Page

Jahatnya Ambisi Amerika Kuasai Gunung Emas Papua



Sejak awal, Amerika menghalalkan segala cara untuk dapat menguasai tambang emas di Papua. Rekam jejak kejahatannya dipaparkan Direktur Institut Ekonomi Politik Soekarno Hatta (IEPSH) Hatta Taliwang kepada wartawan tabloid Media Umat Joko Prasetyo. Berikut petikannya.

Bagaimana awalnya Amerika bisa menjarah tambang emas kita di Papua?

Berawal dari penemuan gunung yang umumnya disebut gunung tembaga, ditemukan oleh ahli Belanda pada 1936, namanya Jean Jacques Dozy. Ke publik dia nyatakan itu gunung tembaga. Tetapi ketika dikejar oleh Allen Welsh Dulles -Dulles itu kepala intelijen Amerika (CIA) yang paling berpengaruh di kala itu- Dozy mengakui yang ditemukannya sebenarnya adalah gunung emas meski tembaga pun melimpah di sana.

Itulah gunung yang dinamai Ertsberg. Lalu ditemukan lagi gunung emas yang lima kali lebih besar yang diberi nama Grasberg.

Sejak Dulles mengetahui terdapat dua gunung emas di Papua, maka dia berambisi menguasai pulau Papua. Akibat ambisi Dulles banyak korban jatuh.

Siapa saja?

Sekjen PBB Dag Hammarskjold, mati dalam operasi intelijen pada kecelakaan pesawat yang ditumpanginya di Zaire pada 1961. Karena dia punya program untuk menyejahterakan rakyat Papua. Ini dianggap oleh Dulles akan mengganggu ambisinya.

Presiden Amerika John F Kennedy...

Presidennya sendiri? Mengapa?

Dulles ini adalah intel yang sudah tua, senior, ketika Kennedy lahir, Dulles sudah menjadi intel. Jadi pengaruhnya jauh lebih besar Dulles ketimbang Kennedy. Jadi siapa saja yang dianggap menghalangi kepentingan Amerika, termasuk presidennya sendiri ya akan dihabisi.

Kennedy menolak menjarah emas di Papua?

Kennedy tidak tahu ada gunung emas, nggak ngerti dia. yang tahu itu si Dulles. Kennedy sendiri sampai kematiannya dianggap tidak tahu ada gunung emas di Papua.

Jadi?

Begini, Kennedy kan bersahabat dengan Soekarno. Sehingga Kennedy beranggapan Soekarno ini harus dibantu untuk memperkuat Indonesia karena saat itu Amerika sedang berperang dengan Vietnam yang komunis itu. Supaya tidak terjadi efek domino, bila Vietnam jatuh jangan sampai Soekarno jatuh.

Lalu Kennedy berkeinginan ada Plan Action, program aksi untuk membantu Soekarno. Tetapi inipun oleh Dulles tidak disukai, karena itu artinya Soekarno akan menjadi kuat. Padahal Dulles sudah merancang pemberontakan di Indonesia agar Soekarno jatuh...

Maka, melalui operasi intelijen, CIA membunuh Kennedy pada 22 November 1963 saat kunjungan ke Dallas, Texas.

Bagaimana cara CIA menjatuhkan Soekarno dari kursi RI satu?

Ya, Soekarno harus disingkirkan, karena CIA mengganggap orang ini susah diatur. Jadi Dulles yang merancang pemberontakan di tahun 1950-an dan seterusnya, agar Soekarno jatuh. Pemberontakan-pemberantakan tersebut dibantu CIA itu. Tetapi orang daerah kita sendiri belum tentu paham permainan ini, bahwa ada misi besar...

Tapi Soekarno masih bertahan, untuk melunakkan hatinya maka CIA pun berbalik mendukung Indonesia merebut kembali Papua. Makanya, Indonesia dapat merebut kembali Papua dengan damai sehingga tidak terjadi perang dengan Belanda.

Perang, Komodor Yos Sudarso pahlawannya...

Itu baru perang-perangan, akhirnya tidak jadi. Panglima Mandala Soeharto kan cuma sebentar, ditarik. Memang sempat ada korban, yaitu Komodor Yos Soedarso, dsb tapi itu di awal doang.

