Page

Sukses Dan Mulia Bersama Karyawan



Kesejahteraan hidup adalah impian semua orang, karyawan menghabiskan tenaga dan waktu untuk bekerja pastilah dilandasi harapan untuk menyejahterakan diri dan keluarganya. Begitu pula pemilik usaha, bekerja keras semata untuk kebahagiaan keluarga. Siapapun orangnya yang terlibat dalam dunia usaha baik owner maupun pekerja dalam bidang apapun yang dituju adalah kesejahteraan hidup, memperoleh materi dan mendapatkan manfaat dari materi yang didapatnya. Bagi pejuang Islam tentunya harta tersebut digunakan untuk berdakwah atau aktivitas sosial yang membawa manfaat serta kebarakahan.

Karyawan Berhak Sukses

Sudah sering kita dengar kisah sukses karyawan meng-copy paste usaha bosnya, atau seorang karyawan yang membuat jenis bisnis baru dan sukses melebihi bos lamanya.

Bila ditelisik lebih dalam, antara bos dan karyawan memiliki kesamaan yaitu sama-sama makhluk Allah sama-sama hidup di bumi Allah, dan sama-sama menikmati karunia dari Allah. Hanya beda status saja. Perbedaannya pemilik usaha adalah yang menggaji dan karyawan adalah pihak yang digaji. Antara keduanya saling terikat akad dan wajib memenuhi segala akad. Bedanya owner berkewajiban mengompensasi tenaga dengan upah (ujrah) sedangkan karyawan mengompensasi uang dengan tenaga/skill yang ia miliki termasuk di dalamnya waktu dan pemikirannya.

Saat ini ada beberapa kasus posisi karyawan selalu di bawah, terjepit, dihimpit aturan, dikekang dan segala bentuk penindasan lainnya yang tak manusiawi. Hal ini dapat terjadi di dunia industri baik skala besar maupun kecil, seolah karyawan tak berhak untuk sukses, dan seolah karyawan adalah budak bagi tuannya. Apakah memang karyawan ditakdirkan untuk tersiksa? Tentu jawabannya tidak. Karyawan adalah mitra dan bagian terpenting dari kesuksesan kita. Itu artinya semua orang memiliki hak untuk mendapatkan kesuksesan, dan hanya orang yang bersungguh-sungguhlah yang dapat menempuh kesuksesan, baik secara materi maupun kesuksesan lainnya.

Bagaimana caranya?

Tempuhlah dengan jalan yang sungguh-sungguh, ikuti kaidah sebab-akibatnya, bila ingin meniru usaha bosnya, baiknya baik-baik dikomunikasikan agar mendapat dukungan baik dukungan produk juga network, atau barangkali bisa disinergiskan menjadi pendukung bisnis dari bosnya sehingga tercapai keselarasan. Pelajari ilmu bisnisnya dan amalkan (banyak ilmu bisnis yang gratis tanpa perlu bayar mahal-mahal yang harganya terkadang tak masuk akal untuk kalangan pemula), selalu berpikir positif dan bekerja keras dan cerdas juga menempuh jalan keridhaan Allah SWT.

Awali dengan ridha ibu dan bapak dan tebarkan kebaikan pada semua orang semata karena Allah SWT. Jadi insya Allah biar Allah yang membukakan pintu kesuksesan itu, namun jangan lupa tatkala sudah sukses jangan sampai takabur.

Bagaimana Islam memandang seorang pekerja? Islam sangat memuliakan para pekerja. Islam mengajarkan seorang untuk berbelas kasih pada pegawai.

Rasulullah SAW bersabda, ”Janganlah kalian membebani mereka dengan sesuatu yang mereka tidak mampu, jika kalian membebankan sesuatu kepada mereka, maka bantulah”. Terkait upah, Islam menuntut seorang segera memberikan hak pekerja.

Bisa Mulia

Apakah para pekerja tidak bisa mendapatkan kemuliaan? Tentu sangat bisa, karena Allah SWT tidak pernah menjadikan harta sebagai ukuran kemuliaan tapi menjadikan takwa parameternya. Tatkala seorang pekerja beriman pada Allah dan menjalankan tugas-tugasnya dengan baik. Ia bekerja semata mengharap ridha Allah maka ia pantas mendapatkan kemuliaan dari para penghuni langit. Bahkan Nabi SAW pernah mencium tangan kasar seorang pekerja.

Walhasil, dengan kesabaran, keuletan dan ketekunan keberhasilan sangatlah dekat, sukses dan mulia milik semua orang maka berbagilah kepada para karyawan. Hal ini dapat kita lakukan meski khilafah belum tegak dan tidak ada alasan bagi para pengusaha Muslim untuk tidak menyejahterakan para karyawannya. Satu keharusan bagi para pemilik bisnis untuk berpikir keras memajukan mereka dan semoga Allah menambahkan kebarakahan pada usaha kita. Jangan lupa terus berjuang untuk tegaknya syariah khilafah agar kemuliaan dan kesuksesan menjadi sempurna. Wallahu‘alam bisshawab.

Bacaan: Tabloid Media Umat edisi 125 April 2014
---