Page

Apa Puasa Tak Boleh Kritik Penguasa?


Katanyaa PUASA NDAK BOLEH KRITIK JOKOWI

Assalamualaikum..
Ini salah satu klaim dari Koordinator Pemuda Aswaja. Namanya Nur Khalim. Dia ngomong begini kepada suaranasional, Jumat 26-05-2017
“Puasa akan sia-sia tidak dapat pahala ketika di bulan Ramadhan cuma menggunjing termasuk mengkritik dan menjelekkan pemerintahan Jokowi. Bulan puasa harus banyak melakukan ibadah. Baca Al Quran, tarawih, termasuk kerja itu ibadah.."

Huhuy! Semenjak kapan puasa ndak boleh kritik penguasa? Dalilnya opo toh pak?
Emang sih om, bulan puasa ntuh harus banyak-banyak ibadah, baca quran dan tarawih. Tapi kok di persempitkan area amalannya?

Gini pak, biar anda ndak gagal fokus, maksud saya, biar anda ntuh ndak gagal paham, ta kasih contoh ringan yang mudah di pahami.
Kalau di bulan puasa, trus ada yang berzina di depan rumah anda. Apa ndak boleh di kritik?
Seandainya, istri anda buka aurat saat bulan puasa, atau anak anda berantem dengan anak tetangga, apa ndak boleh di kritik atau dinasehati?

Umpamanya, kalau tetangga anda berjudi dan mabuk-mabukkan di lingkungan anda saat puasa, apa ndak boleh di nasehati atau mengkritik perbuatannya itu?
Jika anda bilang " Boleh " apakah mengurangi pahala puasa anda? Tentu ndakkan? Justru pahalanya berlipat ganda toh, karna di bulan puasa anda sedang menjalani printah yang di wajibkan oleh Allah swt. Yaitu Dakwah! Atau Amar ma'ruf nahyi mungkar.

Nah kalau anda jawabnya " Ndak boleh " mengkritik penguasa atau dinasehati atau di dakwahi jokowi. Justru puasa anda itu yang ndak berpahala, karna membiarkan kemungkaran yang terlihat di depan mata anda. Sebab membiarkan atau mendiamkan kemungkan itu adalah kemungkaran yang sebenarannya.

Nabi saw bersabda:
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, hendaknya kalian benar-benar mengajak kepada yang ma’ruf dan benar-benar mencegah dari yang munkar atau jika tidak, niscaya Allah akan mengirimkan hukuman/siksa kepada kalian sebab keengganan kalian tersebut, kemudian kalian berdo’a kepada-Nya namun do’a kalian tidak lagi dikabulkan.” (HR. Tirmidzi dari Hudzaifah ibn al-Yaman, hadits no. 2095)

Hadist ini bentuknya umum, ndak di tentukan waktu dan tempatnya. Mau bulan puasa kek, bukan bulan puasa kek, mau rakyat jelata kek, mau penguasa kek. Wajib mencegah kedzaliman, kemaksiatan dan kemungkaran. Jika anda ndak melakukannya. Monggo, telan ntuh hadist di atas.
Justru di bulan puasa seperti ini lah kita giat mendakwahkan islam, mengkritik kebijakan penguasa, amar ma'ruf nahyi mungkar harus di tingkatkan berlipat ganda, biar pahalanya banyak.
Waktu Rasulullah, sahabat nabi dan para khalifah dulu kala. Saat puasa gini mereka gencar mendakwahkan islam, membongkar konspirasi bahkan berjihad untuk membebaskan manusia-manusia yang tertindas oleh penguasa dzalim.

Tercatatlah sejumlah peristiwa penting di bulan suci ini:
Perang Badar Kubra yang terjadi pada tanggal 17 Ramadhan 2 H/14 Maret 624 M.
Pembebasan Kota Makkah, dan jatuhnya kota suci ini ke tangan kaum Muslim tanpa darah, pada bulan Ramadhan 8 H/630 M.

Pengiriman Detasemen Sa’ad bin al-Asyhali untuk menghancurkan berhala Manat, pada tanggal 24 Ramadhan 8 H/630 M. Juga Detasemen Khalid bin al-Walid untuk menghancurkan berhala Uzza, pada tanggal 25 Ramadhan 8 H/630 M. Juga Detasemen ‘Amru bin al-‘Ash untuk menghancurkan berhala Sawa’, pada bulan dan tahun yang sama.

Perang Buwaib, kalum Muslim melawan bangsa Persia, di bawah pimpinan al-Mustni bin Haritsah, pada hari-hari terakhir bulan Ramadhan 13 H/633 M.
Dimulainya pengepungan Benteng Babilonia Mesir oleh tentara ‘Amr bin al-‘Ash pada akhir bulan Ramadhan 19 H/640 M.

Semenanjung Rodesia dikuasai oleh kaum Muslim pada zaman Khalifah Mu’awiyah bin Abi Sufyan, pada Ramadhan 53 H/674 M.
Penumpasan pasukan Bughat al-Mukhtar bin ‘Ubaid, pimpinan Sekte Khawarij, dan terbunuhnya sang pemimpin, tanggal 14 Ramadhan 67 H/687 M.

Pasukan Tharif bin Malik, dari Khilafah ‘Amawiyyah, tiba di pesisir Pantai Spanyol pada bulan Ramadhan 91 H/710 M.
Perang Balath as-Syuhada’, pada zaman Khalifah Hisyam bin ‘Abdul Malik, antara kaum Muslim dengan bangsa Perancis. Disebut Balath as-Syuhada’, karena banyaknya kaum Muslim yang gugur sebagai syuhada’. Tepatnya pada bulan Ramadhan 114 H/732 M.

Kemenangan Shalahuddin al-Ayyubi terhadap pasukan kaum Salib pada bulan Ramadhan 584 H.
Malik al-‘Adil telah berhasil menghalau kosentrasi pasukan kaum Salib di Kota Shuwar pada bulan Ramadhan tahun 595 H.
Proklamasi kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Portugis, Belanda, Inggris dan Jepang tanggal 17 Agustus 1945 M/17 Ramadhan 1367 H.
Nah, siapa bilang aktivitas bulan puasa hanya untuk ibadah mahdah saja? Siapa bilang bilang di bulan puasa mengkritik kebijakan jokowi yang menyengsarakan rakyat mengurangi pahala puasa? Hanya orang yang gagal paham dan miskin ke ilmuan yang berkata demikian.

Bagaimana mungkin mengkritik kedzaliman, mendakwahkan kebenaran, menasehati atau amar ma'ruf nahyi mungkar di bulan puasa di sebutkan ndak berpahala? Dalilmu opo toh kang.. kang..!?
Trus, kalau pemerintah jual aset negara saat bulan puasa dibiarin gitu? Kalau pejabat negara korupsi di bulan puasa di biarin gitu? Ini yang saya sebut Men Sekularisasikan Ramadhan. Satu sisi anda berpuasa, satu sisinya lagi anda membiarkan kedzaliman penguasa. Anda waras!?
Jadi jangan samakan fakta menggunjing dan mengKritik. Keduanya memang terlihat sama, namun hukum dan dalilnya berbeda.

Pepatah klasik mengatakan:
Membiarkan kejahatan di depan mata adalah kejahatan sesungguhnya.
Membiarkan kedzaliman adalah kedzaliman itu sendiri.
Mendiamkan kemaksiatan adalah setan yang bisu.
Camkan ini pak!
#AdiRevolter

sumber: fb