Page

Berjuang Membela Islam


 

 
Ulama dan Tokoh yang hadir dibuat bergetar dan semangat oleh para ulama yang pesan yang berbobot dengan penguatan argumentasi terhadap kewajiban menerapkan syariah dan khilafah serta haramnya bertahkim dengan hukum kufur seperti demokrasi sekarang ini.

Terlebih saat KH. Muhyidin menyampaikan tausiyahnya dihadapan 300 peserta yang hadir malam itu disambut oleh pekikan takbir. Tausiyah yang tegas dan lugas semakin menggumpalkan keyakinan para ulama dan tokoh umat yang hadir semakin siap berjuang bersama menegakkan Khilafah.

Sumedang (1/9), Aula PUSDAI Sumedang, minggu 1 September 2013, lain dari biasanya. Sekeliling kompleks dihiasi bendera ar-royyah. Pagi itu, HTI DPD II Sumedang mengadakan silaturrahmi dengan para ulama dan tokoh masyarakat, dalam kegiatan “Liqo Syawal HTI DPD II Sumedang 1434H Bersama Ulama”. Hadir dalam kegiatan tersebut sekitar 300-an peserta, sehingga ruangan tampak penuh.
Antusias peserta dari kalangan ulama terlihat, dengan telah datangnya peserta sebelum pukul 08.00 WIB. Acara dibuka oleh MC, yaitu KH. Deni Fuad Amin, yang merupakan aktivis Hizbut Tahrir Indonesia yang juga sebagai Pimpinan Ponpes Nurul Mujahidin, Tanjung Sari, Sumedang. Dilanjutkan pembacaan Ayat suci Al-Quran, oleh ustadz Ahid. Setelah itu, KH. Al-Hafidz Ali Bayanullah, Pimpinan Ponpes dan Majlis Taklim wal Tahfidzil Quran Darul Bayan, Citeureup dan juga aktif sebagai Pengurus HTI DPD I Jawa Barat, membacakan kalimatul takdim, mengajak para peserta untuk istiqomah dan terus berjuang untuk kebangkitan islam dengan tegaknya Syariah dan Khilafah.


Hingga akhirnya pertemun-pertemuan berikutnya Abah Entus mulai memberi respon yang tidak pernah diduga-duga. Sambutan hangat begitu terasa. Bahkan, respon positif terhadap apa yang disampaikan begitu lugas, jelas, dan penuh keikhlasan. “Abah lihat, Hizbut Tahrir tidak mengiming-imingi sesuatu. Abah perhatikan, apa yang diperjuangkan adalah sesuatu yang benar. Yang haq. Abah tidak ragu lagi, perjuangan Hibut Tahrir adalah perjuangan kami, ya perjuangan Abah,” ujarnya tegas, kala itu.

Dan, setelah Muktamar Khilafah digelar, semangat perjuangan begitu terlihat. Bahkan pasca Muktamar, ia mengikuti pertemuan dengan para pembicara hingga dini hari. Meski tiba di rumahnya pukul 04.00 WIB subuh, Abah Entus tetap terlihat semangat. Derai senyum yang diiringi salam perjuangan itu terasa mengalir. “Abah akan ikut berjuang,” tegasnya, menutup salam perpisahan.


Syeikh Hasan seorang ulama dari al-Azhar Mesir yang kini telah bergabung dengan Hizbut-Tahrir: beliau mengatakan pada saat Muktamar Khilafah di Jakarta tanggal 2 Juni 2013:

“Saya telah hidup bertahun-tahun,Saya telah banyak bepergian, dan saya telah bertemu dengan ulama di banyak negeri,saya mencari jalan yang lurus dan jalan yang benar yang bisa menghantarkan kepada kebahagianku di Dunia dan Akhirat. Namun saya tidak menemukan yang bisa menyegarkan kehausan saya dan bisa menerangi jalan hidup saya. Kemudian dengan kehendak Allah sy mendengar dan menyaksikan sebuah acara TV yang berjudul “Tsumma Takuunul Khilaafah” yang diselengarakan oleh Hizbut-Tahrir (Mesir). Pada saat itu saya meyakini bahwa tidak ada keberuntungan, tidak ada kesuksesan dan tidak ada kebahagian kecuali dengan mengikuiti jalan ini (jalan dakwah Hizbut-Tahrir) yang telah digariskan untuk kita oleh Rasulullah SAW. Maka saya-pun bersegera bergabung dengan mereka (para aktifis Hizbut-Tahrir),saya bertemu dengan mereka. Pada saat itu saya meyakini bahwa Allah telah memberikan nikmat kepada saya dengan dua kelahiran. Yang pertama adalah hari di saat saya dilahirkan dari rahim Ibu, dan yang kedua adalah hari di saat Allah memulyakan saya dengan bisa berjuang bersama hizbut-tahrir untuk mengembalikan Khilafah Rasyidah alaa Minhaajin Nubuwwah”


Dari aspek manajemen, pendidikan di dalam Islam bebas biaya, tersedianya sarana prasarana, guru berkualitas, serta penyiapan orang tua yang berkualitas. Ini tentu tidak bisa berdiri sendiri, tapi harus ditopang dengan sistem ekonomi yang harus diterapkan oleh negara. Di samping juga didukung dengan ibu yang cerdas, menanamkan ketaatan, solusi hidup dan kepedulian terhadap masa depan umat. “Stop kehancuran generasi, wujudkan generasi cemerlang dengan Khilafah,” katanya.

MHTI senantiasa mengajak umat Islam dalam mewujudkan kembali tegaknya Khilafah. Dalam akhir sesi sebagian peserta telah sepakat untuk turut berjuang bersama Hizbut Tahrir. Mereka juga merindukan tegaknya kembali sistem Khilafah yang akan mampu melahirkan generasi cemerlang dambaan umat.

Dalam pemaparannya di acara Dirosah Syar’iyyah Khoshshoh (DSK) Ulama, Arif B Iskandar menegaskan kepada hadirin bahwa ulama wajib bergabung dengan jama’ah yang berjuang untuk tegaknya Syariah dan Khilafah serta berjuang untuk menegakkannya sebagaimana dalil syar’i telah menjelaskannya. Acara bulanan yang diselenggarakan oleh Lajnah Khusus Ulama (LKU) DPD II HTI Kota Bogor ini bertempat di gedung LIPI, Jl. Ir.H Juanda Bogor ini dihadiri oleh puluhan ulama pimpinan pondok pesantren dan majelis se-Kota Bogor.

Dalam kesempatan itu juga, hadirin diajak untuk mengikuti perhelatan akbar, Muktamar Khilafah (MK) 2013, yang diselenggarakan di berbagai kota di Indonesia dan puncaknya di Jakarta pada tanggal 2 Juni 2013 nanti. Alhamdulillah, para ulama dan asatidz yang hadir siap ikut berjuang bersama Hizbut Tahrir berjuang menegakkan Syariah dan Khilafah, juga bersemangat akan mengikuti acara MK dan mengajak serta keluarga serta jamaahnya. Allahu Akbar!