Page

Kibarkan Panji Islam Kok Dianggap Anti Keberagaman


Sosialisasi bendera Rasulullah SAW atau panji Islam merupakan langkah yang sangat bagus, mengingat akhir-akhir yang lalu sebagian umat Islam merasa asing, takut dan ngeri yang akhirnya memandang negatif, mengaitkan dengan kekerasan dan terorisme terhadap panji dan bendera umat Islam ini. Begitulah opini yang dinginkan oleh musuh-musuh Islam agar umat Muslim jauh, jauh, terus menjauh dari ajaran Islam.

Alhamdulillah, rangkaian awal sosialisasi #PanJiIsIam beserta #IndonesiaMoveUp di beberapa daerah di Indonesa sebagai pemanasan kegiatan kolosal Masirah Panji Rasulullah SAW (Mapara), sedikit banyaknya telah mengubah paradigma salah yang dihembuskan musuh-musuh Islam. Terlihat umat begitu antusias berfoto dan melakukan pawai (masyirah) tanpa rasa takut lagi dengan membawa bendera dan panji Islam. Bendera (liwa) berwarna putih dan panji (rayah) berwarna hitam terdapat kalimat syahadah di dalamnya adalah milik kita, milik umat Islam, benderanya negara (daulah) Islam.

Tentu saja musuh Islam meradang, tidak tinggal diam melihat umat yang damai dan bangga mengibarkan panji Islam tersebut. Melalui editorial di salah satu media cetaknya, pada 29 Maret 2017 mereka menuliskan serangan tersebut.

”Antikeberagaman kian tak terkendali ketika pola pikir yang keliru itu dipaksakan dalam kontestasi politik. Agama yang suci dan sakralpun dibajak lalu dijadikan amunisi untuk menghabisi lawan yang ujung-ujungnya hanya untuk meraup kekuasaan Pilkada DKI Jakarta merupakan contoh gamblang gambaran yang terang benderang betapa anti keberagaman betul-betul menjadi acaman tingkat dewa. Tak cuma orang dewasa, anak-anak telah pula terpapar virus jahat itu. Dalam video yang bertagar #IndonesiaMoveUp yang belakangan di medsos, misalnya beberapa anak berseragam sekolah dasar dengan penuh semangat meninggikan panji-panji agama tertentu.”

Sungguh itu tuduhan yang tidak benar. Pertama, Islam adalah satu agama yang universal, mengatur seluruh aspek kehidupan manusia mulai dari masalah ibadah ritual, cara berpakaian, makanan, ekonomi, sosial, budaya seluruhnya, hingga politik pun ada tatacaranya dalam Islam, lebih tepatnya, Islam adalah sebauh mabda' (ideologi).

Memang Islam adalah agama yang suci, bukan dipaksakan tapi memang mengatur perpolitikan. Seperti halnya ungkapan Imam Al-Ghazali, "Agama dan kekuasaan adalah seperti dua orang saudara kembar, keduanya tidak bisa dipisahkan. Jika salah satu tidak ada maka yang lain tidak akan berjalan dengan sempurna. Agama adalah pondasi sementara kekuasaan adalah penjaganya. Segala sesuatu tanpa adanya pondasi akan rusak dan jika tidak dijaga akan hilang."

Kedua, panji Islam adalah bagian dari ajaran Islam, memang sepantasnya setiap umat Islam memahami, mengetahui panji Rasulnya dan ditanamkan rasa cinta terhadap Allah SWT dan Rasul-Nya, merupakan hal yang seharusnya ditanamkan sejak usia dini.

Ketiga, sesungguhnya panji Islam terdapat kalimat tauhid, kalimat yang mempersatukan umat Islam sebagai satu kesatuan tanpa melihat lagi keanekaragaman bahasa, warna kulit, kebangsaan ataupun mazhab dan paham yang ada di tengah umat Islam. Imam Abdul Hayyi Alkattani mengatakan bahwa jika suatu kaum berhimpun di bawah satu bendera artinya bendera itu menjadi tanda persamaan pendapat kaum tersebut (ijtima'i kalimatihim) dan juga tanda persatuan hati mereka (ittihadi qulubihim). Dengan demikian kaum itu akan menjadi bagaikan satu tubuh dan akan terikat satu sama lain dalam satu ikatan kuat persaudaraan.

Keempat, kenapa pengibaran panji Islam ini dibenturkan dengam Pilkada DKI Jakarta khususnya dan dianggap mendiskriminasikan Ahok? Ini kegagalfokusan yang sangat parah. Ahok sudah jelas dari awal adalah tersangka atas pelecehan atau penghinaan Al-Qur’an, sudah jelas harus dihukum. Kenapa kondisinya saat ini umat malah yang disalahkan? Sekenarionya seperti tak cukup jika sekedar berupaya membersihkan nama Ahok si penista tapi juga harus mampu membekuk umat Islam hingga berbalik menjadi tersangka.

Silakan sebagai umat yang cerdas tentu mampu menimbang perkara ini dengan benar. Sungguh mengherankan, tuduhan antikeberagaman adalah tuduhan tanpa dasar dan merupakan bentuk kebencian yang nyata terhadap Islam.

Bacaan: Tabloid Media Umat edisi 196
---