Page

KITA MUSLIM YANG SATU



Oleh: Zakariya al-Bantany







Kita adalah Mukmin, Mukmin adalah Muslim, dan kita Muslim adalah umat Islam. Umat Islam itu adalah bersaudara yang satu tubuh, dan satu jiwa. Serta satu pemikiran dan satu perasaan, yang diikat oleh satu akidah pula, yaitu akidah Islam. 


Karena itulah, pada hakikatnya umat Islam yang diikat oleh akidah Islam tersebut. Apapun suku, bangsa, warna kulit dan mazhab, maupun harakah dakwahnya. Adalah sejatinya mereka bersaudara yaitu saudara seakidah, seiman dan se-Muslim. 


Umat Islam itu memiliki fitrah berupa ruh berjama'ah atau syu'ur jama'i. Yang artinya, itulah yang disebut bahwasanya umat Islam itu pada hakikatnya. Adalah satu tubuh, satu jiwa, satu pemikiran dan satu perasaan. Serta satu-kesatuan yang tak terpisahkan. 


Dan umat Islam itu, tidak akan bisa hidup sebatang kara, atau hidup dalam kelompok-kelompok kecil. Serta tidak akan bisa hidup dalam keterpecahan dan perpecahan. Sebab, secara alamiahnya dan fitrahnya, umat Islam itu saling membutuhkan antar satu sama lainnya. 


Karena itu, umat Islam dalam memenuhi nalurinya (gharizah). Baik naluri beragama, naluri mempertahankan hidupnya, maupun naluri melanjutkan keturunan. Dan dalam memenuhi kebutuhan pokoknya (hajatul 'udhawiyah). Maka, sebuah keniscayaan umat Islam itu pasti akan berinteraksi antar satu sama lainnya. 


Mereka pun, mestilah bergaul dan berkumpul bersama-sama. Serta dengan dorongan akidah Islam atau mabda' (ideologi) Islam, yang sudah mengkristal (ber-mutajasad) di dalam benak umat Islam tersebut. 


Maka, mereka pun secara alamiah akan bersatu membentuk barisan jama'ah yang lebih besar nan kokoh. Dan mereka pun akan saling menjaga, serta saling membela, dan saling melindungi. 


Bahkan, umat Islam itu pun akan saling mencintai dan saling menyayangi karena Allah. Sebagai bukti ketaatan dan kecintaan, serta loyalitas mereka kepada Allah dan Rasul-Nya, serta juga kepada Islam itu sendiri. 


Oleh karena itulah, sesungguhnya kita umat Islam adalah Muslim yang satu, yaitu satu umat dan umat yang satu. Yakni, umat Islam yang notabene adalah umatnya Nabi Muhammad Saw. 


Yang dijuluki "Khairu Ummah ukhrijat linnaas (umat yang terbaik yang dilahirkan untuk umat manusia)". Untuk menebar Islam rahmatan lil 'alamin, yang menebar rahmah dan berkah bagi seluruh penjuru alam. 


Jadi, kita Muslim yang satu itu adalah satu akidah, satu ideologi, satu agama, satu Nabi, satu kiblat, satu aturan, satu hukum, satu bendera, satu negara dan satu kepemimpinan. Bahkan, umat Islam itu pun sesungguhnya satu sejarah asal-usul jati dirinya. Allah SWT berfirman:



كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ وَأَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ ۚ وَمَا اخْتَلَفَ فِيهِ إِلَّا الَّذِينَ أُوتُوهُ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ ۖ فَهَدَى اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِهِ ۗ وَاللَّهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ



"Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus." (QS. Al-Baqarah: 213).





Dan juga kita umat Islam, sebagai Mukmin ataupun sebagai Muslim yang satu itu. Benar-benar bagaikan satu bangunan yang kokoh, dan saling mengokohkan pula satu sama lainnya. 


Dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Saw, beliau bersabda:



«الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا» وَشَبَّكَ أَصَابِعَهُ



“Orang Mukmin yang satu dengan Mukmin yang lain bagaikan satu bangunan, satu dengan yang lainnya saling mengokohkan.’ Kemudian beliau menganyam jari-jemarinya.” (HR. Bukhari dan Muslim).





Dalam hadits An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Saw, beliau bersabda:



«مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى



“Orang-orang Mukmin dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya)’.” (HR. Bukhari dan Muslim).





Dalam hadits Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Saw, beliau bersabda:



«إِنَّ الْمُؤْمِنَ مِنْ أَهْلِ الْإِيمَانِ بِمَنْزِلَةِ الرَّأْسِ مِنَ الْجَسَدِ يَأْلَمُ الْمُؤْمِنُ لِأَهْلِ الْإِيمَانِ كَمَا يَأْلَمُ الْجَسَدُ لِمَا فِي الرَّأْسِ



“Orang Mukmin bagi ahli iman seperti kedudukan kepala bagi tubuh, rasa sakit seorang mukmin bagi ahli iman seperti tubuh merasa sakit karena (penyakit) yang ada di kepala.” (HR. Ahmad).





عَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ ” رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ



Dari Abu Hamzah Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, pembantu Rasulullah Saw dari Nabi Saw bersabda: “Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim).





Rasulullah Saw pun bersabda:



الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ، وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللهُ فِي حَاجَتِهِ، وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرُبَاتِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ



“Seorang Muslim itu saudara bagi Muslim yang lainnya. Dia tidak akan mendzhaliminya dan tidak akan pula menyerahkannya kepada orang yang hendak menyakitinya. Barangsiapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya, maka Allah akan memenuhi pula kebutuhannya. Barangsiapa yang melapangkan kesulitan seorang Muslim, niscaya Allah akan melapangkan pula kesulitan-kesulitannya di Hari Kiamat. Dan barangsiapa yang menutupi kesalahan seorang Muslim, niscaya Allah akan menutupi pula kesalahannya kelak di Hari Kiamat." (HR. Bukhari no. 2442, Muslim no. 2580, Ahmad no. 5646, Abu Dawud no. 4893, at-Tirmidzi no. 1426; dari Abdullah bin ‘Umar radliyallahu ‘anhuma).





عَنْ أبْنِ عُمَرَ رَضِى الله عَنْه قَالَ: قَالَ رَسُوْلَ اللهِ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ: الْمُسْلِمُ أَخُوْ الْمُسْلِمِ لا يَضْلِمُهُ ولايخذله وَلا يُسْلِمُهُ



Diriwayatkan dari Ibnu Umar, beliau berkata: "Rasulullah Saw bersabda: Seorang Muslim itu adalah saudara Muslim yang lain. Oleh sebab itu, jangan  mendzhalimi dan meremehkannya dan jangan pula menyakitinya." (HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim)... 



... Harusnya, sudah sepatutnyalah kita sebagai umat Islam itu akur dan guyub. Serta wajib kembali bersatu dan istiqamah sedulur saklawase dari dunia hingga akhirat. 


Dan kita umat Islam pun, sebagai Muslim yang satu harusnya tidak boleh berpecah-belah. Seperti buih di atas lautan yang dihempas gelombang ombak lautan. Ataupun, seperti banyaknya batang lidi yang berserakan di lantai, tanpa simpul ikatan yang mengikatnya. 


Kita sebagai Muslim yang satu. Justru harusnya, seperti banyaknya batang lidi yang terikat kuat nan kokoh dalam sebuah simpul ikatan. Dan juga, seperti kawanan jutaan hingga milyaran ikan teri, yang bersatu dalam sistem formasi kawanan raksasa ikan teri di tengah kedalaman samudera. Hingga ditakuti oleh ikan-ikan predator yang hendak memangsanya. 


Oleh karena itulah, Allah SWT telah melarang kita untuk berpecah-belah dan saling bermusuhan. Allah SWT berfirman:



وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ



"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk." (QS. Ali Imran: 103).





Jadi, saudaraku umat Islam dimana pun kalian berada! Sungguh, bila kita Muslim yang satu ini kembali bersatu. Dalam ikatan simpul akidah Islam yang satu. 


Maka, niscaya kita akan kembali bersatu teguh dan menjadi kokoh. Serta bisa kembali menjelma, menjadi satu adidaya raksasa super power "Khalifatullah fil Ardhi". Seperti di masa lalu, kita pernah berjaya selama rentang 13 abad lamanya, dan menguasai 2/3 dunia, serta menjadi mercusuar dunia. 


Namun, sebaliknya bila kita Muslim yang satu ini tetap berpecah-belah dan juga tetap saling bermusuh-musuhan. Maka, kita rapuh dan kian terus terjajah, serta terhina, dan binasa. 


Seperti, kondisi kita saat ini, di berbagai belahan penjuru negeri dan juga di penjuru negeri ini. Hingga kondisi kita laksana anak ayam yang kehilangan induknya. Dan juga bagaikan kebun tanpa pagar. Serta bagaikan menu hidangan di atas meja makan, yang diperebutkan oleh orang-orang yang kelaparan dan sangat rakusnya. 


Karena itulah, bersatu kita teguh, kuat nan kokoh, dan berjaya. Namun, bila sebaliknya kita bercerai-berai dan saling bermusuh-musuhan. Maka kita rapuh, lemah dan terjajah, tertindas serta terhina dan binasa.




Wallahu a'lam bish shawab. 




#IstiqamahBersaudara

#SedulurSaklawase

#UmatIslamUmatYangSatu

#IslamSatukanUmat