Page

Intervensi Amerika Melalui Isu ISIS



Mereka Bicara
Intervensi Amerika

Ricky Fattamazaya, Ketua Umum PP Gema Pembebasan:
Isu ISIS, Jalan Masuk Amerika

Neoliberalisasi segala lini adalah target dari ideologi kapitalis demokrasi yang dipaksakan oleh Amerika agar dapat mengeruk seluruh sumber daya alam yang ada di negeri ini. Permintaan merevisi UU Minerba membuktikan kekuatan politik Amerika atas Indonesia sangat nyata dibaca sebagai pemaksaan dan penjajahan.

Saya juga melihat sedikitnya ada dua target yang akan diwujudkan terkait rencana latihan bersama antara militer Amerika dengan militer Indonesia. Pertama, memerangi Islam bukan memerangi ISIS, lihat saja belum apa-apa simbol dan aturan-aturan Islam dikatakan sebagai pemicu lahirnya embri-embrio teroris. Kedua, jalan masuk kekuatan militer Amerika Serikat untuk memperkokoh cengkeramannya atas Indonesia. []

Anton Tabah, Anggota Komisi Hukum MUI Pusat:
Perlu Diwaspadai

Walaupun kita juga anti ISIS tetapi psikologi sosial juga harus diperhatikan. Karena kerap isu ini digeneralisir sehingga terasa seperti mendeskreditkan umat dan ajaran Islam. Psikologis bangsa kita kan seperti itu, jangan ISIS, ISIS, ISIS terus seolah-olah Islam ini jahat sekali. Padahal ISIS ini kelompok kecil saja.

Dan kalau gedung Kedubes Amerika yang baru dengan 16 ribu staf jadi, ini merupakan desain besar, termasuk penempatan 25 ribu pasukan Amerika di Darwin Australia yang jaraknya relatif dekat dengan Indonesia karena tidak sampai satu jam perjalanan udara. Ini ada mata rantai, Indonesia ini kan negara Muslim terbesar di dunia dan akhirat. Makanya perlu diwaspadai, ada agenda apa? Harusnya negarawan seperti DPR dan eksekutif mencermati betul hal hal yang seperti itu, mempertanyakan ada apa? Ini ada tali-temali politik Pentagon. Karena Amerika sangat khawatir dengan terjadinya benturan peradaban seperti yang diteorikan Samuel Huntington. []

Adhie M Massardi, Jubir Presiden era Abdurrahman Wahid:
Mencerminkan Kebodohan Pemerintah

Ajakan Amerika agar melakukan latihan militer gabungan untuk perangi ISIS di Indonesia, menurut saya, merupakan pemyataan yang tolol tapi arogan. Padahal beberapa pejabat Amerika, dan juga mantan Menlu Amerika Hillary Clinton sudah menyatakan bahwa ISIS itu produknya Amerika. Tiba tiba sekarang Amerika mengajak kita latihan militer gabungan untuk menumpas ISIS. Sebenarnya kalau Amerika mau menghentikan gerak ISIS ya hentikan saja suplai logistiknya. Kalau kita mau ikut latihan gabungan menumpas ISIS, itu mencerminkan kebodohan pemerintahan kita sendiri. []

Tun Kelana Jaya, Kantor Media Pusat (CMO) Hizbut Tahrir Asia Tenggara:
Mencegah Khilafah yang Sesungguhnya

Dengan isu ISIS, Amerika sekarang mendapatkan peluang besar untuk terus mengecohkan pemahaman kaum Muslimin dari pemahaman Islam yang sesungguhnya. Alat bantu yang paling efektif tentu saja dengan menggunakan keberadaan pasukan khusus seperti Densus 88 yang dilatih Amerika tersebut. Dengan Operasi yang dilakukan Densus 88, Amerika memberikan kepastian kepada kaum Muslimin di Indonesia bahwa ISIS itu bukan hanya ada di Irak ataupun Suriah tetapi di Indonesia. Dan Amerika meyakinkan juga ISIS di Indonesia berbahaya.

Untuk memberikan efek yang lebih besar tentu saja tidak cukup sampai di situ, harus ada dukungan kuat dari militer. Makanya, ada rencana latihan gabungan antara militer Amerika dengan TNI. Bila kita lihat dalam kacamata kesadaran politik (wa'yu siyasi), adanya latihan gabungan militer Amerika dan TNI untuk memerangi potensi-potensi besar ISIS, bukanlah ISIS-nya itu, tetapi ISIS hanya sebagai pintu masuk untuk mempengaruhi pemerintah Indonesia untuk mencegah berdirinya khilafah yang sesungguhnya. []

Sumber: Tabloid Media Umat edisi 148, April 2015
---