicari solusi. Meminjam istilah motivator, berubahlah terus ke arah lebih baik, meski satu persen sehari.

4. Saling tolong menang dan silaturahmi

Antar pejuang Muslimah saling menyayangi, peduli dan tolong-menolong. Tak segan memberikan bantuan, rela dimintai bantuan, empati terhadap yang membutuhkan dan tahu diri pada tempatnya. Tidak bermaksud membebani teman, sebaliknya selalu ingin meringankan.

5. Militan dalam mengatur waktu

Jatah hidup berkurang sangat cepat. Hari-hari berlalu tanpa menunggu. Buat agenda detail tentang aktivitas harian. Senin, Selasa hingga Ahad usahakan selalu full agenda. Tidak ada kata santai atau nanti-nanti saja. Manajemen waktu membuat usia kian berguna.

6. Militan dalam berkorban

Kontribusi dalam perjuangan bisa dalam bentuk pikiran, tenaga fisik atau materi. Jika bukan tipe konseptor yang tak bisa memberi saran-saran terbaik untuk jalan dakwah, silakan korbankan fisik. Jika fisik pun lemah tak berdaya karena sakit-sakitan, bagaimana jika berkorban harta? Jika miskin pula, tak bisa menyumbang harta bagaimana? Militanlah dalam ibadah, doa dan beramal saleh. Jika tak bisa juga? Mungkin karena nyawa sudah tak di badan. []kholda

Sumber: Tabloid Media Umat edisi 193
---