Iya, mustinya memang perang, Soekarno bilang rebut Papua, dengan istilah Trikoranya. Tetapi kan perangnya tidak jadi karena terjadi perdamaian lewat operasi intelijen CIA sehingga pada 1 Mei 1963 Papua masuk wilayah Indonesia, tetapi ada semacam perjanjian atau komitmen, Amerika bisa mengelola tambang emas oleh perusahaan emas dari Amerika.

Apa yang membuat Belanda melepaskan Papua?

Karena ditekan oleh Amerika, dengan bilang kalau kau terus bertempur kami tidak mau bantu Anda lagi.

Tapi setelah Papua digabungkan ke Indonesia, Soekarno tetap tidak mau, tak mau ada pemodal asing berkuasa. Dia menolak saat para pengusaha Amerika Serikat hendak membuka usaha tambang di Papua.

Maka, dengan operasi intelijen CIA yang sekarang kita kenal G 30 S PKI, kan melambungkan nama Soeharto dan menjatuhkan Soekarno. Lalu Soeharto jadi presiden. Baru saja jadi presiden, pada akhir Nopember 1967, Soeharto mengirim tim ekonomi ke Jenewa. Tim ekonomi tersebut dipimpin Sri Sultan, Adam Malik, Widjojo Nitisastro, yang belakangan disebut sebagai Mafia Berkeley itu.

Mereka ikut forum tingkat tinggi para pemilik modal atau para kapitalis global. Pemimpin pertemuan itu Rockefeller, kapitalis terkaya sedunia, mengajak teman-temannya berkumpul dengan mafia Berkeley tersebut. Bahasa yang digunakan, menurut Pak Kwik Kian Gie, bahwa Rockefeller seakan teriak ke teman-temannya, ”Hore teman-teman, ini ada tangkapan besar...”

”Tangkapan besar" yang dimaksud adalah Indonesia yang sudah jatuh dan tidak dalam kekuasaan Soekarno lagi. Kejatuhan Soekarno inilah yang membuat para kapitalis global membagi-bagi kekuasaan di Indonesia untuk ekonomi. Misalnya, Jepang kebagian hutan-hutan di Kalimantan dan Sumatera; Prancis dapat Blok Mahakam; dan lainnya, termasuk gunung emas di Papua diurus oleh Amerika dengan kontrak karya yang sangat merugikan lndonesia.

Mengapa Soeharto mau?

Mungkin belum tahu betul apa yang terkandung di Ertsberg maupun di Grastberg, jadi asal tanda tangan saja kali waktu itu. Kontrak karya kan akhirnya dipersoalkan terus sampai sekarang karena sangat merugikan Indonesia. Apalagi sekarang, sudah ditemukan lagi sumber yang baru.

Jadi, wajarlah bila kontrak yang akan berakhir pada 2021 itu kembali ke Indonesia. Tapi bermunculanlah suara, "Indonesia tidak bisa mengelola," itu lebih dari 90 persen yang kelola Freeport adalah teknisi Indonesia. Kalau secara teknik sudahlah jangan ragukan orang Indonesia.

Kedua, katanya kita tidak punya modal. Lho, tinggal agunkan saja gunung emas itu. Toh, mereka juga sudah tahu hasil penelitiannya. ... Jadi tidak ada alasan duit. Yang ketiga, alasan manajemen. Yang jadi manajer-manajer Freeport kan anak-anak Indonesia juga. Bahkan sekarang Direktur Utama Freeport Indonesia kan orang Indonesia malah.

Stop saja kalau begitu, lantas mengapa pemerintah malah memberi sinyal akan memperpanjang?

...ini menyangkut harta karun yang luar biasa, harap maklum, Amerika tentu tidak akan membiarkan. ... Apalagi sekarang Amerika sudah pasang-pasang marinir di Australia dan lainnya, itu sudah jelas Amerika mau kawal berakhirnya kontrak Freeport. "Jangan macam-macam lo," kira-kira begitu kata Amerika. Sehingga Amerika ingin mendikte peralihan ini.

Makanya, pemerintah Indonesia, yang menurut UU baru boleh bahas kontrak dua tahun sebelum 2021, malah dari sekarang memberikan sinyal perpanjangan. Datangnya Jokowi ke Amerika kemarin pastilah membicarakan itu juga. Karena Amerika ingin kepastian bisnisnya dari sekarang juga.

Bacaan: Tabloid Media Umat edisi 161, Nopember 2015
---